Sudah janjian dengan teman - teman Tapis Blogger untuk
bertemu di Sumia Aesthetic Clinic. Ini kunjungan kedua setelah launching produk
tempo hari. Ya, sudah bisa ditebak. Aku akan menjalani treatment dari klinik
kecantikan Sumia. Voucher yang sudah kuterima ketika itu masih kusimpan rapi.
Pada tanggal yang ditentukan, kukunjungi tempat ramah yang cantik ini. Meskipun
ruang kecil, tapi tetap tidak bosan berada di sana. Ruang tunggu di depan,
disediakan beberapa buku, sehingga para penunggu antrian tidak bertopang dagu.
Termasuk yang kualami ketika itu. Ada antrian panjang yang harus kulintasi.
Menunggu selama dua jam di Sumia Klinik? Tak apa. Aku tidak sendiri. Bersama
teman - teman Tapis Blogger, semua kekosongan menjadi berisi. Selalu ada topik
- topik menarik untuk bahan diskusi. Tak hanya deret diksi, tapi juga foto -
foto selfy.
Maka tibalah di waktu yang dijanjikan. Masih ada debar -
debar yang kusembunyikan. Dapat info dari teman - teman, bahwa akan ada rasa
sakit ketika wajah kita terkena laser. Duh, jadi ngeri. Tapi kalau begitu
mengerikan, buktinya yang ke klinik kecantikan tetap banyak. Bahkan kaum adam
pun datang ke Sumia. Aku mantapkan jiwa untuk masuki ruang treatmen. Disambut
seorang kakak yang ramah. Tuh, jadi lupa berkenalan, saking takutnya ditembak
laser. Kaka berbaju merah membersihkan wajahku. Membalurkan krim wajah. Dipijat
lembut dengan metode tertentu. Dia juga menyarankan cara memijat yang baik,
yang bisa membuat refresh. Dipijat memutar, sampai bawah dagu. Dua titik
samping mata juga perlu mendapat pijatan, agar lebih terasa nyaman. Beliau juga
menyampaikan bahwa pijatan seperti ini bisa mengurangi stres dan menjadi terapi
yang baik. Hmm… dapat lagi satu ilmu.
Dibiarkan sejenak. Terasa dingin masuki pori wajah. Kemudian
kakak baik hati mengambil handuk basah. Diusapkan ke seluruh wajah yang tadi
diolesi krim. Kemudian aku diantarkan ke ruang sebelahnya untuk mendapatkan
treatmen IPL. Tadi masih awalan. Sekarang adalah intinya. Aku berbaring. Mata
terpejam, kemudian ditutup dengan kaps, sebelum ditutup dengan kaca mata hitam.
Wah, aku benar - benar tak bisa melihat. Hanya terdengar suara kakak - kakaknya
tengah mempersiapkan peralaatan. Seorang mengoleskan gel dingin ke wajahku.
Tentu sebelumnya sang kakak memberitahu terlebih dahulu. Sembari mengisi
kekosongan kata, kuberanikan bertanya tentang gel apa yang dioleskan di
wajahku. Dengan ramah beliau menjawab, itu adalah gel khusus yang memang
digunakan untuk perawatan menggunakan laser. Sama seperti gel yang digunakan
oleh ibu hamil yang sedang USG. Aku mengerti satu ilmu lagi.
Tiba - tiba ada kilatan merah nampak. Aku terkejut. Memang
demikian kata kakak ramah. Ternyata ketika penggunaan laser, meskipun mata
sudah ditutup, sinarnya tetap bisa ditangkap. Proses IPL dilaksanakan, ada rasa
pedih di wajah. Kemudian pedihlagi, dan pedih. Seperti gigitan semut.
Kuanggap sebagai kejutan kecil, agar
tidak mengantuk. Sebentar saja, kemudian sang kakak membersihkan lapisan gel di
wajahku. Penutup mata dibuka. Aku kembali bisa menatap dunia. Leganya,
mashaaAllah… aku digiring kembali ke ruang tadi, untuk dibersihkan wajah. Jadi
tahapannya semakin jelas. Ilmu baru ini kalau mau diterapkan sendiri. Bahkan
membersihkan wajahpun perlu waktu khusus. Aduhai, aku yang selama ini abai…
Demikianlah kisahku yang mendapatkan treatmen IPL (Intense
Pulse Light) dari Sumia Aesthetic Clinic. Menggunakan panjang gelombang dan
pantulan cahaya, bisa berfungsi untuk menipiskan bekas - bekas jerawat. Tidak memerlukan waktu
yang lama untuk treatmennya, hanya sekitar setengah jam. Hasilnya kulit wajahku
jadi terlihat bersih dan halus.
Tertarik ke Sumia Aesthetic Clinic? Kunjungi kliniknya di
Plaza Lotus lantai satu. Mendfatar menjadi member dengan Rp. 20.000. Sebelumnya
kita bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kecantikan di sini dan
memang sudah ahli. Agar perawatan yang kita pilih, sesuai dengan kondisi kulit
wajah. Sehingga hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan. Yuk, rawat wajah
kita, rawat diri sebaik - baiknya. Karena ini adalah titipan Ilahi yang harus kita
jaga.
Bandarlampung, Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar