Kamis,
14 September 2017
Kematian
Bumi Rohingya karya Alam Terkembang: FLP Wilayah Riau
Sebelum
kematian menjadi lumpur,
Kebencian
menciptakan rasa sakit bagai pedang,
Melindap
masuk bersama cuaca paling jalar,
Ke
batang tulang, yang dingin dan pengap
Merampas
semua warna matamu.
Di
tiap ruas tenggorokanmu yang berlafaz Tuhan
Raut
wajahmu adalah kuasa pemicu gerah
Dan
urat racun di lidah - lidah tubuh lapar,
Yang
kan hanya memberimu asap tebal
Saat
nanti tubuhmu kering dan luka.
Dicerabuti
ribuan gagak
Yang
kan memberimu makna tentang rasa sakit
Lalu
mengapung - apungkan jiwamu ke bulan mati.
Saat
selembar putih jiwamu telah dipanggang
Di
tungku panjang nan lelah
Setiap
detak sebelum malam
Pertemuan
mendung telah jadi api
Dan
kulit pucatmu adalah arah mata pisau yang tapak
Tempat
memasung semua amarah
Yang
tak pernah mengantarmu ke jalan pemakaman
Sebab
kematian tak lagi memerlluakan liang,
Ia
telah mengubah keping malam jadi pelarian tanpa tuju.
Kemanapun
yang kau temukan hanya ajal
Yang
membuatmu lebih dulu mati dari kematian
Takkan
ada siapa dengar jeritmu yang mendera
Bahkan
bumi kepada langit telah ia cerai beraikan
Sekaligus
darahmu menggerus hhujan airmata
Menggenang
di sajadah ijabah yang usang
Di
belahan bumi terjauh
Dan
matamu basah yang paling pasrah
Ketika
sepetak tanahmu tak menawarkan hidup
Tempat
bernaung, membagi cerita pada anak - anak
Saat
kunang - kunang menghibur
Jantungmu
telah memutih
Lalu
kau ajak mereka melukis hujan dan gerimis di ujung magrib yang padam.
Bumi,
bukan lagi tempat terbaik pejamkan mata
Dari
ribuan buas yang memburu napas - napas rapuh,
Dan
menghisap sumsum tulang subuhmu
Berapa
darah lagi Rohingya harus bersimbah?
Meminta
belas kasih sesiapa,
Saat
mereka hanya punya tangan untuk tengadah
Pada
embun yang gugur.
Au
tak punya apa untukmu
Bahkan
aku ciut dan jauh
Setititk
doa dan puisi ini menjadi
Jendela
dan pintu
Buat
epitaf nisanmu
Biar
bibir mati yang saban waktu didatangi para pelayat di hari sepi,
Bergegas
menyusul senyum.
9
September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar