Berisi peristiwa yang terekam, dan tersajikan dalam sesingkat tulisan. Tak sempurna, karena ingatan miliki batasan. Maka pengikatnya adalah catatan.
Minggu, 07 Februari 2010
Dalam Catatan3
Setelah ini, apalagi yang bisa kita banggakan?
Sungguh, aku hanya ingin tuntaskan lelah. Lihatlah bagaimana langit itu hendak menelan. Pada tengah malam, nadanya do do do, si si, mi mi. si mi, si mi, mi si, mi si, sol sol. Pekik jam getir, dalam rintih isak terbatas. Awan terasing, rembulan diabaikan. Hanya didekap separuh.
Sudah terlewati, kemarin. Kita datangi malam ini. Ketika melintasinya, kepada apa kita bisa berjanji, untuk temui esok pagi?
Setelah nafas ini, kemana lagi doa menjadi puisi? Kita, masihkah bisa? Untuk sekedar menjadi ada..
Sudah terencana sibuk - sibuknya kita. Meski malam sajikan sama, dengung angin tanpa rasa, kecuali dingin. Esok adalah letih yang liar. Mata kita bisa bicara, sedang kata tak lagi berguna.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TERIMAKASIH TELAH SINGGAH
Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar