Karate Girl adalah film jepang yang mengisahkan tentang
seorang pelatih, Kurenai Shoziro Kurobi yang memiliki inovasi terhadap teknik
beladiri. Ia mengandalkan pertahanan serta serangan kaki. Kuda - kuda yang
kokoh. Bukan menyerang lawan, namun bertahan dari serangan. Pada waktu yang
tepat, serangan dilakukan menggunakan tendangan. Akan tetapi, teknik ini
menjadi hilang sebelum sempat dipopulerkan. Adik dari pelatih sendirilah, yang
menghancurkannya. Ia tidak ingin teknik karate terbaru tersebar luas. Ia hanya
ingin tekniknya sendiri yang menguasai seni beladiri di Jepang.
Sang pelatih dibunuh oleh adiknya. Begitu juga dengan kedua
anak perempuan beliau yang masih kecil, Ayaka dan Natsuki pun mendapatkan
serangan. Natsuki diculik. Ayaka, sang kakak ketika tersadar, mendapati Sang
Ayah telah sekarat dan akhirnya menyaksikan kematian ayahnya.
Beberapa tahun kemudian, Ayaka telah remaja. Teknik karate
Kurenai telah diwariskan kepada Ayaka. Ia tetap berlatih karate. Untuk menjaga
diri, dan tidak memperlihatkan di depan umum. Suatu hari, saat ia tengah
bekerja paruh waktu di bioskop, ada seorang wanita yang dicopet. Dengan sigap,
Ayaka menghentikan aksi pencopet. Tentu dengan karatenya. Orang - orang
berkerumun, takjub. Ada juga yang langsung memvideokan kelincahan Ayaka.
Ternyata video ini sampai pula kepada Sang Paman, yang beberapa tahun silam
membunuh Kurenai Shoziro Kurobi.
Dari sini konflik mulai dimunculkan. Sang paman telah
mempersiapkan Natsuki, sang adik untuk melawan Ayaka, kakaknya sendiri. Mereka
dipertemukan untuk saling menghabisi. Namun, ikatan saudara tak bisa
dilenyapkan. Ketika bertanding, melihat teknik kuda - kuda yang serupa, di
antara mereka mulai menyadari bahwa mereka adalah kakak beradik yang telah lama
dipisahkan. Keduanya dilingkupi rasa kebingungan. Natsuki harus menghabisi
kakaknya, tentu sangatlah berat. Akhirnya Natsuki memilih melawan sang paman.
Di tengah kekalahannya, Ayaka dipancing untuk menyelamatkan Natsuki dengan
persyaratan menyerahkan sabuk Kurenai kepada pamannya. Demi menyelamatkan
Natsuki, Ayaka menyanggupi.
Di markas sang paman, mereka diserang. Tapi dengan teknik
Kurenai, mereka berdua sanggup melumpuhkan para lawan. Sang paman kalah. Ayaka
dan Natsuki berhasil mempertahankan sabuk hitam milik ayah mereka.
Cerita di film ini menarik. Tidak berbelit - belit.
Permasalahannya fokus, pemecahannya juga tidak dibuat rumit. Kesederhanaan
seorang Ayaka dengan teknik Kurenai yang dimiliki, tidak laju membuatnya
sombong. Ketamakan pamannya, pada akhir cerita juga dibuat sesuai; bahwa yang
jahat pada akhirnya hancur.
Bandarlampung, Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar