Judul :
Wolf Girl and Black Prince
Sutradara : Ryuichi Hiroki
Pemain :
Kento Yamazaki, Fumi Nikaido, Nobuyuki Suzuki
Tahun produksi : 2016
Setelah menyaksikan film ini, meskipun alur ceritanya mudah
ditebak, dengan cerita yang sudah biasa, namun tetap bagus. Kebanyakan cerita
yang tipe seperti ini juga begitu. Akhir cerita ya demikian. Si laki - laki
sadar, lalu menjadi baik. Si perempuan yang sempat terluka, menjadi bahagia.
Dan masih mau bersama dengan laki - laki tersebut, meskipun sebelumnya
mendapatkan perlakuan yang kurang baik. Resolusi dari konfliknya cepat dan
terlalu dicepatkan. Konflik tidak terlalu konflik. Kurang tajam.
Hikmah yang diperoleh adalah:
·
Setiap orang pasti mempunyai sisi baik.
·
Harapan bisa diwujudkan dengan berusaha keras
dan keyakinan yang teguh.
·
Harapan yang baik juga harus dipercaya, dengan
demikian harapan tersebut juga bisa tetap diperjuangkan. Terlebih tentang:
cinta.
·
Tidak perlu mengikuti teman - teman, menjadi
diri sendiri yang apa adanya adalah sikap yang terbaik.
Erika adalah seorang siswa SMU yang tergabung dengan
kelompok tertentu di kelasnya. Mereka selalu membanggakan kekasih mereka.
Bagaimana dengan Erika? Dia belum punya kekasih. Dalam rangka untuk mengimbangi
teman – teman, maka Erika mengarang cerita tentang kekasih ilusinya. Ia
terpojok ketika terus ditanyakan tentang kekasihnya oleh teman - temannya.
Akhirnya Erika berinisiatif untuk mencari foto seseorang yang akan ia jadikan
kekasihnya di hadapan kelompoknya. Ketika sedang berada di kafe bersama dengan
sahabatnya yang berbeda sekolah, ia melihat ada seorang pria tampan. Ide
brilian muncul. Mereka berdua mengikuti sosok tampan itu. Sudah bisa ditebak,
ia mengambil foto laki - laki asing itu, kemudian berlari seperti pencuri.
Keesokan harinya, Erika dengan bangga menunjukkan foto
kekasih palsunya di hadapan kelompoknya. Apa kejadian gila selanjutnya? Tepat,
ternyata laki - laki itu adalah sosok yang terkenal di kelas yang lain. ya,
namanya saja orang ganteng, maka mudah dikenali. Kyoya, kebingungan saat
beberapa wanita dari kelas lain berkerumun di depan kelasnya mencarinya. Di
saat itu juga Kyoya melihat Erika dan langsung mengenalinya sebagai sosok yang
“ kemarin”. Erika dengan cepat manarik Kyoya dan berusaha menjelaskan duduk
persoalan. Tanpa diduga, Kyoya tidak mempermasalahkan. Malah bersedia membantu
Erika untuk menjadi kekasih pura - puranya. Tentu bersyarat. Syarat yang
diajukan Kyoya benar – benar keterlaluan. Namun Erika tetap bersedia
melaksanakannya.
Hingga suatu ketika, Kyoya menyadari perilakunya yang sudah
sangat keterlaluan terhadap Erika. Di ending cerita, Kyoya mengakui bahwa dia
menyukai Erika. Dan Erika menerimanya tanpa mempedulikan yang telah lalu. Sudah
begitu saja. Kisahnya sederhana, untuk remaja. Tapi, bukankah sebaiknya para
remaja menonton film yang lebih bermutu lagi? Untuk memancing kreatifitas
berpikir.
Bandarlampung, 29 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar