Kita harus selalu memunculkan inovasi. Di sekolahku juga demikian. Perlombaan tak hanya ditujukan untuk siswa. Para guru juga harus terlibaat. Lomba seperti apa yang disajikan untuk para guru? Kali ini aku mengikuti lomba memanah. Sejujurnya, baru kali inilah aku memegang busur panahan. Seketika itu pula panitia mengajarkan, cara memegangnya, serta memasang anak panah. Menarik tali busur, hingga melepaskan. Membidik target, sampai posisi badan ketika hendak memanah. Alhamdulillah, pengalaman baru.
Ternyata lumayan berat untuk menarik busur. Ketika membidik, seolah - olah sudah tepat. Ternyata malah meleset jauh, walaupun mata sudah dipicingkan. Target sudah dibuat oleh panitia, leengkap dengan lingkaran nilai yang bisa diraih jika tepat sasaran. Harap maklum, pemanah amatir sungguh heboh jika ternyata bidikan mengenai target.
Akhirnya semua guru telah menuntaskan misinya. Para pemanah telah mengusahakan yang terbaik. Penentuan juara oleh panitia. Diumumkan saat itu juga, karena terlihat dari pencapaian mata panahnya. Lantas siapakah juaranya?
Juara 1: Desma Hariyanti, S. Pd., Juara 2: Yuni Karnelis, S. T. P., Juara 3: Nurbayyah, S. Pd. Itulah pengalaman memanahku yang pertama. Mencoba menjadi prajurit pemanah sejati. Untuk menegakkan perdamaian di muka bumi, InshaaAllah. Aamiin...
Bandarlampung, Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar