Sabtu, 31 Oktober 2020

Don't

 Oleh: Desma H., S. Pd.


Do not break,

The boy is also a human being.

Jumat, 30 Oktober 2020

Anak Pertama

 Oleh: Desma H.


Anak pertama adalah percobaan. Salah asuh atau tepat asuh akan terlihat beberapa tahun kemudian. Anak terakhir adalah simbol kepasrahan. Belajar dari salah asuh anak pertama, anak terakhir dibiarkan. Ternyata, lebih fatal. Tuhan, ampuni aku yang hanya bisa menyimak. Berkomentar sedikit, dan memohon ampun. Semoga kelak aku tak demikian.



30.10.2020

Kamis, 29 Oktober 2020

Seperti

 Oleh: Desma H.



Seperti telah kusiapkan kuburan untuk wajahku,

Sedang rangka masih ingin berlari, namun jiwa telah dijerat,

Nisan telah dipancang, waktu sekian dan sekian,

Mungkin langit tak sempat kusapa, 

Juga senyummu,

Yang perlahan pudar.



Sudah siap badan tertanam, 

Usai ini kemana badan diceritakan?

Lost

 Oleh: Desma H.



Pada akhirnya, aku menganggap semua tiada.

Urusan ini, itu, mereka. Kubiarkan. 

Hingga kemudian, aku pun hilang.




30.10.2020

Rabu, 28 Oktober 2020

Menara



Oleh: Desma H.


Paling suka melihat menara. Karena pongahnya menusuk langit. Menara ini sempat kucari-cari, karena tetiba menghilang saat kuberada di Islamic centre. Batinku menyatakan bahwa, tempatnya memang di sana, dan baru beberapa bulan lalu dalam proses pembangunan, masak iya dipugar?

Syukurlah, tak lama dari itu aku mengurus NPWP. Melihat menara dari sisi lain. Aku baru sadari, bahwa sesungguhnya ini menara Al Furqon. Patut tak kutemukan di Islamic. Semakin tua. Ingatanku merapuh.
Kucatat di sini, agar kelak teringat, insyaaAllah.


28.10.20.

Patah

 Oleh: Desma H.



Selamat berakhir, cinta.

Kutak akan biarkan bertunas.

Selamat sakit, wahai hati.

Biar diuji, setangguh apa.

Selamat patah, langkah.

Bernyawalah selagi mata dinyalakan, 

Jangan tidur, karena esok adalah hari baru.


Dimana aku lupa masa lalu,

Dan semua, tentangmu.

ruang pemberhentian,

kusimpan di pagar rumah,

jika bersedia mampir, sapa saja.



Aku sudah lupa, luka, suka,

dan kita.



28.10.20

Selasa, 27 Oktober 2020

Sarjana Webinar

 



Oleh: Desma H., S. Pd.


Mengikuti perkembangan zaman yang makin menggila, tingkat stres meninggi. Dalam lingkup yang itu-itu saja, manusia tetap dituntut menjadi kreatif. Komunitas yang berpikir dan berkembang. Setelah manusia resmi "dikandangkan", maaf istilah yang mubazir untuk disebutkan, tapi memang demikian adanya.


Hanya kepintaran dan kebadungan para manusia, sehingga istilahnya digeser sedikit menjadi "karatina". So, what did we get after joining this quaratine? Bagi manusia rebahan, mungkin bisa melihat, berapa luas pulau yang dicipta pada bantal penyangga kepala. Bagi kaum sleeping beauty lovers, mungkin bisa merangkum berapa banyak impian yang digagas, tapi mencapainya entah kapan.


Nah, bagiku sendiri. Kaum pemburu webinar, haha! Berapa lembar sertifikat yang sudah kuunduh? Padahal, sejatinya aku suka sekali ikut webinar dalam rangka take the knowledge. Karena tak sembarang webinar yang kuikuti. Dan, Tuhan takdirkan semua berdasarkan niat kita, Teman. Dari sekian banyak webinar yang kuikuti, mungkin sertifikat yang kudapat hanya 1 sampai 2. Wadidawwww! 


Tapi, dari hati yang paling dalam, aku menyulut semangat. Ada new insight yang kudapat. Lihat saja nanti. I will break the limit. I will not stay in the cage. I will fly and fly. Webinar internasional tentang pendidikan adalah yang terkenang. Dengan logat india para pemateri menyampaikan topik. Kepala geleng-geleng, seperti aktor pada film india biasanya. Uniknya meskipun lewat zoom, para peserta tidak ditampilkan. Aduhai, hanya bisa melihat para pemateri rupanya. Padahal aktivitas iseng dengan rasa ingin tahu yang full, mengintai penampakan peserta lain adalah peristiwa yang bisa dilakukan sebagai obat garing. Tak apalah, hikmahnya aku membuat obrolan sendiri di group WA dengan teman-teman satu kampus terkait webinar itu.


Obrolan beragam, mulai dari Sahrukh Khan, sampai ke Mohabbatein. Mengomentari pelafalan bahasa inggris mereka, sampai gesture. Bagaimana dengan materi webinar? Tidak kami bahas. Mendekati penutupan, seperti biasa masih ada harapan wajah peserta semua muncul, kemudian foto bersama. Tapi kemudian blup, zoom diakhiri. Olala...tanpa kata pisah, kami tercampakkan. 

"Sudah, gitu aja?"

"Terus, sertifikatnya gimana?"

"Kok tahu-tahu dimatiin zoomnya."

"Haha!"

Kami membanjiri group WA dengan tawa. Untuk ke depannya, mengikuti webinar internasional harus lebih teliti lagi. 


Lampung Selatan, 28.10.2020

Senin, 19 Oktober 2020

Cardinal and Ordinal Numbers

 By: Desma H., S. Pd.



Cardinal numbers:

One, two, three, four, and the next numbers.


Ordinal numbers:

First, Second, third, fourth, fifth, sixth, seventh, and the next numbers.


Now, please do the exercise below. Write down your complete name and class. Please choose either cardinal or ordinal numbers to complete the following sentences.


Exercise:

1. Aisyah won the (one/first) prize last tournament.

2. I have (two/second) pairs of shoes.

3. The food court is on the (three/third) floor.

Teknik Pengembangan Ornamentasi Melodis dan Ritmis Lagu dalam bentuk vokal Solo/Tunggal

 Oleh: Desma H., S. Pd.



Ornamentasi berasal dari Bahasa Inggris, ornamentation adalah penambahan ornamen atau hiasan. Dalam musik, ornamentasi berupa penambahan nada-nada tertentu dengan tujuan untuk memberikan hiasan pada melodi dan harmoni utama sebuah lagu.


Ornamentasi tidak mengubah melodi dan harmoni utama sebuah lagu, karena hanya memberikan hiasan dengan aksesori yang relatif kecil. 


Ornamen dibagi menjadi 2 macam, melodis dan harmonis. Macam-macam ornamen melodis di antaranya trill, morden, turn/grapeto, appoggiatura, aciakatura, dan kadenza.


Ornamen harmonis ditambahkan secara vertikal mengikuti garis harmoni. Ada beberapa metode ornamentasi harmonis, di antaranya ornamentasi akor dan ornamentasi irama.


Ornamentasi vokal adalah sebuah upaya untuk memberi hiasan dengan memanfaatkan seni vokal yang dimungkinkan.


Ada beberapa jenis ornamentasi dalam seni vokal tunggal, di antaranya soft distorsi dan distorsi, vibrato, echo, tremolo, dan falsetto/kopste.



Tugas Kelompok.

Apakah yang dimaksud dengan distorsi, vibrato, dan echo?


Tulis hasil diskusi kelompokmu pada kolom komentar. Sertakan juga nama lengkap anggota kelompokmu. 

Terimakasih.




Kamis, 15 Oktober 2020

TAFSIR Q. S. AL-MUTHAFFIFIN (1-36)

 



Oleh: Desma H., S. Pd.


Ibnu ‘Abbas berkata,

“ Ketika Rasulullah SAW tiba di madinah, penduduknya adalah termasuk orang yang paling buruk dalam menakar, maka turunlah firmanNya. Setelah itu mereka menakar dengan baik.”


Pada ayat 1-3, membahas perilaku orang-orang yang curang. Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini adalah, mereka yang mengurangi takaran untuk orang lain, sedangkan jika mereka mendapatkan takaran dari orang lain, mereka meminta untuk melebihinya. Dengan katalain,pertilaku curang di sini adalah, membuat orang lain merugi.


Allah telah menghancurkan kaum Nabi Syu’aib dan membinasakan mereka, sebab mereka berlaku curang dalam timbangan. Pada ayat 4-6, dipaparkan jelas tentang hal ini. Allah memberikan ancaman, bagi mereka yang berbuat kecurangan, bahwa kelak mereka akan dibangkitkan. Keseluruhan perbutan akan diminta pertanggungjawabannya.


Ayat 7-8, Allah menyampaikan peringatan tentang tempat kembali bagi orang-orang yang curang. Yaitu neraka Sijjin. Bagaimana penampakan neraka Sijjin? Sudah terceritakan pada ayat 8. Sedangkan pada ayat 9-15,Allah menceritakan tentang orang-orang kafir yang mendustakan hari pembalasan.


Orang yang menedustai hari kiamat adalah orang yang melampaui batas dalam perbuatannya. Mengonsumsi makanan haram. Jika bicara, berdusta. Andai berjanji, mengingkari. Firman Allah dianggap mereka hanya sebagai dongeng orang terdahulu.


Padahal sejatinya, keadaan tidaklah seperti yang mereka duga. Al-Qur’an adalah firman Allah,dan wahyu yang diturunkan kepada RasulNya. Karena dosa yang banyak pada diri seseorang, maka Allah menutup mata hatinya untuk mengimaniAl-Qut’an dan mengikutinya. Maka pada ayat ke-17, Allah tegaskan kembali: …Inilah azab yang dahulu kamu dustakan.


Sedangkan pada ayat 18-36, memaparkan tentang balasan bagi orang-orang yang beriman. Senantiasa melakukan kebaikan. Menjalankan kehidupan, sesaui ap yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an. Mereka mendapatkan kenikmatan abadi di surga-surga, yang di dalamnya terdapat keutamaan yang merata.


Pada wajah mereka terpanjar kebahagiaan dan ketenangan. Diberi minuman di surga. Ada anjuran kembali di sini, bahwa setelah mengetahui peringatan ini, sudah sepatutnya umat manusia berlomba-lomba untuk mendapatkan kenikmatan abadi surga.


Dahulu, saat di dunia, orang-orang pendosa selalu menghina, iri, dan dengki pada orang mukmin. Maka di hari pembalasan, semuanya menjadi semakin jelas. Orang beriman mendapatkan balasan yang baik atas kesabaran mereka di dunia. Begitu pula orang pendosa, mendapatkan balasan yang setimpal. Di saat itulah mereka baru menyesal.



Sumber Bacaan: Mudah tafsir Ibnu Katsir: Maghfirah Pustaka

Webinar

Ini bukan penjelasan tentang webinar, Kawan. Hanya ungkapan keluwesan perilaku seorang aku terhadap tiga webinar hari ini. Dalam waktu bersamaan harus kugerayangi materinya.

Webinar nasional sastra dari dinas perpustakaan kota Riau, kuposisikan di laptop. Aman, karena ini yang harus kuseriusi. Webinar ke dua, internasional. Dari SEAMEO. Pembelajaran daring di era pandemi. Keren bahasannya. Memperhatikan aksen dari negara non Inggris, pronunciationnya lebih mudah ditangkap. Webinar ke 3, tentang pembuatan proposal penelitian agar sukses mendapat pembiayaan dari lembaga tertentu, Universitas Abdurachman Situbondo, melalui zoom. Webinar 3 dan 3, akses lewat HP. Kalau kondisi seperti ini, ingin sekali mempunyai laptop satu lagi.


Akhirnya kondisi menggelikan ini membawa dampak. HP ku lemota tralala. Laptop panas, karena beraktivitas berjam-jam. Kepalaku sakit. Malam, dapat tugas materi BPI. Tugas Liksitera, tema Pemuda. Karena deadline Cinderela, maka kudahulukan satu tugas BPI, Liksitera, baru BPI part 2.


Allahu akbar, alhamdulillah, puisiku rampung juga. Setelah ditunggui oleh pak pj. Menu kecil, yang juga merupakan Ketum FLP Sumsel. Uniknya lagi, menit terakhir sebelum pengumpulan, beliau tak muncul. Mungkin sudah tertidur. Waktu cinderela, yang masih berjaga ya hanya Cinderela dan pangerannya. Kemudian berkejaran dengan waktu, tertinggalah sepatu kaca. Cling, cinde raib. Sepatu jadi benda keramat yang dirindukan oleh pangeran tampan dari negeri suka-suka.


Padahal tadi siang, ada bincang khusus dengan sobatku yang hobinya menguliti buku. Cinderela sebenarnya kisah nyata, sepatunya ada tersimpan di museum di sana lah. Namun, beredar di masyarakat, kisahnya juga bertambah bumbu.


Back to my three amazing webinar. Kemarin ikut international webinar from India university. Lebih dramatis lagi. Nggak ada closing statement. Tahu-tahu salam penutup, terus mati zoomnya. Kami, Peserta dari Indonesia, bingung. Kemudian tertawa. Sudah-sudahlah, besok lagi harus dicermati.



Cordova, era suka-suka.

Liksitera





Perkara Liksitera adalah cinta. Yang hanya penghuni bilik itu, mampu menjabarkannya. Pada waktu tertentu kita menghentikan gerak pena. Tepat di pergantian hari kita merasa lega.


Seperti itulah cinta kita, pada puisi nan kita susun layak suhuf-suhuf. Digelontorkan pada kurator. Kemudian kita terhenyak saat memandangi angka-angka. Aduhai, kita belum jadi paus sastra. Mungkin masih sebatas teri. Tapi, biarlah. Teri juga renyah berkawan kacang tanah dan cabai merah. Mengunyah nasi panas, ber huhhah, tapi tak mengurangi pedas.


Warna cinta begitu pula. Kita sembunyikan dalam puisi teramat rapi. Pada cinta yang terlanjur terjangkit. Kiranya mudah melerai, biarkan secara berkala. Agar tiada gontai, saat pengelana ini kembali tempuh pengembaraannya.


Suatu ketika, puisi takkan lagi dinamai. Tak bisa lagi dimaknai. Karena penopangnya, telah patah dikerumuni rayap dan dosa. Mari tidur, setelah juang panjang meramu puisi dengan tema yang menggila. Sehingga pertapaanku tak bisa melipat kata menjadi bait menghujam.


Sepertinya kurator esok, tak kapok meletakkan namaku kembali pada urutan terbawah. 



Cordova, era corona, midnight.

Kanjuruhan





Kampus yang belum pernah kupijak, namun sudah hampir dekati akhir. Sepertinya itu doa kami semua, mahasiswa PPG yang sudah mabuk dengan serentet modul dan tugas. Menyelesaikan tagihan yang harus diunggah hingga waktu Cinderela. 


Pernah suatu ketika, karena lelah bertaut di badan. Selepas sholat Isya, kubaringkan kepala di bantal yang sudah bertumpuk. Tak berniat tidur. Namun kuasa Allah, sampai juga raga memejamkan mata dan terjaga di pukul 23:30 WIB. Batas waktu pengumpulan adalah 00.00 WIB. Belum lagi proses masuk ke LMS, memerlukan 30 menit.


Lekas terjaga, sembari beristighfar. Hati gusar, namun ada di sisi lain mencoba menenangkan.

"Yanti, ini hanya urusan dunia."

Kamudian kembali damai. Tetap kukerjakan tugas yang harus dikumpul. Aku harus turun ke ruang tamu, untuk mengerjakannya. Laptop masih berada di sana, bersama tumpukan buku-buku.


Malam sudah hening. Berjibaku dengan kata ditambah gelisah di dada, tentunya membuat pikiran makin semrawut. Dengan sangat terpaksa, kukirimkan pesan wa kepada dosen pembimbing. Diawali permohonan maaf, sampai pengakuan dosa bahwa badan memang kelelahan, kemudian ketiduran, dan baru terjaga di waktu nyaris dekati batas. Hingga berjanji takkan ulangi. Tentu pesan itu tak dibalas. Dibaca pun tidak. Kebanyakan golongan nanusia masih melilit mimpi pada jam tersebut. Kisaran setengah tiga mungkin baru terjaga.


Tugas selesai dikerjakan pukul 01.00 WIB. Kuunggah tugas dan selesai setengah jam kemudian. Segera kuberingkas, dan kembali ke kamar, di lantai 2. Melihat langit terbentang, berselimut kelabu tipis, gemintang sembunyi. Aduhai, perasaanku berkecamuk. Apa daya terkait tugas. Sudah kuusahakan. Pasti Allah juga punya alasan, menakdirkanku tertidur di kala teman-teman lain masih bergerilya mengerjakan tugas.


Kuintip percakapan di group wa. Beberapa jam yang lalu semua ramai berbincang tentang tugas. Tentu aku masih berkawan lelah dan berada di dunia entah. 


Menjelang subuh, wa terbalas. Beliau menyampaikan tugas bisa dikumpul pagi hari. Lega sekali, ada permakluman. Namun segera kujawab, bahwa telah kukumpulkan tugas sekitar pukul setengah dua tadi. Menyampaikan terimakasih. Selesai. 




Cordova, era corona, PPG Unikama.

September-Oktober 2020

Rabu, 14 Oktober 2020

Ilustrasi

 



Oleh: Desma H., S. Pd.



Ilustrasi adalah gambar yang memperjelss ide cerita atau narasi. Tujuan dari gambar ilustrasi adalah memperkuat, memperjelas, memperindah, mempertegas, dan memperkaya cerita atau narasi.


Fungsi dari gambar ilustrasi dapat juga dimanfaatkan untuk menghidupkan sebuah cerita. Gambar ilustrasi yang baik adalah ilustrasi yang dapat nerangsang dan membantu pembaca untuk berimajibasi tentang cerita. Ilustrasi sangat membantu mengembangkan imajinasi dalam memahami narasi.


Objek gambar ilustrasi dapat berupa gambar manusia, hewan, dan tumbuhan. Gambar tersebut dapat berdiri sendiri atau gabungan dari berbagai macam objek yang berbeda. Objek gambar disesuaikan dengan tema cerita atau narasi yang dibuat.


Gambar ilustrasi dapat dibuat dalam bentuk cerita bergambar, karikatur, kartun, komik, dan ilustrasi karya sastra berupa puisi atau sajak. Gambar ilistrasi dapat berwarna atau hitam putih saja. Pembuatan gambar ilustrasi dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan menggunakan teknologi digital.


Itu tadi sekilas tentang gambar ilustrasi. Sekarang, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini. Silahkan tulis jawaban di kolom komentar.

1. Menurutmu, apakah fungsi dari gambar ilustrasi?

2. Dimanakah kita dapat menemukan contoh gambar ilustrasi?

3. Apakah gambar ilustrasi memiliki nilai jual?



Sertakan juga nama dan kelasmu, agar mudah mendatanya. Semangat berkarya!

Selasa, 13 Oktober 2020

Malam

Belum tidur. Padahal sudah pukul 23:58 WIB. Bahkan waktupun melagukan perjuangan. Ada longgar yang hadir. Di luar angin dingin. Langit tenang. Selaput kelabu melapisi. Sehingga gemintang leluasa sembunyi. Suara layangan yang tadi masih ada sebelum isya, telah purna tugas. Mungkin esok kembali melangit. Sepanjang benang terulur. Maka sayap membentang dikerumuni angin. Terus hingga batas gulungan, bertali mati.


Bagaimana kabar diri? Padat sekali beberapa bulan belakangan ini. Alhamdulillah, terlintasi dengan lancar

 Aamiin...


Minggu, 11 Oktober 2020

Mengenal Sudjojono

 



Oleh: Desma H., S. Pd.



Pelukis besar kelahiran Sumatra Utara, 14 Desember 1913 ini sangat menguasai teknik melukis. Sudjojono atau lebih dikenal dengan nama Pak Djon, adalah guru bagi beberapa pelukis Indonesia. Dia adalah kritikus seni rupa pertama di Indonesia. 


Pak Djon lahir dari keluarga transmigran asal Pulau Jawa. Buruh perkebunan di Kisaran, raja pejuang Batak melawan kolonialis Belanda Sumatra Utara. Djon menamatkan HIS di Jakarta. Melanjutkan SMP di Bandung, dan SMA di Yogyakarta. 


Sudjojono yang berbakat melukis, banyak membaca tentang seni lukis modern Eropa. Pada 1937, beliau ikut pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Beliau mendirika Persagi (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia), 1937. Sebuah serikat yang kemudian dianggap sebagai awal seni rupa modern Indonesia. Beliau dijuluki sebagai Bapak Seni Lukis Indonesia Baru.


Ciri lukisannya, kasar, goresan dan saluan bagai dituang begitu saja ke kanvas. Objek lukisannya lebih menonjol pada pemandangab alam, sosok manusia, serta suasana. Pemilihan objek itu lebih didasari hubungan batin, cinta, dan simpati. Sehingga tampak bersahaja.


Lukisannya berjudul: Di Depan Kelambu Terbuka, Cap Go Meh, Pengungsi, dan Seko. Ada beberapa karya pesanan yang dibanggakan. Diantaranya, pesanan gubernur DKI, yang melukiskan adegan pertempuran Sultan Agung melawan Jan Lieterszoon Coen, 1973. Berukuran 300.310 meter, dipajang di museum DKI Fatahillah.


Beliau menerima anugerah seni tahun 1970. Meninggal pada 25 Maret 1985 di Jakarta. Karya-karyanya masih dipamerkan di beberapa tempat, antara lain: Festival of Indonesia (USA, 1990-1992), Gate Foundation (Amsterdam, Holland, 1993), Singapore Art Museum (1994), Center for Strategic and International Studies (Jakarta, Indonesia, 1996), ASEAN Masterworks (Selangor, Malaysia, 1997-1998).



Tak Sengaja

Saat itu aku membuatmu menangis. Kemudian, aku pun menangis. Sampai sekarang, jika mengingat, aku selalu menangis.

Luka yang belum sembuh.

Jumat, 09 Oktober 2020

Da Conspiracao

 



Judul Buku: Da Conspiracao

Penulis        : Afifah Afra

Tebal buku : 632 halaman

Penerbit      : Afra Publishing

Tahun terbit: 2012



Buku kelanjutan dari De Liefde ini menghadirkan cerita yang makin rumit. Berfokus pada perjalanan hidup Rangga di pengasingan. Bertemu dengan tokoh-tokoh baru yang akhirnya juga membersamai Rangga dalam perjuangannya untuk rakyat pribumi.


Prolog yang dimunculkan di awal tentang peperangan Mosalaki, Raja pribumi di sana dengan Belanda. Terbunuhnya Mosalaki yang sangat tersohor ini menjadi awal runtuhnya pertahanan kaum pribumi. Mosalaki yang terkenal kebal peluru, tak bisa mati, akhirnya menemui ajal. Bagaimana kelanjutannya? Semakin seru memang, dan satu catatan penting, sebaiknya buku ini memang dikuliti sampai habis. Jangan lewatkan selembarpun, agar kisahnya tetap terjalin. Sehingga tak bingung nantinya. Karena tokoh-tokoh baru, dengan nama-nama yang unik, akan memperkaya wawasan kita dengan ragam karakter mereka.


Selain itu, ada tambahan bahasa daerah juga di sini. Jadi menambah pengetahuan ragam bahasa pembaca akhirnya. 


Buku ini yang paling tebal dibanding dua buku sebelumnya. Kisahnya makin runyam. Sangat menggambarkan betapa terjajah sekali kaum pribumi kala itu. Bagi Rangga, seorang interniran, tentulah tak banyak yang bisa ia kerjakan. Segala dibatasi, ruang gerak pun tak bisa terlalu jauh dari rumah pengasingan. Namun, ia adalah sosok cendekia yang bisa mengelola kemampuannya dengan bijaksana. Bersama dengan orang-orang baik di sekitarnya, ia pun ikut mengajar bersama Maria di sekolah sederhana yang didirikan oleh Tuan Bob, seorang katolik yang taat. Meskipun berbeda keyakinan, mereka tetap rukun. Dan berjuang bersama untuk rakyat Ende. Bahkan, saling mendukung. Rangga mengajarkan tentang Islam bagi penduduk di sana yang mengaku Muslim namun tak pernah tahu bagaimana beribadah sebenarnya.


Perjuangan Rangga berlanjut pada ide pendirian koperasi. Hal ini dipicu oleh kegelisahannya melihat para nelayan yang sangat ditindas oleh keadaan. Mereka harus membayar sewa kepada pengusaha Tionghoa untuk kapal-kapal yang mereka gunakan melaut. Hasil tangkapan ikanpun kembali dijual kepada pedagang itu dengan harga yang murah. Tan Sun Nio, adalah gadis Tionghoa yang cerdas. Seorang pengusaha kaya yang mewarisi kekayaan kakaknya sebesar 3 juta gulden lebih. Ia yang melaksanakan sumpahnya karena gagal menikah dengan Daniel Lim. Ternyata keberangkatannya ke Ende, malah menjadikan ia terjerumus pada permainan maut yang sudah dimulai oleh almarhum kakaknya. Bisnis ganja. Seorang Tan Sun Nio hanya bisa mengikuti alur, dengan tetap berpegang pada prinsipnya. Sejatinya ia orang baik, namun terpenjara dengan lingkungan yang menjadikannya kerap memakai kekayaan untum menyuap para pejabat dan juga orang-orang di sekitarnya. 


Buku setebal 600 halaman lebih, tentu tak bisa tuntas hanya diceritakan di sini. Sebaiknya memang dibaca sendiri. Rasakan pergolakan batin setiap tokohnya. Kemudian jagalah rasa nasionalisme yang perlahan tumbuh di sanubari.


Penyajian kisah di buku ke-3 ini, langsung dari sudut pandang Rangga dan Tan Sun Nio. Ada kisah cinta yang haru juga diantara mereka. Bagaimana akhirnya? Miris. Kisah-kisah pendukung adalah para bajak laut, Djanggo da Silva, Mari Nusa, Maria, Zondag, Abdullah, Ramos, dan tokoh lainnya yang memadatkan cerita ini.


Pada akhir yang pilu, Rangga kehilangan ingatan, setelah melintasi perjuangannya lolos dari sekapan Djanggo da Silva, yang memenjarakannya dalam goa gelap bersama seeokor phyton yang siap melumat tubuhnya. Rangga dalam kebingungan, dilamar oleh Tan Sun Nio. Dalam kelebat pikirannya masih melintas wajah Everdine, istrinya dan juga Sekar Prembajoen, adik sepupunya. Tapi ia tak ingat, siapa saja mereka.


Akhir kisah, Rangga yang dinyatakan terlibat dalam kerusuhan antara Belanda dan pasukan bajak laut, kembali diasingkan ke Digoel. Ia hanya pasrah dan bingung. Padahal dalam kasus ini ia adalah tawanan. Namun, Rangga tak punya kekuatan untuk membela diri, ia bingung bahkan siapa dirinya pun ia tak ingat.


Nah, bagaimana kisah pengasingan di Digoel. Bukankah di sana juga sudah ada rekan-rekan seperjuangan Rangga yang telah diasingkan terlebih dahulu? Apakah di sana kelak pusat perlawanan kaum pribumi bermunculan kembali? Bagaimana kabar Sekar dan Everdine? Hebatnya penulis, membiarkan pikiran kita berkecamuk sendiri untuk merakit jawaban.


Ataukah, ini langkah penulis untuk mengajak kita bersiap, jika suatu ketika buku ke empatnya muncul? 



Selamat menarik hikmah, dari goresan kata yang disajikan penulis dari buku-bukunya. InsyaaAllah, akan banyak kebermanfaatan yang kita peroleh.



Bandarlampung, 10.10.2020

Selasa, 06 Oktober 2020

Exercise

 Choose the right word in parentheses.

1. Yudi (do not/ does not) litter.

2  The people (do/ sweep/ help) the floor everyday.

3. The sun (sets/ rises/ lays) in the east every morning.

4. They always (lay/ put/ say) good words.

5. Mila (borrows/ writes) books from the library every week.


Please write your answers in the comment column. 

Please write your complete name and class.

Good luck!

Bekal

 Oleh: Desma H.



Pagi sebelum ke Cibubur, 

bambu-bambu masuk bus.

Ransel dan perlengkapan lain ditumpuk,

Wanita itu, rekan perjalanan pulang dan pergi sekolah,

Membawakan sebuah apel dan sebatang chocolatos.

"Untuk bekal di jalan."

Aku terharu.

Berlabuh dalam ingatan.




Cordova, 07.10.2020.


Perjalanan ke Cibubur 2012



Pemberian

 



Oleh: Desma H.



Wanita itu, memanggilku dari jauh,

Untuk memberikan,

Sebungkus makanan ringan,

Sepertinya kusutku menyemburat di tiap bagian kulit.

Apakah, aku baik-baik saja?




Cordova, 07.10.2020

Teh

 Oleh: Desma H.




Secangkir teh, manisnya sedang,

Beraroma asap,

Kenangan melintas,

Masa lalu yang berkawan batu.



Cordova, 7.10.2020

Sabtu, 03 Oktober 2020

Sate

 Oleh: Desma H.



malam dingin, hujan mampir,

pukul sembilan lewat, suara melengking melintas, 

ada pedih yang ia jeritkan, mengapa bukan bapak yang biasanya?

seorang bocah SD atau SMP mendorong gerobak.

ada bacaan pedih dalam suaranya, 

sedangkan kerangkaku tarpasung di hadapan layar laptop, dengan tugas memberat.

beberapa nominal bergelayut dalam pikiran, bukan tentang irisan daging berasap, dengan kuah kacang.

jeritan kian menjauh, aku belum bisa beranjak.

bocah kecil, apa yang terjadi dengan, bapakmu?



Bandarlampung, 3 Oktober 2020

Kamis, 01 Oktober 2020

Ternyata Kebanyakan Orang Sukses Tidak Pernah SD, SMP, SMA, tapi S2.

 



Oleh: Desma H., S. Pd.



Percaya nggak? Ini serius. Telah banyak yang mengalaminya. Banyak pula contohnya. Orang sukses, bahkan benar-benar meninggalkan 3 hal ini. Mari kita simak lebih lanjut.

1. SD (Suka Dendam)

Orang sukses tidak pernah memasukkan ke dalam hati cemoohan orang lain. Mereka sadar bahwa mereka menjadi orang sempurna pun, cemoohan tetap akan ada.

"Hindarilah dengki, karena dengki itu menghancurkan kebaikan sebagaimana api melumatkan kayu bakar." (H.R. Abu Daud)


2. SMP (Suka Menyia-nyiakan Perkataan)

Orang sukses biasanya tertata kata-katanya.  Dia tidak punya waktu untuk bicara sembarangan, dan sia-sia.

"Sesungguhnya musibah itu adakalanya disebabkan dari kata-kata yang diucapkan." (H. R. Imam  Al-Khatib dan Imam Al-Dailami)


3. SMA (Suka Mencari Alasan)

Orang sukses tak pernah mengumpulkan alasan, untuk menunda kewajiban. Selalu gesit melakukan tugasnya. Seolah-olah ayat ini dikasih khusus dari Allah untuk mereka.

"Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), segeralah beralih mengerjakan (urusan yang lain)". (Q. S. Al Insyirah ayat 7)

Sementara orang biasa selalu mencari alasan untuk menunda pekerjaan. Sehingga mereka kehilangan keberkahan waktu.


4. S2 (Suka Senyum)

Gimana mau nggak senyum terus, orang sukses gitu loh. Semua dibawa bahagia. Dengan begitu, hati jadi lebih lega. Ada masalah, tetap senyum mengembang. Sehingga meringankan beban. Ingat, ada Allah yang akan menolong. Senyum juga ibadah paling mudah dan murah.

"Senyum engkau di hadapan saudaramu adalah sedekah." (H. R. Tirmidzi)

Orang lain ketika melihat kita tersenyum, akan memberi label bahwa kita ramah dan mudah bersahabat. Merekapun jadi ikut bahagia. Selain itu, senyum juga bermanfaat bagi kesehatan otot wajah. Tuh, manfaat tersenyum, tak hanya untuk diri sendiri, tapi juga orang lain.


Nah, sudah tahu kan ke empat hal penting di atas? Yuk, sekarang kita siapkan senyum terbaik, senyum kanan, kemudian senyum kiri. Kita tunaikan ibadah senyum. Semoga kita semua mendapat keberkahan.

Aamiin..

Tafsir Q. S. Ad-Dhuha

 


 

Oleh: Desma Hariyanti, S. Pd.

 

Mempelajari makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an,ibarat kita menelusuri aliran sungai jernih. Dengan pergolakan arusnyayang lirih, hingga suatu ketika mengantarkan kita pada bentang muara. Lautan luas, yang jika ditelusuri lagi, akan semakin dalam kita menemukan maknanya.

 

Al-Qur'an, dengan ribuan lapis maknanya, seperti menjadi misteri anggun yang selalu memancing untuk terus digali. Ayat-ayatnya adalah bahasa paling liris dengan ketajaman yang hakiki. Bahasa cinta dari Sang Maha untuk hamba-Nya yang selallu ingin mendekat. Begitupun dengan ayat-ayat dalam Q. S. Ad-Dhuha. Terdiri dari 11 ayat. Merupakan surat Makkiyah, surat ke 93. Memiliki arti waktu matahari sepenggalah naik. Bahasa cinta dari Allah SWT untuk kekasih-Nya, yang tengah dilanda kerisauan. Ketika itu wakyu tidak muncul dalam waktu yang lama. Rasulullah SAW merasa Allah meninggalkannya. Namun penantian beliau terjawab. Serangkaian 11 ayat ini, mendamaikan Rasulullah.


Kita akan jabarkan setiap ayatnya.

Demi waktu Dhuha (ketika matahari naik sepenggalah),

dan demi malam apabila telah sunyi.

 Ini adalah sumpah Allah dengan waktu Dhuha serat cahaya yang Dia ciptakan di dalamnya. Ini juga sumpah dengan waktu malam.

Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak(pula) membencimu.

dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu, wahai Muhammad, daripada negeri ini.

Negari akhirat itu lebih baik bagimu, wahai Muhammad, daripada negeri ini. Oleh karena itu Rasulullah SAW adalah orang yang paling zuhud terhadap dunia dan yang paling mencampakkan dunia. Rasulullah SAW bersabda, "Apa urusanku dengan dunia. Perumpamaan diriku dengan dunia adalah seperti penunggang yang bernaung di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya (H.R. At Tirmidzi). 

Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

Di  negeri akhirat Allah akan memberi Nabi Muhammad SAW kenikmatan. Sampai Dia membuatnya ridha. Kenikmatan itu terkait dengan umatnya dan kemuliaan yang disediakan untuknya, termasuk kenikmatan yang diberikan padanya adalah sungai Al-Kautsar.

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu).

Hal itu karena ayahnya meninggal sementara beliau masih berupa janin di dalam perut ibunya. Kemudian ibunya, Aminah binti Wahb, meninggal sedang umur beliau enam tahun. Beliau kemudian diasuh oleh kakeknya, 'Abdul Muththallib. kakeknya ini meninggal sedang umur beliau delapan tahun. Setelah itu beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang terus menerus melindungi dan menolongnya.

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan keecukupan.

Dulu kamu orang fakir yang mempunyai banyak tanggungan keluarga, lalu Allah membuatmu cukup dan tidak membutuhkan selain Dia. Dengan demikian Allah memadukan untuk Rasulullah SAW kedudukan fakir yang sabar dan orang kaya yang bersyukur. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda: Kaya bukanlah karena banyaknya harta benda. Tapi kaya adalah kaya jiwa.

 Beruntunglah orang yang telah masuk islam, diberi rezeki yang cukup, dibuat puas oleh Allah dengan apa yang Dia berikan kepadanya.


Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku seewenang-wenang.

Sebagaimana kamu dulu seorang yatim, lalu Allah melindungimu, maka janganlah engkau bersikap sewenang-wenang kepada anak yatim.janganlah kamu menghinanya, merendahkannya, dan menghardiknya. Tapi, berbuatlah baik kepadanya dan lembutlah kepadanya.

Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya). 

janganlah kamu sewenang-wenang, sombong, suka berbuat keji dan kasar kepada orang-orang lemah di antara hamba-hamba Allah.

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan syukur).

Sebagaimana kamu dulu fakir dan banyak tanggungan, lalu Allah membuatmu kaya, maka ceritakanlah nikmat Tuhanmu kepadamu. Apa yang datang padamu dari Allah, berupa nikmat, kemuliaan, dan kenabian, maka ceritakanlah, sebutlah, dan ajaklah mereka kepada kebaikan itu.

Saat ini Al-Qur'an ada di hadapan kita, maka ketika lembarannya terbuka, sesungguhnya semesta ini merupakan penjabaran dari ayat-ayat Al-Qur'an. Kita yang dibekali akal dan hati, memiliki kecerdasan untuk memetik hikmahnya. Dan 11 ayat ini juga ditujukan untuk kita. Bahwa sesungguhnya Allah senantiasa membersamai, memberikan kecukupan, namun kita juga harus mengasihi anak yatim, fakir miskin, dan orang yang kekurangan. Beragam kenikmatan dan karunia Allah itu hendaklah kita syukuri, maka Allah akan tambahkan lagi nikmat kepada kita. Akan tetapi jika kita kufur, sesungguhnya azab Allah sangat pedih. Semoga kita bisa memetik hikmah, dan melaksanakan dalam keseharian kita, sehingga Allah ridhoi langkah kita dalam tunaikan ibadah pada-Nya. Aamiin.

 

 

 

Sumber bacaan: Mudah Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 6. Maghfirah Pustaka.

 





TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung