Oleh: Desma H.
senyum raib, dari selembar kertas,
sepertinya lupa bagaimana warna air mata,
merupa jingga tua, kala senja,
atau kelabu pekat, ketika muram semesta?
kupinjam sebelah sepatumu,
untuk pangkas luka di kepala,
terlanjur ditebas mimpi kemarin,
tunasnya lapuk, ditinggalkan empunya.
tak perlu disirami,
lapisannya terkelupas, badan enggan miliki.
selamat berangkat. semoga sehat.
aku melipat kertas kosong,
mengapa tersimpan? sunyi menjelma alasan.
cordova, 10.09.20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar