Mengikuti perlombaan blog, adalah hal yang pertama kali
bagiku. Setelah melihat waktu, sungguh kebetulan sekali, kewajiban mengajar
selesai, acara ini baru dimulai. Jika dilihat dari jarak, sepertinya bisa
dicapai dari tempat tinggalku yang lumayan jauh. Dengan pengaturan waktu yang
lumayan rapat, pukul setengaj dua aku berangkat. Bagaiman keadaan di jalan? Ya,
tepat sekali. Ini adalah waktunya macet yang sudah menjadi seni nya perkotaan.
Sampai di tempat, acara sudah dimulai. Tarub biru berkolaborasi dengan megenta
membawa kesan ceria. Tamu sudah ramai. Duduk menghadap panggung. Di sisi lain
para pencari foto terbaik berada di sudut - sudut tanpa lini. Mereka bebas
bergerak mengabadikan peristiwa. Kelak, tentu saja foto itulah yang akan
menceritakan.
Aku memilih tempat yang kebetulan kosong. Di sisi kanan ada
beberapa laptop terpajang. Di sisi kiri beberapa meja menghadirkan produk -
produk. Ada alat - alat untuk penyajian kopi ala barista. Alatnya unik. jadi,
untuk hasil terbaik, memang tak cukup sekedar sendok dan cangkir. Apalagi jika
yang kusajikan adalah kopi sachet. Beda, untuk kali ini, tak kan kusinggung hal
itu. Aroma kopi sudah mewarnai. Wanginya punya kekhasan. Jadi teringat ketika
pertama kali aku mencecap kopi racikan seorang barista pemenang Lacofe. Lampung
Coffee Festival beberapa waktu lalu. Pertama di lidah, mataku terbelalak.
Kopinya asli, Teman. Tanpa gula. Langsung kantukku pudar. Secangkir yang
disajikan ternyata membuat penasaran. Hingga tegukan terakhir, baru dapat
kusimpulkan sensasinya. Ada perubahan rasa yang mencolok, sejak tegukan
pertama, kedua, ketiga, hingga terakhir. Itu sebab, kopi asli tanpa campuran
dari pihak manapun, kecuali keteguhan seorang barista, menjadi istimewa.
Berlanjut pada kehadiranku siang ini, masih sempat
menyaksikan peresmian El’s Cofee oleh bapak wakil Wali Kota Bandarlampung, M.
Yusuf Kohar. Ada pesan yang begitu mendalam dari beliau. “ Selalu
berkreativitas. Berbuatlah hal yang positif untuk Lampung. Mudah - mudahan
Ell’s Coffee lebih maju.” Ucap beliau bersemangat. Kemudian tertular kepadaku
kobarannya.
El’s Coffee yang beralamat di Jalan Mayor Batu Bara No. 134
A, Kupang Teba, Teluk Betung Utara ini dipimpin oleh Bapak Elkana Ary Riswan.
Ternyata bukan hanya menyajikan seduhan kopi untuk para pelanggannya, El’s
Coffee (elscoffee.com) juga membuat ragam inovasi. Diantaranya: Kelas Kopi. Apaan ya? Ini
adalah kelas bagi para pecinta kopi. Minimal pesertanya 30 orang. Dalam kelas
ini akan dipelajari ragam hal tentang kopi secara mendalam. Ternyata kopi itu
ada ciri - cirinya. Yang bisa dibedakan, sejak mellihat bentuk bijinya,
warnanya, juga dari aromanya. Para pecinta kopi sejati, tentu sudah tak asing
lagi dalam hal ini. mencium aroma dari kejauhan saja, sudah tertebak jenis kopinya.
Hal ini sempat membuatku malu tempo hari, ketika ditanya oleh seorang barista
tentang kopi apa yang biasa kuminum, dengan bangga aku menjawab kopi sachet
merk tertentu yang sangat terkenal di TV, karena sering muncul dalam iklan. Lambat
laun aku semakin mengerti, kenikmatan kopi asli memang tak tertandingi. Setelah
mencececap yang pertama, maka akan kembali lagi ke sana untuk cecapan
berikutnya. Nah, sangat menakjubkan memang, El’s Coffee www.elscoffee.com juga memfasilitasi para
pecinta kopi sejati melalui kelas ini. ini bukan kelas yang asal - asalan. Para
peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti kesertaan. Zaman sekarang,
sekedar bicara bisa diblang Hoax, kan?
Selain itu, cara penyajian kopi di sini juga bukanlah
perkara sembarangan. Ada takaran tertentu yang harus diperhatikan. Dan hanya
seorang peracik yang paham. Untuk menghadirkan secangkir kopi permintaan
konsumen, tak seperti kejapan dari kopi instan ala warung, Teman. Bahkan suhu
air untuk menyeduhnya, takaran biji kopinya, juga ditimbang secara akurat. Ada alat
- alat canggih, dan juga bisa dibilang rumit bagi orang - orang awam. Mau secangkir
kopi saja pakai repot! Nah, ini dia yang perlu dilluruskan pemahamannya. Karena
kopi begitu istimewa, penikmatnya juga istimewa, maka cara menghadirkannya pun
harus istimewa. Agar pesan dari bagaimana kopi itu disajikan dapat
tersampaikan.
Sehingga, jangan kaget jika harga yang dipasang akan jauh
berbeda dari kopi instant sachet. Bisa sepuluh kali lipatnya. Tapi, begitulah
perkara rasa. Akan ada perbedaan yang hanya bisa dirasakan ketika kita telah meneguknya.
Lomba blog yang diadakan oleh panitia berlangsung selama dua
jam. Ada beragam yang bisa dipaparkan, tapi tentu hanya sedikit. Untuk lebih
menyeluruh, mencari tahu sendiri adalah hal yang layak untuk menjadi solusi. El’s
Coffee menghadirkan kenyamanan untuk tempat. dari produknya juga berkualitas. Kebersihannya
jangan ditanya. Ruang - ruang nan apik, menjadi sudut pilihan bagi para penulis
sepertiku. Ah, aku hampir menuntaskan tugas. Setelah ini, aku sudah rencanakan
El’s Coffee sebagai tempat yang akan kukunjungi. Tentu untuk mencecap kopi
racikan yang sudah kubayangkan keistimewaannya.
Bandarlampung, 8 Desember 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar