
Setelah ini, apalagi yang bisa kita banggakan?
Sungguh, aku hanya ingin tuntaskan lelah. Lihatlah bagaimana langit itu hendak menelan. Pada tengah malam, nadanya do do do, si si, mi mi. si mi, si mi, mi si, mi si, sol sol. Pekik jam getir, dalam rintih isak terbatas. Awan terasing, rembulan diabaikan. Hanya didekap separuh.
Sudah terlewati, kemarin. Kita datangi malam ini. Ketika melintasinya, kepada apa kita bisa berjanji, untuk temui esok pagi?
Setelah nafas ini, kemana lagi doa menjadi puisi? Kita, masihkah bisa? Untuk sekedar menjadi ada..
Sudah terencana sibuk - sibuknya kita. Meski malam sajikan sama, dengung angin tanpa rasa, kecuali dingin. Esok adalah letih yang liar. Mata kita bisa bicara, sedang kata tak lagi berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar