Oleh: Desma H.
Drama China kali ini, bersetting tahun 1926. Zaman perang yang terjadi di Shanghai. Tan Xuan Lin, Mu Wanqing, Xu Guang Yao, tiga tokoh utama yang aktingnya cukup memukau. Berkawan dengan cerita yang menarik, film ini jadi semakin bagus.
Tan Xuan Lin, komandan pasukan militer Shanghai, Xu Guang Yao, pengawasnya. Meskipun jabatan ini termasuk diada-adakan dalam rangka membatasi gerak Xuan Lin, yang notabene mendapatkan jabatan dari memberontak. Mu Wanqing adalah putri Tuan Mu, seorang pebisnis. Dimana seorang pebisnis merupakan tiang bagi pasukan militer, karena ada kerjasama untuk penggajian para prajurit.
Dari awal film, sudah disajikan kasus menarik pertemuan Xuan Lin dan Wanqing di kapal. Wanqing baru datang dari Jepang, hendak pulang ke Shanghai untuk meletakkan Abu ibunya. Wanqing salah masuk kamar gegara nomor Kamar yang terputar. Semula 9 menjadi 6. Wanqing menyaksikan Xuan Lin mencelakai seorang wanita. Mulai dari sana, Wanqing menjadi sandra. Tentu menghambat pertemuan Wanqing dengan keluarganya.
Ternyata selepas dari dermaga, adegan kejar-kejaran malah mempertemukan Wanqing dengan Guang Yao. Seorang panglima perang yang sudah dianggapnya seperti kakak. Teman masa kecil, katakan saja demikian. Akhirnya Wanqing lolos dari pengejaran Xuan Lin.
Konflik antara tiga tokoh ini sangat cantik. Wanqing lambat laun jatuh cinta pada Xuan Lin, yang memang tulus, cerdas, dan Baik hati meskipun geraknya lebih tidak teratur, dan serba tergesa-gesa. Namun instingnya sangat tajam. Berbeda dengan Guang Yao, bijak, cerdas, tenang, dan lembut. Tiga tokoh hebat, saling dukung, bersaing, namun tetap teguh tegakkan kebenaran. Sangat miris akhirnya terpecah dikarenakan masa lalu, dendam orangtua. Pasukan militer ayah Xuan Lin, dihabisi oleh ayah Guang Yao, ini terungkap di akhir - akhir episode. Kakak Wanqing juga dibunuh oleh Ayah Guang Yao. Sedangkan Guang Yao, mencintai Wanqing. Alamak, konflik yang menarik.
Belum lagi sepasang kekasih ini, Wanqing dan Xuan Lin, selalu saling dukung dalam menghadapi permasalahan apapun. Sehingga filmnya nggak bikin kesel dah. Pemain pendukung yang lain juga miliki konflik yang beragam. Namun terselesaikan dengan bijak.
"Guang Yao anak yang baik. hanya saja ia terlahir di era yang salah." Ucap Xuan Lin.
"Seandainya Guang Yao bukan anak Bojun, mungkin kami akan menjadi saudara yang baik." Ucap Xuan Lin.
Filmnya bagus. Konfliknya beragam. Penyelesaian Konfliknya juga cantik. Selalu ada kejutan baru di setiap episodenya. Tidak ada adegan tabu yang terlalu dipaksakan. Sebagian besar santun. Ada beberapa adegan ciuman, Namun tidak berlebihan. Happy ending.
Bandarlampung, 19 Mei 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar