Sabtu, 12 September 2020

De Liefde

 




Oleh: Desma H.


Judul buku: De Liefde

Penulis       : Afifah Afra

Tebal buku : 456 halaman

Penerbit      : Indiva Media Kreasi

Tahun terbit: 2010



Bagaimanakah kelanjutan kisah Sekar Prembajoen, Everdine, dan Rangga Puruhita? Lepas dari De Winst, de Liefde menghadirkan kegeraman tersendiri di hati saya. Penulis memunculkan konflik baru, dengan para tokoh yang saling terkait. Masa sekarang yang merupakan dampak dari masa lalu, menjadikan cerita pada novel ini semakin kisruh. Ah, hati pembaca makin berkecamuk. Dan, kembali lagi pada akhir halaman buku ini, saya ditodong rasa penasaran tingkat dewa. Aduhai, setelah ini apa lagi yang akan dikisahkan oleh penulis? Akankah pertanyaan-pertanyaan saya dapat terjawab di novel berikutnya? Kudu menyiapkan waktu beberapa jam untuk mengulum bacaan ini. Ternyata, menusuk juga ke hati.


De Liefde, memaparkan perjalanan pembuangan Sekar di Belanda. Bukan diasingkan, malah ia merasa mendapat kebebasan. Bertemu dengan tokoh-tokoh yang selama ini hanya ia kenal dari cerita. Sebagai tahanan, ia tetap dalam pengawasan. Geraknya selalu terpantau. Tetapi tabiat Sekar yang pemberani dan tak peduli apapun, tetap saja ia bergerak meskipun sendiri. Sikapnya ini pada akhirnya membuat Shofie, Julie, Gerandi bersimpati.  

 

Kisahnya semakin beragam. Roesmini (sang pelacur di de Lente), serta Rinnah van de Brand (sang penari tayub yang jelita pada zamannya) adalah dua tokoh pribumi yang menjadi pengait konflik dengan kakak beradik Richard dan Daalen, petinggi yang sangat berpengaruh. Richard yang cerdas dan terkenal menawan, ternyata memiliki masa lalu yang jika terungkap bisa menghancurkan kehidupannya. Hanya Daalen yang mengetahui hal ini. Sekar dan Shofie secara perlahan terlibat, karena interaksinya dengan Roesmini. Perbedaan tempat Rinnah (ibunda Roesmini) dengan Roesmini, membuat kisahnya bertali. Roesmini berkawan Shofie dan Sekar, berada di Belanda. Rinnah, yang setengah waras, tengah mencari keadilan, bertemu Everdine di tanah Jawa. Keterkaitan ini, membuat pembaca berpikir kritis. Menarik kesimpulan sementara, sebelum menemukan fakta-fakta berikutnya, di lembar selanjutnya.


Roesmini yang menjadi pelacur, merupakan rencana apik Daalen sebagai pembalasan dendam pada adiknya, Richard. Daalen yang mencintai Rinnah, harus memilih antara opium atau orang yang dikasihinya. Jahatnya Richard, yang memang tidak menyukai kakaknya, karena selalu merasa kalah, memberikan pilihan menyakitkan pada Daalen. Opium atau Rinnah. Daalen yang sudah kecanduan, tak bisa berbuat apa-apa. Ia pun merelakan Rinnah kepada Richard. Terlahirlah Roesmini, yang merupakan putri dari Richard, namun tak semua orang tahu. Jika kebusukan ini terungkap, nama baik Richard akan berkeping, sedangkan ia adalah pejabat pemerintah. Maka, kelicikan dijalankan. Ia tak segan melenyapkan nyawa siapapun. Termasuk seorang Everdine. Lantas, bagaimana dengan misi penyelamatan Roesmini? Bukan novel, kalau perjalanan lancar-lancar saja. Konfliknya semakin semrawut. Memicu keberanian Sekar kembali membara. Dengan statusnya sebagai tahanan, membuat geraknya terbatas. Namun, karakter Sekar yang pemberani, tetap menerjang penghalang yang ia hadapi. Tentu dengan bertaruh nyawa.


Di saat Everdine meyakini bahwa hukum benar-benar ditegakkan, ia tak menyadari ancaman maut mengintainya sepanjang waktu. Berkali-kali ia selamat dari percobaan pembunuhan. Sepak terjangnya memperjuangkan nasib pribumi, padahal ia seorang Belanda, tentu membuat ngeri para pejabat yang tamak akan kekuasaan. Everdine harus dimusnahkan. Banyak rahasia yang ia ketahui. Jika terbongkar, para pejabat pemerintah bisa berantakan. Everdine, seorang ahli hukum yang pandai, tak kan mungkin bisa kalah dalam proses pengadilan. Maka, jalan pintas yang ditempuh musuh-musuhnya, menjadi jurang penderitaan baru bagi Everdine.


Apakah ia lelah? Ternyata Everdine, yang telah menjelma sebagai Shahidah, benar-benar wanita yang tangguh. Sejak mengenal Islam, ia merasa semakin kuat. Bahkan dalam penyandraannya, sering ia merasa terpuruk, namun kembali tercerahkan. Seolah Allah selalu memberikan keteguhan di jiwanya. Adalah seorang Joedhistira, seorang marinir hebat yang kabur dari hukuman mati, karena diduga memberontak; senantiasa muncul untuk menyelamatkannya. Perlahan ada ketakutan kecil di hati Shahidah, tentang perasaan kagum yang muncul di hatinya, juga mungkin tatapan cinta dari Joedhistira. Sedangkan ia tak sanggup membalas rasa itu. Begitupun Joedhistira, yang takkan mampu memperjuangkan cintanya pada Everdine, yang telah bersuamikan Rangga Puruhita.


Nah, tidak ada kisah Rangga di buku kedua ini. Pada buku selanjutnya akan diungkap cerita pembuangan Rangga di tanah Ende.


Novel ini bagus. Diksinya pilihan. Meletupkan semangat juang. Dan tentu saja, mengobarkan semangat, untuk lanjut membaca buku berikutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung