Judul :
Another
Sutradara : Takeshi
Furusawa
Pemain :
Kento yamazaki, Ai Ashimoto, Ai kato
Tahun produksi : 4
Agustus 2012
Another adalah film yang diangkat dari manga, kemudian
anime, dan dibuatlah live actionnya. Kebetulan saya menonton animenya terlebih
dahulu, jadi ketika menonton filmnya menjadi lebih paham. Saya tidak akan
menjadikan review di sini sebagai perbandingan antara anime dengan live
actionnya. Karena harus dilihat juga dari ragam sudut pandang. Untuk membuat
film yang benar - benar sesuai dengan versi anime atau manga tentulah sulit
juga. Bisa saja perbedaan dibuat untuk menghindari kemonotonan dati suatu tontonan.
Sutradara lebih berhak. Lantas, sebagai penonton urusan hak mengomentari tentu
dimiliki.
Shakakibara akhirnya lega ketika menyadari bahwa Misaki Mei
adalah nyata. Kebingungannya tetap saja berlanjut. Keanehan yang ia temukan di
kelasnya belum juga terpeecahkan. Sampai akhirnya, fenomena kematian beruntun
itu mulai terjadi kembali. Shakakibara menjadi orang ke dua yang dianggap tidak
ada di kelas 3.3. hal itu tak menjadi masalah. Ia malah lebih leluasa
berbincang dengan Mei dan berusaha mencari tahu akar dan juga pemecahan masalah
yang tengah terjadi.
Ternyata solusi dari permasalahan itu terpecahkan. Mereka
berinisiatif untuk menghentikan kematian beruntun. Shakakibara dan Mei secara
tidak sengaja menemukan rekaman kaset yang memang ditinggalkan oleh seniornya
bertahun - tahun silam. Dari kaset itu ditemukan cara untuk menghentikan
kematian beruntun. Caranya adalah dengan membunuh kembali sosok yang sudah
meninggal yang hidup kembali. Di hari yang sudah direncanakan, pada saat study
tour kelas; Shakakibara bermaksud menyampaikan rekaman tersebut kepada teman -
temannya. Namun di luar rencana, kaset tersebut sudah di dengar oleh teman -
temannya yang lain. Informasi ini tersebar dengan cepat. Kekacauan terjadi.
Mereka saling curiga dengan teman - teman mereka sendiri. Saling membunuh.
Sampai akhirnya di akhir, Mei yang memang memiliki kemampuan untuk melihat aura
seseorang, apakah seorang itu hidup atau sudah mati; hendak membunuh Reiko,
bibi dari Shakakibara. Di ending cerita, Reiko meninggal. Tak ada seorangpun
yang mengingat Reiko. Juga peristiwa aneh sebelumnya. Kemudian keadaan kembali
normal. Shakakibara dan Mei, merekam suara mereka di kaset. Tentang cara
menghentikan peristiwa fenomena aneh tersebut, jika suatu saat terjadi, para
junior dapat mengatasinya.
Dari ide cerita, yang namanya fiksi memang sah saja jika
dimunculkan keanehan. Terlebih lagi jika berbau misteri. Ya, sah saja. Logika
dikesampingkan. Tentang manipulasi ingatan, peristiwa kematian beruntun,
menjadi pendukung yang baik untuk kisah horor. Tidak dihadrkan hantu – hantu
dalam film ini. Analisa penonton juga digunakan. Saya juga berpikir, kenapa
bisa begini, kemudian demikian? Pada intinya penulis benar - benar piawai dalam
meramu kisah ini. Tentu saja, saya harus mengikuti alurnya sampai ending.
Berharap kebingungan saya terjawab. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal,
jika menonton versi animenya, penonton akan mendapatkan informasi yang lebih
rinci. Namun jika langsung di versi live action, setiap peristiwa yang
menampilkan data, hanya dimunculkan secuplik.
Hikmah yang bisa saya ambil dari film ini:
Keberanian memang harus diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan.
Jika hanya dipikirkan dan mengikuti seperti yang sudah - sudah, yang ada
hanyalah mengikuti arus. Permasalahan tetap akan muncul. Namun tidak
terselesaikan, tidak ada perubahan.
Ini adalah penerimaan subjektif. Beda orang, tentu beda
penangkapan. Mungkin ada pendapat yang lain? Mari berbagi informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar