Apakah engkau punya pilihan?
Apakah engkau punya jaminan?
Jika engkau bersedia, ikutlah denganku. Pada negeri senyaman
syurga.
Wajah yang murni, desing peluru melintasi mata.
Bukan kita penuh ketenangan membiarkan.
Dalam rangka yang tak bisa menjamah, sedang doa juga adalah
kekuatan akhir, sungguh luka itu menancap.
Pilihanmu adalah, hidup sejenak. Mati saat ini atau sesaat
lagi.
Dalam detik, itulah yang ditasbihkan. Sungguh mulia.
Berhadapan dengan sang pencipta begitu dekat. Menunggu
giliran.
Apakah engkau bersedia mundur? Bukankah engkau punya cita -
cita?
Ingin berbincang, namun dunia ini menutupmu.
Oh, engkau adalah gemintang cerah pada catatan malaikat.
Namun dalam suram yang menutupi, manusia melupakan.
Betapa mulia, ibarat detik - detik mendekati surga.
Sedangkan ruhmu telah dinantikan ribuan bidadari.
Akan ada kedamaian menunggu janji Tuhan.
Bandarlampung, 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar