Apakah engkau punya catatan hitam? Sebagai manusia, kuakui
catatan hitam juga dimiliki. Lekatnya lama. Menghapusnya sulit. Ibarat menancapkan
paku pada sepotong kayu. Jika paku - paku dicabut, tetap meninggalkan bekas. Seperti
itulah catatan hitam menyelimuti. Bagaimana agar tak terlihat? Harus ditutupi. Tentu
dengan hal yang baik. Sebagai analogi bagi Lampung. Tanah kelahiranku yang
kaya. Miris, lebih banyak dikenal negatifnya. Meskipun sebenarnya banyak sekali
potensi Lampung yang luar biasa. Bahkan bila ditelusuri, Lampung begitu
istimewa. Pada sektor pariwisata misalnya. Melebihi daerah yang sudah
terkemuka. Seperti Bali, mungkin. Ah, aku kembali merapikan catatan. Kuulas lagi
perjalananku beberapa waktu lalu, ketika mengikuti workshop promosi potensi
daerah (online dan offline)yang diadakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi Lampung.
Kehadiranku di Hotel Novotel malam itu bersama dengan rekan -
rekan Tapis Blogger. Melihat kemegahan Novotel menghentikan langkah untuk
sekedar mengabadikan gambar. Senja istimewa di ketinggian tanah Lampung. Gemerlap
kota dari kejauhan berhias lampu - lampu. Langit masih ragu berganti. Biru
buram, diberi gurat senja yang mulai ditarik ke Barat. Dari sisi berlawanan
gelap menyusup. Jika berada di sana, aku yakin engkau pun akan terkesima dengan
panoramanya. Itu hanya sekelumit kecil, kota Bandarlampung. Masih ada yang
lainnya. Ya, masih ada sebentang luas Lampung nan belum terjamah. Belum
terceritakan. Tentang tanah lada, lahan kopi nan mendunia, pegunungan, juga pepasir
putih. Seperti sengaja dirangkum oleh Tuhan. Pada satu negeri Sang Bumi Ruwa
Jurai.
Setelah sholat Isya, acara dimulai. Diikuti juga dari
komunitas lain. Para mahasiswa turut andil. Dalam hal ini, mereka yang berjiwa
muda memang sangat diperlukan perannya. Pemikiran segar, ide gemilang. Tentu kreatifitas
akan banyak bermunculan dari mereka.
Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan promosi potensi yang dimiliki daerah
Lampung. Dan gerak nyata dari para peserta sangat diharapkan setelah mengikuti
acara. Misi yang sangat berat, jika masih terbelenggu dengan catatan hitam
tadi, bukan?
Ada tiga narasumber di depan, Oyos Saroso, Zaky senafal, dan
Naqiyyah Syam. Seorang lagi sebagai moderator, Bang Alie. Pemateri yang sungguh
luar biasa. Bukanlah sembarang perbincangan. Aku masih ingat bagaimana Bang Oyos
Saroso, seorang jurnalis Lampung menyampaikan, “ Blogger adalah saksi sejarah. Para
blogger memahat sejarah hari ini dan yang akan datang. Bisa menyuarakan yang
lemah, yang selama ini belum bisa bersuara.” Kata - kata yang sangat
memotivasi. Beliau juga berpesan agar para blogger membuat tulisan yang sifatnya
bertutur, dengan bahasa masing - masing. Lengkapi dengan data. Karena tanpa
data sebuah tulisan sebagus apapun, menjadi sekedar fiksi.
Bang Zaky, sang pengusaha ini lebih dahsyat lagi pesannya, “
Tidak ada tantangan yang tak bisa dilewati!” Menjadi makin bergemuruh semangat
di dada. Kisah beliau dalam merintis bisnis juga disampaikan selintas. Maka bukan
omong kosong Bang Zaky bicara demikian. Sudah ada buktinya bahwa beliau
berhasil menaklukkan tantangan.
Mba Naqy, seorang founder Tapis Blogger, dengan latar
belakang beliau yang juga penulis, makin mengerucut catatan yang dipesankan, “
Jangan sekedar curhat, tapi juga tulis tentang Lampung di blog. Dengan demikian
kita juga memperkenalkan Lampung.” Pesan beliau lagi, “ Manjakan pembaca dengan
foto dan informasi yang baik.”
Sungguh, ini adalah petuah yang sangat menghujam. Jika
selalu menyuguhkan informasi - informasi yang baik, tentu informasi yang buruk akan
tertutupi. Sama seperti catatan hitam Lampung, yang juga lambat laun bisa
tergantikan oleh informasi - informasi yang baik. Dari siapa, tentu dariku,
engkau, mereka, ya, kita semua. Kita yang tinggal di sini. Nan lebih paham atas
lempeng Lampung. Potensi wisata, kerajinan tangan, kuliner, budaya, kesenian,
dan yang tak kalah penting adalah potensi ide kreatifnya. Ikut hadir seorang
desainer muda di acara ini, yang memodifikasi tapis untuk pakaian yang bisa
dipakai dalam ragam situasi. Sehingga tapis Lampung akan lebih sering dilihat. Tak
hanya muncul dalam acara adat. Tentu hal ini bisa dijadikan sebagai sarana
promosi potensi daerah.
Ketika diibawakan oleh para model, tapis menjadi terkesan lebih
terbuka untuk siapa saja. Keindahan tapis telah menjadikannya eksklusif. Acara berakhir
sudah pukul sepuluh malam lewat. Meninggalkan Novotel dengan ragam ide untuk ikut
mempromosikan potensi Lampung. Kekuatanku adalah kata. Maka melalui tulisanlah
aku akan berperan. Sesulit - sulitnya tantangan, inshaaAllah akan ada
solusinya. Tuhan sudah siapkan, tinggal bagaimana aku memanfaatkan kesempatan
yang ada, untuk memainkan peran sesuai dengan potensi yang kumiliki. Sehingga mutiara - mutiara terpendam Lampung bisa bermunculan, menutupi catatan hitam yang pernah ada. Kemudian Lampung makin berjaya, dan kita pun tak enggan berbangga.
21. 12. 2017