Minggu, 08 Oktober 2017

Menumbuhkan Kerinduan Juara 1 Lomba Cipta Cerpen oleh Perpusarsip Kota Metro




Tepat di malam itu, aku melihat kembali deadline para lomba. Biasanya aku memang menulis di sticknote, menempelnya di meja belajar. Agar terlihat jelas, mana jadwal terdekat. Sungguh mengejutkan, ternyata malam itu adalah hari terakhir pengumpulan naskah lomba cipta cerpen yang diadakan oleh Perpusarsip kota Metro. Dalam waktu yang sedikit, akhirnya kumulai menulis cerita. Tidak ada stok cerpenku yang sesuai dengan tema: tentang kota Metro. Tentu aku harus menjelajah isi otak, untuk mengaitkan ide - ide, dan meramu diksi agar menjadi cerita yang alami. Kebetulan aku memang bersekolah di Kotagajah, Lampung Tengah. Sering melintasi kota Metro sebulan sekali, meskipun hanya di terminal. Menurutku itu lumayan membantu. 

Segera kupilih setting yang membuatku nyaman untuk bercerita, masjid Taqwa. Tempat yang penuh kenangan. Masjid kokoh itu mengalami pemugaran dan berganti dengan desain yang mewah. Lebih mirip masjid Aya Shofya sekarang. Tapi memang lebih Indonesia bangunan yang dulu. Kutelusuri lagi ingatanku tentang masjid Taqwa. Berhasil kutemukan. Aku akan memilih tema pendidikan, yang kusisipkan di kota Metro. Di antaranya, tentu ada kisah lain yang mengikuti. Sengaja kupilih nama Des, sebagai tokoh utama. 

Jika kata seorang muridku,

“ Ini Ms. Desma ya?”

Dan aku bisa menjawab dengan jawaban yang sangat baik. Des, bisa Desma, Desi, Desna, Deska, dan lain - lain. Ini adalah kisah fiksi, maka nama dalam tokoh, memang disesuaikan kehendak penulis. Sedangkan karakter dalam cerita yang mungkin mirip - mirip seseorang, tentu bisa saja terjadi. Karena memang dari orang - orang tersebutlah kisah ini terinspirasi. Bisa jadi, kamu. Ya, kamu. Suatu ketika menjadi tokoh di ceritaku.

Maka, setelah selesai kisah tersebut. Mengedit tentu harus dilakukan. Kemudian aku kirim ke alamat email yang tercantum. Tidak lupa folow akun instagram Perpusarsip Kota Metro. Alhamdulillah, terkirim juga. Aku sangat mensyukurinya. Bagiku, berhasil mengerjakan tugas untuk mengikuti lomba adalah suatu prestasi. Urusan menang dan seterusnya, adalah rezeki dari Allah. Ibarat menanam bunga. Yang penting sudah ditanam. Kemudian dirawat. Untuk tanaman tersebut tumbuh, tentulah itu hadiah dari Allah, yang juga membahagiakan kita para penanamnya. Sungguh, aku bahagia begitu rampung dengan cerpen tersebut.
Beberapa hari kemudian, tak sengaja aku membaca ig Perpusarsip Metro. Ada namaku tertera di urutan paling atas. Sebagai juara satu lomba cipta cerpen. Alhamdulillah.. bersyukur atas karunia yang Allah berikan. Keesokan harinya panit amenghubungiku agar hadir ke metro untuk penerimaan hadiah. Tapi, aku menyampaikan permohonan maaf, belum bisa hadir, karena aku masih harus berangkat ke sekolah untuk menyelesaikan beberapa urusan. Selain itu di siang harinya juga sudah ada acara lomba mewarnai yang diadakan oleh Relawan Kemanusiaan Lampung, aku sebagai PJ nya. Ada kekhawatiran nanti malah tidak keburu jika dari Metro.

Di hari Kamisnya, ketika menghadiri kegiatan Gerakan Lampung Membaca bersama Najwa Shihab, panitia membawakan hadiahnya. Aku berterimakasih kepada panitia yang sudah bersedia membawakan hadiah tersebut dan memberikannya padaku. Hanya dapat selentingan acara di Kota Metro, bahwa penyerahan hadiah diberikan langsung oleh Bapak Walikota. MasyaaAllah, bahagianya. Cukuplah segala yang telah Allah berikan untukku. Meskipun belum bertemu Pak Walikota, mudah - mudahan Allah memberikan kesempatan di lain waktu, InshaaAllah.


Bandarlampung, September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung