pepohon besar yang kau tinggalkan
sudah tumbang.
rerantingnya merapuh, disinari
surya sepanjang hari belakangan ini.
daundaun kering.
di bawahnya tertulis dongeng yang
sering kita cuapkan kepada awan.
ah, engkau menatap samakah?
dari tebing tinggi tak kutemukan rangkamu.
dari tebing tinggi tak kutemukan rangkamu.
dari tempat yang biasa, lenyap
jejak bersama nama.
aku hanya tak tahu, di mana engkau
semestinya.
bisakah, temui katakataku sejenak?
agar mereka buyar, dan tak melulu
puisikanmu
pada ujung pena.
pada ujung pena.
Bandarlampung,
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar