karena sesungguhnya ia memerlukan
sapamu.
semandiri apapun engkau kini,
tetap ia pernah menegakkan rangkamu
nan tertatih.
sekokoh apapun engkau di negeri
rantau,
tetap ia rapalkan doa pada setiap
sujud.
karena airmatanya tak dapat
dikirimkan melalui pesan singkat,
bahkan mengenangmu terasa cukup.
ada dua sesak yang dijaganya dalam
dada.
sesak kerinduan, juga sesak
keikhlasan.
seperti sinaran yang meredup,
demikian pula engkau mengingat.
pulanglah, ada kuntum - kuntum yang kan bermekaran saat kau pijak tanah kelahiran.
pulanglah, ada kuntum - kuntum yang kan bermekaran saat kau pijak tanah kelahiran.
jemarinya yang telah berkerut,
adalah pendekapmu, ketika itu.
airmata dalam suap nasi yang ia
telan
mendekap namamu
sepertinya ia, ingin bersama
sosokmu yang dahulu.
Bandarlampung,
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar