Selasa, 10 April 2018

Seminar and Workshop for English Teacher






Pelatihan yang diadakan oleh Lembaga LIA ini sungguh memberikan banyak pengetahuan. Sejujurnya, materi ini teorinya sudah pernah juga kuterima ketika di bangku kuliah. Ini bukanlah hal yang baru. Lantas apa yang menjadikan begitu istimewa? Adanya pengingat kembali, yang disampaikan dengan ragam contoh aplikatif. Tentu keilmuan jadi terbaharui.

John Cruft dari Mac Millan Education menjadi pemateri. Sosok pirang dan jangkung itu memaparkan materi sederhana dengan sederhana. Bagaimana memaksimalkan empat C skill dalam pembelajaran bahasa Inggris? Apakah 4 Cs skill itu? Communication, Collaboration, Creativity, dan Critical Thinking. 




Cruft langsung menjadikan dirinya sebagai contoh. Ketika ia berdiri, apa yang ada di pikiran para peserta? Kemudian satu per satu diminta memberikan komentar, dengan diawali kata “ I think….”. dari pemaparannya, jelaslah tujuan penggunaan kata tersebut. Setiap orang diminta memberikan pendapat yang berbeda. Secara tak langsung, ia sudah membangkitkan kemampuan Critical Thinking. Ketika sosok John Cruft memposisikan sebgai seorang guru, maka para peserta adalah siswanya. Jujur saja, aku langsung dapat merasakan manfaat dari cara itu. Dalam hati langsung bergumam, bahwa strategi ini bisa kuaplikasikan. Tentang bagaimana hasilnya? Belum tahu, karena belum diaplikasikan. Tapi, untuk awalan bolehlah memunculkan keyakinan.




Ada hal yang ia selalu tekankan. Dari pengalamannya 15 tahun mengajar di Mac Milan.
“ We don’t have to change our way in teaching, but we should have little upgrade our strategy to develop our students’ critical thinking.”

Ia juga menyampaikan cara untuk memancing para siswa mengemukakan pendapatnya secara kritis. Sebagai guru, jangan berhenti pada seorang siswa dan menyatakan bahwa jawabannya adalah benar, karena hal itu akan menutup peluang siswa lain untuk berpendapat. Teruslah mengajukan pertanyaan dengan cara yang kritis.




Jika pertanyaan sudah dijawab oleh siswa, terus gali lagi semakin dalam dari jawaban siswa tadi. Dari sini akan berfungsi sekali pertanyaan 5WH. Terlalu sering yang dilakukan oleh guru adalah tidak memancing para siswa untuk berpikir kritis. Guru memberikan pertanyaan yang kurang menantang.

John memberikan contoh sederhana seperti ini: 

Seorang anak berumur lima tahun ditunjukkan gambar seekor kuda oleh ayahnya, kemudian si anak langsung berteriak bahwa gambar itu adalah a big dog. Jika si Ayah langsung menyangkal, bukan. Itu adalah a horse, maka si anak akan kehilangan kesempatan untuk berpikir kritis. Di sinilah kesempatan sang ayah untuk menggali lebih dalam. Mengapa kau mengatakan bahwa itu adalah gambar a big dog? Tentu sang anak memiliki alasan. Setelah mendapatkan alasan, maka akan jauh lebih mudah memberikan pemahaman kepada si anak. Tentu, bukan berawal dari menyalahkan.

Kusadari juga dari hal  ini, bahwa dengan memberikan kesempatan berpendapat para siswa secara otomatis membuka peluang guru untuk lebih menyelami sejauh mana pemahaman para siswa.
Yang paling berkesan di pelatihan ini adalah pemaparan dari seorang native speaker, menggunakan bahasa Inggris, para peserta merespon dengan bahasa Inggris juga. Dan langsung saja berpendapat, mengajukan pertanyaan, bahkan berpikirpun menggunakan bahasa Inggris. Akhirnya aku terpancing. Menyenangkan sekali berada dalam ruang itu.


Bandarlampung, 6 April 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung