adalah airmatamu meramu waktu
pada sepenggal subuh yang tak henti
temaram hampir usai
dicekik cahaya menarik kelam
kemudian,
merapal pinta pada awan – awan yang datang
memeluk lelah di ujung wajah
kau simpan sempurna segala kata
kita, sudah mengukir nama
pada dinding gunung maha dewa
jalan bergelombang penghiasnya
di sana, kerangka kita lumpuh
apakah, kau masih simpan
selembar waktu?
yang ingatkan kita, untuk tiada.
Bandarlampung, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar