Kamis, 10 Januari 2019

Roti Jala



Roti Jala baru kukenal sekitar dua tahun lalu. Sepulang dari kampung halaman. Secara tidak sengaja, dari Bukittinggi, aku mengunjungi sanak saudara di Pekanbaru. Nah, ini bermula Roti Jala hadir dalam pandanganku. Saat lidah pertama kali mencicipi, hmm...serasa dilenakan oleh rasanya yang enak. Manis dan lezat. bahan dasarnya seperti dadar gulung. Tepung ketan. Namun dari tekstur kuenya, seperti jala. Mungkin ini alasan disebut sebagai roti jala. Uniknya, roti jala dimakan bersama dengan kuah durian. Seperti kuah kolak yang bersantan dan bergula merah. Ditambah durian, sehingga rasanya bertambah mantap.

Tak cukup satu, berlanjut lagi ke suapan berikutnya. Sangat ingin menambah lagi, tapi malu juga, karena ada keluarga besar di sana. Jadi agak menjaga. Menurut saudara sepupuku, roti jala adalah makanan khas Melayu. Setiap lebaran dan hari besar, roti jala dibuat dan dijadikan sajian utama. Seperti lemang kalau di Sumatera Barat. Begitulah cerita ringkasku. Sampai sekarang rasanya masih nempel di lidah dan pikiran. Apalagi ketika musim durian seperti ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung