Oleh: Desma H., S. Pd.
Puisi adalah bahasa ringkas dari suatu peristiwa, yang dipesankan oleh penyair kepada pembacanya. Puisi memiliki batadan kata yang sedikit, dibanding cerpen atau novel. Puisi juga berbeda dengan berita dan opini, dalam menampilkan fakta. Ada pilihan kata, meskipun tidak semuanya berupa metafora. Sering juga terjadi, kata-kata biasa, yang senantiasa lalu lalang dalam lidah kita; asalkan dirangkai dengan tepat, maka terciptalah diksi yang serasi, untuk membangun puisi.
Itu sebab puisi harus memiliki pemadatan kata. Tak perlu jauh mencari contoh. Puisi SDD yang berjudul Aku Ingin, adalah kata-kata yang biasa. Namun, lihat kekuatannya. Bagaimana pesannya sampai kepada kita. Setiap pembaca memiliki persepsi yang berbeda tentunya, dan kebanyakan sepakat bahwa isinya adalah kesungguhan dalam cinta.
Terkait Cinta, tentu ini berhubungan dengan tema bulan ini. Tak selalu puisi cinta menghadirkan kata-kata perkasihan, percintaan, pernikahaan, dan lain sebagainya. Karena puisi yang baik adalah puisi yang show it, not tell it. Puisi yang menunjukkan, bukan yang dikatakan.
Sebagai contoh begini:
Sayang, aku mencitaimu sejak lahir. Tanpamu aku tak bisa bernapas. Melihatmu membuatku sanggup mencapai mimpi. Bersamamu aku hidup.
Dst.
Kemudian bandingkan dengan seorang wanita yang membuatkan syal rajutan benang wol, bertuliskan nama: Ahmad, di ujingnya. Diberikan langsung kepada kekasihnya saat di bandara, yang hendak kuliah ke Korea.
Menunjukkan cinta dan kerelaan, dengan perhatian. Tak perlu kata yang berbelit. Cukup satu kata kekasihnya, dan serangkaian rajutan benang wol hingga menjadi syal. Mungkin di rajutan itu ada air mata, ada doa, juga ada kecemasan. Nah, itulah yang harus kita bangun, dalam menulis puisi. Tunjukkan, bukan katakan.
Akan tetapi, pada puisi kekuatan kita ada pada kata. Bagaimana memilihnya? Berikut tipsnya:
1. Padatkan kata.
2. Buat citraan, bangun suasana.
3. Gunakan metafora.
4. Sematkan pesan. Hal terpenting dalam kita menyajikan sesuatu. Pesan penyair, untuk pembaca.
Baiklah, untuk bedah karya pekan ini, ada puisi yang bagus dari teman kita yang sudah dikumpulkan. Hayo, coba tebak, ini puisi cinta atau bukan? Silahkan beri tanggapan di kolom komentar. Bagaimana dengan pesan penyairnya, sudah sampaikah? Selamat berlatih terus, hingga tuliskan puisi terbaik.
Tentang Kita dan Hari Ini
Karya: Fat Zura
Apa yang kau harapkan, kasih?
Orang penting dan sinting kadang tak bisa dibedakan
Mana hitam mana putih
Tumpang tindih
Jikapun mengasingkan diri
Berita itu akan terus berhembus lagi
Saat terealisasi
Kita hanya tinggal menyesali
Harapan yang mana yang kau sebutkan?
Ataukah itu cuma angan buat hiburan?
Kita sudah sekarat, kasih
Pisau-pisau kekuasaan membuat kita harus menunduk
Tapi tunduk atau tidak itu sama saja
Kita tetap diperlakukan seperti boneka santet
Buat apa kita menunduk, kasih?
Bukankah kau pun sudah muak dan telah mendongakkan kepala?
Kau takut cinta kita berlumur darahku atau kamu atau mahasiswa lain?
Dan kau mau cerita kita digenangi air mata rakyat?
Sanggup kamu biarkan itu terjadi pada paragraf soal kita?
Kasih, biarkan aku turun ke jalan!
Lampung, 28 Januari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar