aku ingin, mendapat kabar obral buku puisi
diskon sembilan puluh persen, setiap hari,
kemudian aku siapkan uang tanpa basabasi
untuk menghadiahi,
diriku sendiri.
terimakasih, toko buku yang banyak dikunjungi,
sedangkan tipisnya diksi,
tak semua mata menghampiri,
mahal nominal, jadi terpinggiri.
O, itulah jauhnya hati dan empati,
begitu, berceloteh tergeraknya jiwa mati?
sebaiknya, recehmu masuk celengan,
besok untuk beli gorengan,
selamat tinggal, buku puisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar