Maka tibalah aku di gedung menjulang itu. Sambutan para
penerima tamu begitu ramah. Lampu - lampu keemasan, menampakkan kemewahan. Meniti
tangga menuju ruang Krui. Bukankah itu nama daerah di Lampung? Iya, dari segi
penamaan sudah menarik. Sebenarnya acara akan dimulai pukul 19.00 WIB. Sengaja
aku berangkat lebih awal, agar lebih nyaman. Segala yang terburu - buru,
menurut pengalaman sering kurang maksimal hasilnya. Lantas apakah hadirku saat
ini membuahkan hasil? Oh, tentu saja. Alhamdulillah, aku tidak terlambat. Dan
ini adalah acara penting. Jumpa dengan Ketua MPR RI. Sekedar jumpa sajakah? Tentu
tidak. Ada tujuan krusial yang akan dibahas bersama 60 Netizen Lampung, yang
diundang hadir di Hotel Swiss Bell, Teluk Betung Utara. Aku hadir bersama teman
- teman tapis Blogger yang semua super.
Bersama Tapis Blogger asal Metro |
Yandigsa, Sang Moderator. |
Nah, jika muncul lebih awal ada kelonggaran waktu untuk
berbincang dengan teman - teman Tapis Blogger. Senang sekali bisa menyapa teman
- teman dari luar Bandarlampung. Berkesempatan bertukar pikiran dengan
moderator acara, Yandigsa dari Kota Bumi. Bang Iyan, aku biasa memanggil. Selalu
saja ada motivasi muncul, meskipun dari sekejap jumpa dengan beliau. Setelah koordinasi
sejenak dengan panitia, aku menempatkan diri di posisi nyaman. Untuk sementara
berada di depan. Mendapatkan tugas kehormatan menjadi dirijen lagu Indonesia
Raya di malam itu. Ada debar haru ketika lagu disenandungkan, terlebih ada tokoh
penting yang kupandu. Juga para pemegang pena nan luar biasa di hadapanku,
dimana dari pertemuan ini, akan menebar misi untuk kebaikan bangsa. Maka berbaurlah
semua rasa.
Jelang kehadiran Bapak Ketua MPR RI, sambutan awal
disampaikan oleh Kepala Biro Humas MPR RI, Ibu Siti Fauziah, S. E., MM. Dilanjutkan
oleh Bapak Ma’ruf Cahyono, S. H., MA., Sekjen MPR RI. Beliau memaparkan beragam
hal yang sejujurnya membuatku tersadar.
Ada hal penting yang harus masyarakat tahu tentang MPR RI. Tak
hanya sebatas empat pilar ( Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD
NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, Bhineka
Tunggal Ika sebagai semboyan negara) yang masih sering didengungkan. Tapi ada
hal lain yang harusnya masyarakat juga pahami terkait MPR RI. Bagaimana cara
agar dapat tersampaikan ke masyarakat yang dewasa ini sudah mulai abai? Merupakan
tugas para peramu kata malam itu. Sengaja dipilih para netizen, karena beliau
juga berkeyakinan bahwa penyebaran informasi tercepat saat ini ada di Netizen.
MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. Dengan tugas yang sudah sejak pelajaran Sekolah
Dasar senantiasa dipelajari. Diantaranya:
1.
Pemasyarakatan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, dan Ketetapan MPR.
2.
Pengkajian Sistem Ketatanegaraan, UUD NRI Tahun
1945, serta Pelaksanaannya.
3.
Melaksanakan Pengelolaan Aspirasi Masyarakat dan
Daerah dalamrangka Penyususnan Pokok Haluan Penyelenggaraan Negara (PHPN).
4.
Menyampaikan Pokok Haluan Penyelenggaraan Negara
(PHPN) kepada Lembaga Negar yang Kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945.
5.
Menyelenggarakan Sidang Tahunan MPR dalam rangka
Laporan Kinerja Lembaga Negara kepada Publik.
6.
Melaksanakan Konsultasi dan Koordinasi dengan
Pimpinan Lembaga Negara lainnya.
7.
Memberikan Penjelasan atas Tafsir Kaidah Konstitusional
dalam Sidang Mahkamah Konstitusi.
Selain menjalankan tugas, MPR RI juga memiliki kewenangan,
antara lain:
1.
Mengubah dan menetapkan Undang Undang dasar.
2.
Melantik Presiden dan Wakil presiden Hasil Pemilihan
Umum.
3.
Memberhentikan Presiden dan/ atau Wakil presiden
dalam masa jabatannya.
4.
Mengangkat Wakil Presiden Menjadi presiden dalam
hal terjadi kekosongan jabatan presiden.
5.
Memilih dan melantik Wakil Presiden dalam hal
terjadi kekosongan jabatan wakil presiden.
Pembahasan yang mungkin sudah mulai beranjak dari ingatan. Hanya
terpatri bahwa dulu pernah mempelajari. Terlebih lagi ketika aku membaca
implementasi sila - sila Pancasila. Sungguh akan damai negeri ini jika memang
benar dilaksanakan oleh masyarakat. Namun mengapa pada kenyataannya,
perselisihan sering nian tersaji? Ada alasan di balik itu semua.
Aku tetap mengikuti pemaparan dari Pak Ma’ruf. Sungguh
mengagumkan, tanpa teks dengan penyampaian yang lancar. Bahasa tersusun,
santun, dan menghujam. Sempat tertegun ketika beliau membacakan puisi. Cukup panjang,
tetap lancar beliau hadirkan.
Masih Indonesiakah kita,
Setelah sekian banyak jatuh bangu,
Setelah sekian banyak tertimpa dan tertempa,
Setelah sekian banyak terbentur dan terbentuk.
Masihkah kita meletakkan harapan di atas kekecewaan,
Persatuan di atas perselisihan,
Musyawarah di atas amarah,
Kejujuran di atas kepentingan.
Atau ke Indonesiaan kita telah pudar
Dan hanya tinggal slogan dan gambar?
(Penggalan puisi Manifesto, dari MPR untuk NKRI)
Seolah tertampar dengan kata - kata ringkas itu. Mungkin
benar sekedar slogan dan gambar. Minim aplikasi. Maka pertemuan itu merupakan
penyadaran untukku. Sebagai pendidik, ada PR penting yang harus dikerjakan. Ada
wawasan baru yang harus ditebarkan. Juga beragam ilmu yang sebaiknya
dikembangkan.
Ketua MPR RI, Bapak DR. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. tiba. Duduk
sejenak beliau langsung memberikan pesan - pesan singkat. Namun tetap
mencengkeram pemikiran.
“ Negara ini merdeka bukan karena pemberian, tapi
perjuangan.” Ucap beliau lantang.
Maka tentu tak layak jika generasi sekarang hanya berleha –
leha, menyiakan waktu. Tantangan besar sudah ada di depan. Sedangkan bangsa
kita masih berselimut masalah berantai: Kemiskinan, Kesenjangan, Korupsi, dan
Distrust.
Sebagai putra Lampung, beliau juga menyampaikan bahwa generasi
saat ini harus cinta daerah, harus punya ilmu, dan smart. Begitu pesan Bapak
Zulkifli Hasan dengan semangat menggebu. Beliau menjadi sukses, juga melalui
perjuangan dan penuh kesungguhan sejak kecil. Aku jadi tertular membara. Beragam
catatan kukantongi. Ya, benar sekali ada hal luar biasa yang juga harus
kusampaikan. Bukan sekedar tulisan di selembar kertas, namun yang terpenting
adalah pelaksanaannya secara berkelanjutan, untuk kemudian terwariskan.
Sebagai pimpinan MPR RI periode 2014 - 2019, Bapak DR.
Zulkifli Hasan, S.E., M.M., didampingi oleh 4 wakil. DR. H. M. Hidayat Nur
Wahid, MA., H. Mahyudin, S. T., M. M., Letjen TNI (PURN) E. E. Mangindaan, S.
IP., dan DR. Oesman Sapta. Adalah tugas berat untuk membawa bangsa ini dalam
cakupan implementasi sila - sila Pancasila. Namun hal itu semakin berat jika
segala usaha hanya menjadi wacana. Maka langkah terbijak adalah bergerak,
lakukan perubahan. Sampaikan kebenaran, dan selalu belajar untuk semakin baik.
Bandarlampung, 27 November 2017