Kamis, 11 Maret 2010

Malam Letih, dan Daun Memulai Kata


hilanglah malam...
bila helai dedaunan mengiba,
dimohonkannya segera,
embun - embun turun tergelincir
pada permukaan,
maka, cinta telah usai untuk sekedar melintas,
di situlah setia daun terentas.

11 Maret 2010

Minggu, 07 Maret 2010

TOEFL?


Tes kemampuan berbahasa Inggris yang mencakup tiga bagian pokok ini sering menjadi ketakutan tersendiri bagi peserta tes. Listening comprehension, Structure, dan Reading comprehension bukanlah hal mudah untuk dipahami terutama bagi peserta yang memang kurang mahir berbahasa inggris, namun tidaklah juga sulit untuk dimengerti. Kita bisa mencobanya. Tentu saja, latihan dan latihan, belajar dan belajar, adalah solusi terbijaksana dan paling ampuh untuk melumpuhkan masalah “ tidak bisa”. Akan tetapi, untuk lebih memudahkan, alangkah baiknya bila kita juga perhatikan strategi dalam mengerjakan soal – soal TOEFL tersebut.

Dari setiap soal, selalu ada jawaban yang benar. Dan ingat, trik si pembuat soal, selalu menyisipkan satu atau lebih pengecoh jawaban untuk mengacaukan pilihan si penjawab soal ( peserta tes). Seperti soal PPKn, kita akan mudah menebak jawaban mana yang benar. Namun ada juga jawaban yang mirip, kemudian agak – agak benar, dan benar – benar salah. Kita harus berfikir ringkas dan tegas. Ringkas dalam mengabaikan jawaban yang salah, dan tegas dalam memutuskan, jawaban mana yang paling tepat. Sangat berbeda bila kita mengerjakan soal – soal matematika. Ketelitian kita dalam menghitung dan mengolah rumus menjadi senjata mutakhir untuk menemukan jawaban yang benar. Setelah kita temukan hasil yang pasti, maka takkan mungkin kita terkecoh dengan pilihan jawaban yang lain, bukan? Meskipun hanya selisih 0,5.

Begitu pula dengan TOEFL. Bahasa Inggris memiliki rumus – rumus dalam tata bahasanya. Jadi tak akan kita temukan, kalimat yang terjadi di masa lampau ( Past Tense) menggunakan keterangan waktu now ( sekarang). Tak akan kita temukan juga kalimat masa yang akan datang ( Future Tense), menyisipkan keterangan waktu yesterday ( kemarin). So, my suggestion is: be careful, be wise!
Don’t give up, and let’s see some strategies below.
Because
the key of me is myself
( kunci dari aku adalah diriku sendiri).

Listening Comprehension
Ada beberapa skil yang harus dicermati ketika mengerjakan bagian listening. Tentu ini menjadi kelemahan kita, karena kita tak biasa mendengar percakapan bahasa Inggris. Parahnya lagi, kita tidak mengerti artinya. Lebih fatal, terdengarnya mirip – mirip gitulah suaranya. Dan yang paling membahayakan, begitu mendengar sebuah kata yang kita kenal, dan rasa – rasanya sama dengan yang ada di lembar jawaban, langsung kita pilih jawaban itu. Sungguh, ini adalah kesalahan nomor satu, dan akan terus berlanjut menjadi kesalahan berikutnya, bila kita tak segera sadar. Semoga beberapa strategi berikut bisa memberi pencerahan dan penyadaran atas keteledoran kita selama ini. Ingat, tak sulit sebenarnya, asalkan kita mau belajar. Aplikasi strategi ini adalah proses belajar untuk ke depan yang lebih baik. Amiin…
Listening terdiri dari tiga bagian. Bagian A terdiri dari 30 percakapan pendek. Biasanya terjadi antara dua orang. Setelah percakapan tersebut, langsung diikuti dengan sebuah pertanyaan. Ada beberapa skil yang bisa digunakan untuk antisipasi soal – soal ini, antara lain:

1. Tidak perlu kita mendengarkan petunjuk menjawab soal dari tape recorder. Karena petunjuk biasanya sudah disampaikan oleh petugas pengawas tes TOEFL. Ini satu kemudahan, dan juga keuntungan bagi kita sebagai peserta tes. Jadi, manfaatkan waktu luang yang hanya 2 menit ini. Cobalah untuk menebak apa kira – kira percakapan yang akan diperdengarkan dengan melihat jawaban – jawabannya.

Contoh:
a. school
b. airport
c. hospital
d. pos office

Ini berarti jawabannya berhubungan dengan tempat, lokasi kejadian. Maka kita bisa fokus untuk mendengarkan percakapan. Apa saja yang disebutkan di sana, yang berhubungan dengan tempat – tempat pada lembar jawaban. Ingat, TOEFL bukan diperuntukkan pada anak TK atau SD. Jadi tak mungkin dalam percakapan disebutkan dengan gamblang lokasinya (school, misalnya kita dengar). Kalaupun disebutkan, berhati – hatilah! Ini jebakan.

2. Ketika mulai mendengarkan percakapan, fokuslah pada baris ke dua percakapan tersebut. Biasanya jawaban terterapada baris ke dua.
Contoh:

(man) I have always wanted to visit Hawaii with you.
Saya selalu ingin mengunjungi Hawaii bersamamu.
(woman) Why not next month?
Mengapa tidak bulan depan?
(narrator) What does the woman mean?
Apa maksud pernyataan wanita tadi?

Pada buku tes, jawaban yang tersedia adalah:
a. next mont isn’t a good time for the trip.
b. She doesn’t want to go to Hawaii.
c. She suggests taking the trip next mont.
d. She’s currious about why he doesn’t want to go.
Jawabannya adalah C.(wanita itu menyarankan untuk bepergian bulan depan)

3. Ingatlah, bahwa jawaban yang benar biasanya merupakan pernyataan pengulangan dari baris ke dua percakapan itu. Pertanyaan akan diawali dari mudah ke tingkat yang lebih sulit. Jangan biarkan jawaban kita kosong, karena tak ada pengurangan nilai.

4. Jika tak bisa mendengar percakapan dengan lengkap, kita sebenarnya masih bisa menemukan jawabannya, dengan cara:
- Jika kita hanya mengerti sedikit kata – kata atau ide di baris ke dua, pilihlah jawaban yang mencakup pengulangan pernyataan dari kata – kata di baris ke dua.
- Jika tidak mengerti sama sekali kata – kata di baris ke dua, maka pilihlah jawaban yang bunyinya paling berbeda dengan apa yang kita dengar. Terkadang, kita terkecoh. - Malah memilih yang sama bunyi. Padahal ini jebakan.
- Jangan pernah memiliki jawaban yang kedengarannya sama seperti pada percakapan.

Strategi selanjutnya insya Allah akan dikemukakan kemudian.
Universitas Lampung, 2 Maret 2010. 15:01 WIB.

Sumber:
PREPARATION COURSE FOR THE TOEFL TEST. By. Deborah Phillips. Longman second edition. 1996.

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung