Oleh: Desma H.
Sahabat, aku ingin sampaikan tentang ruang yang ada antara kita. Dengan bahasa yang biasa. Tiada ingin menutupi, tak pula menyampaikan secara benderang. Intinya, berkata nyata saja.
Aku baru ingat, tentang usia yang sudah hampir setengah abad. Batasnya sampai mana, tak tahu pula. Tuhan begitu cantik sembunyikan rahasia ini. Tahu-tahu nanti, pergi. Dikenang sejenak, ditangisi, kemudian dilupakan. Benar? Semoga kita tidak demikian.
Ini adalah dinding rumah, yang berhak dicat seperti apa. Jika kelak kau temukan dan baca, entah aku sudah menjadi apa. Namun, semoga kebaikan, selalu terjadi untukmu, untukku, untuk kita.
Pada waktu tertentu,
aku merasa seseorang begitu aku. Hingga terpacu untuk mengenal, menyuka, dan mendamba. Tapi, pada Tuhan saja kusampaikan. Waktu berjalan, bertahun-tahun, tabiatku sama. Sedangkan mereka telah mengawali kehidupan baru yang punya kisah beragam. Aku, tetap berkelana, sembari memilihkan sosok yang begitu aku.
Dan, hari ini. Aku benar-benar sadar. Terlalu jauh sudah. Hingga aku lupa diri. Aku memutuskan untuk berhenti.
Aku menitipkan pesan padamu, jangan terlalu jauh berjalan. Tentukan dulu tujuan, sehingga kau tahu, di mana kelak berlabuh. Teruslah, hingga terwujud.
Sampai sini,
kutandai, pemberhentian ini.
Sahabat, semoga kebaikan untuk kita semua. Aamiin...
Berisi peristiwa yang terekam, dan tersajikan dalam sesingkat tulisan. Tak sempurna, karena ingatan miliki batasan. Maka pengikatnya adalah catatan.
Minggu, 12 Juli 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TERIMAKASIH TELAH SINGGAH
Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar