aku, adalah semesta
pada Juli yang temaram.
yang tak lelah membawamu berjalan. untuk kemudian
kembali lagi duduk dalam letih panjang
menerima sekedarnya, lalu kembali memberi kepada
langit yang hendak tumpah.
adakah engkau henti sejenak dari pelarian yang tak
tentu dimana tujuan?
sedang aku hanya memandangimu kian jauh.
bukankah kita pernah rangkai janji untuk kebersamaan
yang abadi?
dimana pernah kau kaitkan, kata – kata istimewa?
ataukah yakinmu segala itu adalah biasa?
nyatanya kini, rasa itu memudar bersama kabut di
pembaringan malam.
Bandarlampung, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar