Tampilkan postingan dengan label Serba - Serbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serba - Serbi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Agustus 2021

Kisah Tukang dan Keluarga Kecil





Oleh: Desma H.


Sudah sepekan ini rumah Pak Ahmad berantakan, masih dalam proses renovasi. Genteng rumah pada bocor. Sempat mau ganti pakai atap baja yang lebih kekinian, tapi gagal, karena punya tetangga sempat diterbangin sama angin. Sedangkan Pak Ahmad belum bisa mengendalikan angin. Jangankan kendalikan angin ribut, mengendalikan sinyal saja masih belum bisa. Urusan kantor jadi terbengkalai saat sinyal acak-acakan. Tapi beliau sabar. Sangat pas dengan nama beliau, Ahmad Sabarudin. 


Sepekan pengerjaan renovasi rumah, berjalan lancar. Biaya sudah beres di awal, borongan. Hari ini tinggal pengecatan dinding. Maklum, musim virus yang lagi viral, Pak Ahmad tergoda iklan cat merk tertentu yang konon katanya anti virus juga. Maka, dipilihlah warna biru, agar suasana semakin seru. Pengerjaannya, diserahkan pada tukang yang bekerja.


Satu ember besar cat, disiapkan. Hari ini yang bekerja hanya 1 tukang. Karena 2 tukang lain mau istirahat. Pengecatan, bisa ditangani sendiri, rupanya.


Kebetulan hari Sabtu, kantor libur. Pak Ahmad ikut juga mengecat, agar cepat selesai. Ia tak tega melihat pak tukang hanya kerja sendiri.


"Terimakasih, Pak. Saya dibantuin."


Pak tukang bahagia, karena tuan rumah begitu ramah. Baik hati pula. 


"Tak apa, Pak. Sekalian gerak-gerak, olahraga ringan. Biar jauh penyakit."


Sahut Pak Ahmad, mulai menyapukan kuas. 


"Cat zaman sekarang bagus ya, Pak. Nggak ada baunya. Pasti ini cat mahal."


Mendengar pernyataan pak tukang, Pak Ahmad gemetaran.


* * * * *


Keesokan harinya, pak Ahmad sekeluarga mengunjungi klinik. Bukan hanya sholat yang berjamaah, swab berjamaah pun beliau lakukan. Apapun hasilnya, beliau harus siap menerima. Dilihatnya anak-anak, masih asyik bermain. Sedangkan sang istri makan es krim.


"Ayah, ini es udah kadaluarsa ya? Kok nggak manis?"


Pak Ahmad memegang keningnya. Terasa makin berat. Dicobanya tepis pikiran negatif.


"Yang manis itu kamu..iya kamu.."


Bisiknya pada sang istri.




#singpentinghepi



Lampung Timur, Juli 2021

Selasa, 20 Agustus 2019

Mita Laksmi Edwina

Beliau adalah seorang guru Penjaskes di SMPIT Permata Bunda Islamic Boarding School. Tempo hari pernah menanyakan beberapa hal terkait blog. Setelah dijelaskan sejenak, tentulah informasi tersebut tidak seberapa, beliau menjadi sangat tertarik dengan dunia blog. Beberapa info tentang pelatihan membuat blog kubagikan ke Bu Mita, harapanku beliau bisa memanfaatkan peluang tersebut, jika memang ingin serius di bidang blog.

Ini adalah informasi sekelumit tentang beliau. Semoga ada manfaatnya. Beliau juga ahli dalam olah raga renang. Sudah biasa melatih renang, tentunya pandai berenang, kan? Kepiawaiannya dalam berbisnis juga dimunculkan saat ini. Olahan peyek dan krupuk dipasarkan secara online dan offline.

Semasa mahasiswa, Bu Mita juga mengukir banyak prestasi. Itu sebab ketika mengajar di kelas, saat berhadapan dengan para siswa tiada merasa canggung. Beliau juga sangat kreatif. Terbukti, beliau pernah diamanahi menjadi guru Prakarya tahun lalu di SMPIT Permata Bunda. Saat ini selain menjadi guru penjas, beliau juga mendapat kepercayaan menjadi bendahara BOS. Tidak sembarang orang bisa menduduki jabatan crusial ini. Semoga kesuksesan selalu terlimpah. Semoga beliau bisa menjalankan amanah. Aamiin..


Bandarlampung, 21 Agustus 2019

Kamis, 10 Januari 2019

Roti Jala



Roti Jala baru kukenal sekitar dua tahun lalu. Sepulang dari kampung halaman. Secara tidak sengaja, dari Bukittinggi, aku mengunjungi sanak saudara di Pekanbaru. Nah, ini bermula Roti Jala hadir dalam pandanganku. Saat lidah pertama kali mencicipi, hmm...serasa dilenakan oleh rasanya yang enak. Manis dan lezat. bahan dasarnya seperti dadar gulung. Tepung ketan. Namun dari tekstur kuenya, seperti jala. Mungkin ini alasan disebut sebagai roti jala. Uniknya, roti jala dimakan bersama dengan kuah durian. Seperti kuah kolak yang bersantan dan bergula merah. Ditambah durian, sehingga rasanya bertambah mantap.

Tak cukup satu, berlanjut lagi ke suapan berikutnya. Sangat ingin menambah lagi, tapi malu juga, karena ada keluarga besar di sana. Jadi agak menjaga. Menurut saudara sepupuku, roti jala adalah makanan khas Melayu. Setiap lebaran dan hari besar, roti jala dibuat dan dijadikan sajian utama. Seperti lemang kalau di Sumatera Barat. Begitulah cerita ringkasku. Sampai sekarang rasanya masih nempel di lidah dan pikiran. Apalagi ketika musim durian seperti ini.



Rabu, 26 September 2018

SYARAT PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI TERBARU




Menjadi tamu Allah adalah impian kita semua umat Muslim. Aku yakin itu. Meskipun banyak orang hanya melabelinya sebatas mimpi saja. Tapi itulah impian, setelah kita tegakkan, insyaaAllah dalam rentang waktu tertentu Allah akan mewujudkan. Bukankah Allah maha mengerti segala kebaikan untuk kita? Semoga siapapun yang membaca tulisan ini, Allah beri kemudahan untuk berkunjung ke Baitullah. Allah beri kelancaran dalam prosesnya. Allah murahkan rezekinya. Aamiin…

Saudaraku, ada beberapa tahapan yang harus kita persiapkan untuk mendaftar haji. Di sini akan saya hadirkan secara ringkas yang terbaru. Tentu bisa saja berubah sewaktu – waktu, dan menjadi kewajiban kita untuk terus mencari tahu. Inilah yang harus kita persiapkan:


  • Rekening Tabungan Haji. Yang pertama harus kita lakukan adalah membuat rekening Haji. Ada beberapa Bank yang memang ditunjuk dan memiliki wewenang dalam kepengurusan pengelolaan rekening Haji. Seperti BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, dan BRI Syariah. Jadi, meskipun kita sudah punya cukup uang untuk pembiayaan haji di bank lain, tetaplah harus memilih di antara bank ini untuk prosesnya. Namun, jangan patah semangat. Jika uang belum terkumpul sebanyak 25.000.000 untuk mendapatkan porsi haji, kita bisa menabung terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit, lama kelamaan bisa juga tercapai target. Nah, kalau sudah cukup sejumlah tadi, baru bisa kita mendapatkan porsi haji. 
  •  Besarnya tabungan awal pembukaan rekening bervariasi di setiap bank nya. Untuk BRI Syariah sebesar Rp. 50.000. Sedangkan BNI Syariah sebesar Rp. 500.000 (Mudharabah) dan Rp.100.000 (Wadiah). Setoran selanjutnya bebas. Namun, pada tabungan haji saldo yang ada di rekening tidak bisa diambil terkecuali untuk pendaftaran haji. Untuk membuka rekening, persiapkan KTP sesuai domisili dan NPWP. Jika belum ada NPWP, nanti akan dibantu oleh pihak Bank dengan mengisi form tersendiri. Berupa surat keterangan bahwa kita sudah kena wajib pajak dan belum memiliki NPWP. KTP kita akan dicek, setelah itu mengisi beberapa formulir. Jika uang sudah siap untuk mendaftar, maka pihak Bank akan membuatkan surat pengantar bahwa benar kita memiliki rekening dengan uang sejumlah tersebut, untuk kita daftarkan di Kantor Kementrian Agama.
  •  Bagi Calon Jemaah Haji (CJH) yang sudah memiliki paspor (masih berlaku atau habis masa berlaku) wajib membawa paspor asli dan fotokopi paspor halaman 2 dan 48 sebanyak 1 lembar. Jika belum punya paspor, kita harus membuat terlebih dahulu.
  • Menyiapkan fotokopi  KTP sebanyak enam lembar, bawa juga KTP aslinya.
  • Menyiapkan fotokopi Kartu Keluarga sebanyak 2 lembar, juga sertakan KK yang asli.
  • Menyiapkan fotokopi akte kelahiran, asli dan fotokopi, atau buku nikah asli dan fotokopi, atau fotokopi ijazah SD/ SMP/ SMA beserta yang asli. Ini digunakan sebagai bukti identitas. Bisa salah satunya, namun sebaiknya dipersiapkan semuanya. Karena ada juga yang meminta keseluruhannya ada. Difotokopi sebanyak 2 lembar masing – masing. Jika memang ketiga data pendukung ini tidak bisa lagi diusahakan, karena kondisi tertentu, dapat digantikan dengan surat keterangan domisili dari kelurahan diketahui camat.
  • Surat keterangan kesehatan dari PUSKESMAS sesuai dengan domisili JCH. Cantumkan golongan darah, tinggi, dan berat badan. Ingat, ini benar – benar dari Puskesmas, karena ada yang membuat dari dokter, ternyata tidak berlaku.
  • Mengisi formulir SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji).
  • Nah, jika semua berkas ini telah siap, maka diserahkan ke petugas pendaftaran untuk dikoreksi keabsahan dan validasinya.
  • Finger print (sidik jari) dilakukan di kantor kementrian agama, tentu setelah semua syarat dilengkapi. Setelah itu, CJH mengikuti sesi foto. Usahakan mengenakan pakaian yang cerah dan berwarna, dan tidak mengenakan pakaian putih, karena latar belakang foto berwarna putih. Foto yang diambil 80 persen adalah wajah. Biasanya di Kantor Kementrian Agama sudah menyediakan jasa pemotretan. Tinggal membayar Rp.100.000, sudah mendapatkan hasil cetak dan satu keping CD. Biaya ini bisa saja berbeda di tiap tempatnya. 
  • Namun untuk berjaga – jaga, sebaiknya kita juga menyiapkan foto yang sudah dicetak. Karena bisa terjadi bahwa di sana tidak menyediakan jasa fotografer. Persiapkan sebanyak 1 lembar ukuran 4 x 6, dan lima lembar ukuran 3 x 4. Lebih dari itu tentu semakin baik.

Saudaraku, demikianlah ulasan ringkas perihal yang harus dipersiapkan untuk mendaftar haji. Dipersiapkan jauh – jauh hari, karena akan sulit untuk menyelesaikan semuanya dalam satu hari. Semoga bermanfaat. 

Sabtu, 21 Oktober 2017

Treatment (IPL) Intense Pulse Light di Sumia Aesthetic Clinic





Sudah janjian dengan teman - teman Tapis Blogger untuk bertemu di Sumia Aesthetic Clinic. Ini kunjungan kedua setelah launching produk tempo hari. Ya, sudah bisa ditebak. Aku akan menjalani treatment dari klinik kecantikan Sumia. Voucher yang sudah kuterima ketika itu masih kusimpan rapi. Pada tanggal yang ditentukan, kukunjungi tempat ramah yang cantik ini. Meskipun ruang kecil, tapi tetap tidak bosan berada di sana. Ruang tunggu di depan, disediakan beberapa buku, sehingga para penunggu antrian tidak bertopang dagu. Termasuk yang kualami ketika itu. Ada antrian panjang yang harus kulintasi. Menunggu selama dua jam di Sumia Klinik? Tak apa. Aku tidak sendiri. Bersama teman - teman Tapis Blogger, semua kekosongan menjadi berisi. Selalu ada topik - topik menarik untuk bahan diskusi. Tak hanya deret diksi, tapi juga foto - foto selfy. 

Maka tibalah di waktu yang dijanjikan. Masih ada debar - debar yang kusembunyikan. Dapat info dari teman - teman, bahwa akan ada rasa sakit ketika wajah kita terkena laser. Duh, jadi ngeri. Tapi kalau begitu mengerikan, buktinya yang ke klinik kecantikan tetap banyak. Bahkan kaum adam pun datang ke Sumia. Aku mantapkan jiwa untuk masuki ruang treatmen. Disambut seorang kakak yang ramah. Tuh, jadi lupa berkenalan, saking takutnya ditembak laser. Kaka berbaju merah membersihkan wajahku. Membalurkan krim wajah. Dipijat lembut dengan metode tertentu. Dia juga menyarankan cara memijat yang baik, yang bisa membuat refresh. Dipijat memutar, sampai bawah dagu. Dua titik samping mata juga perlu mendapat pijatan, agar lebih terasa nyaman. Beliau juga menyampaikan bahwa pijatan seperti ini bisa mengurangi stres dan menjadi terapi yang baik. Hmm… dapat lagi satu ilmu.

Dibiarkan sejenak. Terasa dingin masuki pori wajah. Kemudian kakak baik hati mengambil handuk basah. Diusapkan ke seluruh wajah yang tadi diolesi krim. Kemudian aku diantarkan ke ruang sebelahnya untuk mendapatkan treatmen IPL. Tadi masih awalan. Sekarang adalah intinya. Aku berbaring. Mata terpejam, kemudian ditutup dengan kaps, sebelum ditutup dengan kaca mata hitam. Wah, aku benar - benar tak bisa melihat. Hanya terdengar suara kakak - kakaknya tengah mempersiapkan peralaatan. Seorang mengoleskan gel dingin ke wajahku. Tentu sebelumnya sang kakak memberitahu terlebih dahulu. Sembari mengisi kekosongan kata, kuberanikan bertanya tentang gel apa yang dioleskan di wajahku. Dengan ramah beliau menjawab, itu adalah gel khusus yang memang digunakan untuk perawatan menggunakan laser. Sama seperti gel yang digunakan oleh ibu hamil yang sedang USG. Aku mengerti satu ilmu lagi. 

Tiba - tiba ada kilatan merah nampak. Aku terkejut. Memang demikian kata kakak ramah. Ternyata ketika penggunaan laser, meskipun mata sudah ditutup, sinarnya tetap bisa ditangkap. Proses IPL dilaksanakan, ada rasa pedih di wajah. Kemudian pedihlagi, dan pedih. Seperti gigitan semut. Kuanggap  sebagai kejutan kecil, agar tidak mengantuk. Sebentar saja, kemudian sang kakak membersihkan lapisan gel di wajahku. Penutup mata dibuka. Aku kembali bisa menatap dunia. Leganya, mashaaAllah… aku digiring kembali ke ruang tadi, untuk dibersihkan wajah. Jadi tahapannya semakin jelas. Ilmu baru ini kalau mau diterapkan sendiri. Bahkan membersihkan wajahpun perlu waktu khusus. Aduhai, aku yang selama ini abai…
Demikianlah kisahku yang mendapatkan treatmen IPL (Intense Pulse Light) dari Sumia Aesthetic Clinic. Menggunakan panjang gelombang dan pantulan cahaya, bisa berfungsi untuk menipiskan  bekas - bekas jerawat. Tidak memerlukan waktu yang lama untuk treatmennya, hanya sekitar setengah jam. Hasilnya kulit wajahku jadi terlihat bersih dan halus.



Tertarik ke Sumia Aesthetic Clinic? Kunjungi kliniknya di Plaza Lotus lantai satu. Mendfatar menjadi member dengan Rp. 20.000. Sebelumnya kita bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kecantikan di sini dan memang sudah ahli. Agar perawatan yang kita pilih, sesuai dengan kondisi kulit wajah. Sehingga hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan. Yuk, rawat wajah kita, rawat diri sebaik - baiknya. Karena ini adalah titipan Ilahi yang harus kita jaga.


Bandarlampung, Oktober 2017

Sumia Aesthetic Clinic, Solusi Kecantikan yang Aman





Hari itu aku bersemangat sekali beranjak dari hunianku. Hendak jumpa dengan teman - teman Tapis Blogger. Memenuhi undangan dari Sumia Aesthetic Clinic. Sudah terbayanglah apa yang hendak kulakukan di sana. Tapi, nanti dulu. Bukan untuk perawatan, Teman. Tapi sekedar mengikuti launching produk baru dari Sumia Aesthetic Clinic. Laser dan IPL (Intense Pulse Light). Apaan ya? Ini juga kali pertama aku mengunjungi tempat klinik kecantikan yang terdapat di Plaza Lotus lantai satu. Tepatnya di Jl. Raden Intan No. 73 Bandarlampung. Baru sadar juga kalau ada klinik kecantikan di tempat yang lebih didominasi dengan produk HP. Tapi, dari situlah Sumia Aesthetic Clinic tampil sebagai pembeda. Tentu saja, Teman. Kunjungilah tempat ini. auranya langsung beda. Sambutan kakak – kakak karyawan di Sumia Aesthetic Clinic sangat ramah. 

Kemudian lihatlah wajah mereka. Kinclong dan terawat. Terlebih setelah berjumpa dengan para dokternya. Beda banget. Setelah perbincangan sejenak,  jadi termotivasi untuk memperhatikan wajah. Bukan sekedar untuk tampil cantik. Tapi juga untuk menjaga kesehatan dan dalam rangka menjaga karunia dari Tuhan atas wajah nan rupawan. Sudah jadi kewajiban kita untuk merawatnya, bukan?

Meskipun sudah lama berdiri, Sumia Aesthetic Clinic senantiasa melakukan inovasi. Dalam pengenalan produk barunya, sungguh menambah wawasan. Produk perawatan dari Sumia telah dijamin halal dan aman untuk wanita hamil dan menyusui. Peralatannya juga sudah teruji secara medis aman untuk digunakan. Selain itu harga treatment dan produk juga terjangkau. 

Satu hal yang sangat kuingat dari diskusi bersama para dokter di Klinik Kecantikan Sumia, bahwa semua terapi kecantikan itu sifatnya hanya membantu. Dan ini lebih memantapkanku untuk terus mencari tahu tentang cara terbaik dan teraman untuk merawat wajah. Karena kalau tidak dirawat tentulah akan rusak tergerus waktu dan keadaan. Terlebih kondisiku yang memang banyak beraktivitas di lapangan. 


Alhamdulillah, jumpa singkat yang menambah pengalaman. Tak cukup sampai di sana, Sumia Aesthetic Clinic juga memberikan bonus kepada para undangan yang hadir. Kami mendapatkan undian tratment apa yang akan diterima. Jadi penuh debar ketika mengambil gulungan kertas itu. Ada rasa takut, tapi juga penasaran. Ingin juga sih, hasil wajah menawan. Bekas - bekas jerawat jadi tersamarkan, atau kulit wajah yang tetap terjaga kelembutan dan kelembabannya. Lantas kubuka perlahan gulungannya. Wow, aku mendapatkan perawatan IPL. Produk baru yang hari ini memang baru diluncurkan. Seperti apa treatment ini? Nantikan kisahku selanjutnya, masih tentang Sumia Aesthetic Clinic.

Kamis, 28 September 2017

Kopi Pacar Hitam BDL





Bagaimana harimu, Teman - teman? Semoga selalu dalam keadaan yang baik. Kali ini aku ingin menceritakan sedikit kisahku tentang kopi. Wah, nampaknya ini akan menjadi angin segar bagi para pencinta kopi. Tapi sebelumnya, pecinta kopi itu yang seperti apa ya? Apakah para pecinta kopi adalah para peminum kopi? Dan benarkah para peminum kopi adalah pecinta kopi? Nah, ini harus dilakukan penelitian khusus. Jangan hanya dilihat dari satu atau dua sampel. Terlebih lagi kalau sudah membicarakan tentang cinta. 

Malam itu, aku diajak oleh teman - teman. Sebenarnya di lain hari sudah pernah diajakin. Tapi karena masih ada urusan yang harus diselesaikan, maka tertunda.

Gadis Misterius : 
“ Oya, senin malam selasa kalo mau ngikut ngopi miss di kedai kopi pacar hitam.. ana lg program diet minum espresso ^_^ dan sekarang lg efeknya.”

Desma 
“ Kopi pacarku ada ga?”

Gadis Misterius: 
“ Soon miss abis akad ^_^”

Ini perbincanganku dengan sang pengajak. Akhirnya di hari nan tak terduga. Jadi pula aku mengunjungi kedai kopi pacarnya, eh bukan Pacar Hitam. Lewat jam delapan malam, motor yang kutumpangi melintas. Jalan masih ramai, tapi memasuki gang PU, tentu sudah tak seberapa. Sembari berbincang di kendaraan, aku mulai mengamat - amati sekelililng. Jika suatu ketika ke lokasi sendiri saja, takkan nyasar. Lurus saja masuk Gang PU, setelah agak lama, belok kanan. Tibalah di lokasi.


Kedai kopi yang lumayan unik. Dinding berwarna hitam, ada hiasan lukisan di temboknya. Seperti lukisan labirin tampak dari atas. Tak banyak kudapatkan penjelasan tentang lukisan itu. Lukisan yang satu lagi lebih unik. Pohon kopi. Pohon kopi yang kita tahu, berbuah kecil - kecil, bukan? Nah, lukisan yang ini biji kopinya membesar. Sehingga kalau dari pemikiran orang yang berbeda, nampak beda juga gambarnya. Bahkan aku juga berkomentar bahwa biji kopinya lebih mirip seperti gambar burger.

Meja terbuat dari drum, dicat merah. Kombinasi apik dengan tembok, memberi kesan kuat dan tajam. Ada sedikit buku - buku bacaan di rak kecil pojokan. Terpancang pada dinding. Bukan majalah atau komik tentu saja. Seolah menyisipkan pesan bahwa para peminum kopi adalah pemikir sejati. Pada meja tempat membuatnya, ada beberapa toples kecil berisi biji - biji kopi, telah ditandai pada tempelan kertas untuk pembeda jenisnya. Juga beberapa alat yang unik. Di sini, biji kopi baru digiling ketika hendak disajikan. Takaran airnya juga ada ukuran. Bukan perkara sembarangan, Teman. Untuk hasil terbaik, memang demikianlah proses yang harus dilintasi.


Berkenalan dengan si peracik kopi, namanya Kak Firman. Ternyata beliau juga seorang penulis kisah perjalanan. Nanti di lain waktu inshaaAllah kuceritakan juga tentang tulisan beliau. Sempat bingung ketika ditanya hendak minum kopi apa? Arabica, Espresso, Kerinci? Selama ini aku selalu minum kopi sachet yang sudah jadi. Takaran kopi, gula, susu dalam satu kemasan. Tinggal seduh dengan air panas. Jadi deh. Menanggapi pertanyaan demikian, maka jawaban yang paling bijak adalah kembali dengan pertanyaan. Alhasil, kopi Arabica tersaji di hadapan. Tenang, kawan. Bagi yang terbiasa dengan kopi sachet yang rasanya bersahabat, kopi yang tengah terhidang ini akan menjadi kejutan. Itulah yang kurasakan. Tanpa ada tambahan gula, susu, dan krim. Rasanya yang tercecap di awal, pahit. Sepahit cintaku padanya. Eits, apalah!
Obrolan santai berlangsung damai. Topik tentang kopi lumayan menambah wawasan. 

Ternyata beliau juga peserta Lacofest (Lampung Coffee Festival) yang diadakan di Lampung beberapa waktu lalu. Pantas saja, auranya beda. Terlihat sangat mengusai tentang kopi, dari sejarah, juga cara mereaciknya. Meskipun dari pengakuannya, belum lama juga beliau mempelajari tentang kopi. Sesekali tawa tercipta. Bahkan beliau tak sungkan untuk bersenandung bersama petikan gitar. Lagu - lagu mengalun mewarnai suasana sekitar yang sudah mulai lengang. Sejak tadi hanya ada satu pengunjung lain yang minta dibuatkan kopi. Sepi juga, hal inipun diakui oleh kak Firman. Mengapa demikian? Tentu setiap orang memiliki alasan. Secangkir kopi Rp. 15.000, untuk segala proses dan hasilnya, menurutku sangatlah lumrah. Tapi bisa saja bagi sebagian orang lumayan jauh selisihnya jika dibandingkan dengan kopi sachet di kisaran Rp. 2.000. Itu pilihan.


Kopi pada cangkir hijau masih menantang untuk kuteguk. Rasa pahit yang sampai ke otak telah lekat. Ada rasa penasaran untuk kembali pada tegukan selanjutnya, ketika melihat kedua temanku begitu menikmati. Maka kuteguk lagi, lagi, dan lagi. Memang benar, ada perubahan kesan pada setiap tegukannya. Untuk kelanjutannya bukan lagi pahit. Ada rasa sepat, biasa saja, namun tercampur dalam lidah. Sehingga ada kebingungan hendak menyimpulkan bauran rasa yang dihadirkan kopi ini. Senandung lagu Dona - Dona, muncul. Aku mendengarkan. Sayang sekali, hanya sejenak untuk kemudian beliau menyudahi. Yah, padahal suara beliau bagus. Bayya, temanku beralih mengambil gitar, dipetiknya ragu - ragu. Tanpa suara, sepertinya nyanyian itu khusus untuk hatinya. 

Akhirnya aku berhasil menghabiskan secangkir kopi Arabica racikan Kak Firman. Mayya, seorang temanku lagi, membaui cangkir yang telah kosong. Ada aroma lain yang baru muncul. Hmm, benar - benar penuh misteri. Hingga akhir, tetap memancing rasa penasaran. Sempat menebak aromanya, tapi belum tepat. Jadi semakin ingin untuk belajar. 

Sudah dua jam singgah di kedai kopi Pacar Hitam. Jalanan makin sepi. Para pengelana harus melanjutkan perjalanan. Aku, Bayya, dan Mayya berpamitan. Kami tinggalkan kak Firman bersama pasukan kopi dan bala tentaranya di kedai itu. Dalam perjalanan, terbelit tanya: Aku pecinta kopikah? Sudah sedalam apa kecintaanku pada kopi? Sebanyak apa pengetahuanku tentangnya? Atau sekedar peneguk saja, sebagai teman canda saat memerangi malam?

Bandarlampung, 23 September 2017.

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung