"Ustadzah, aku nggak sabar menunggu hari esok."
Ucap Wafa, siswi kelas 7 Rasuna Said, setelah sholat Dhuhur berjamaah di masjid. Ia menemuiku dengan senyum tulus. Gigi putihnya terlihat. Kaca matanya terpasang.
"Memangnya kenapa besok?"
Aku munculkan tanya, sembari melipat mukena.
"Besok kan pelajaran Bahasa Inggris."
Jawabnya lagi. Wow, aku tersanjung. Aku gurunya. Dapat disimpulkan bahwa Wafa menyukai pelajaran Bahasa Inggris, padahal sebelumnya ia terkadang mengantuk di kelas. Alhamdulillah, kata di batinku tertulis juga akhirnya.
"Besok ulangan, persiapkan ya."
Sambungku dalam jeda senyumnya.
"Hah? Besok ulangan, Ustadzah?"
Wafa kaget. kutimpali dengan senyum mengembang. Aha, harusnya ia sudah tahu. Temannya yang lain juga sudah paham, kalau besok ulangan.
"Hehe...bab berapa, Ustadzah?"
Ia mulai berdiri, hendak beranjak.
"Bab lima."
Kuiringi tegaknya. Ia berlalu, di batinku berkecamuk. Alamak, mungkinkah ia batal menantikan hari esok, karena besok ternyata ulangan? Atau aku ganti saja waktu ulangan besok dengan hal lain yang lebih menyenangkan? Ulangan memang terkadang jadi hal yang mengerikan bagi para siswa. Bagi para guru, situasi ini adalah jebakan. Waspadalah!
Berisi peristiwa yang terekam, dan tersajikan dalam sesingkat tulisan. Tak sempurna, karena ingatan miliki batasan. Maka pengikatnya adalah catatan.
Selasa, 26 Februari 2019
Rabu, 20 Februari 2019
The Chorus
The Chorus ( French: Les Choristes)
adalah film Prancis yang tayang pada tahun 2004. Disutradarai oleh Christophe Barratier. Dengan para pemain: Gerard Jugnot, Francois Berleand, Kad Merad, Jean Baptise Maurier.
Film ini
mengisahkan tentang kehidupan para siswa di asrama putra. Dengan keadaan yang
serba terbatas dalam hal fasilitas, seorang guru baru, Clement Mathieu yang
tetap mampu berjuang untuk menyampaikan pembelajaran di kelas. Para sisiwa yang
terkekang dengan aturan sekolah yang super ketat, bahkan para guru dan kepala
sekolah juga menekankan demikian. Ketika Pak Mathieu baru datang ke sekolah,
semua menyampaikan bahwa para siswa di sana sulit dikondisikn. Hanya dengan
kekerasan dan hukuman, mereka bisa dikendalikan. Namun tidak dengan Pak
Mathieu. Beliau melakukan pendekatan yang berbeda. Mengenalkan para siswa
dengan lagu dan kelompok paduan suara.
Awalnya ditolak oleh kepala sekolah. Namun Pak Mathieu
tetap melatih para siswa. karena beliau beranggapan dengan seni, para siswa
bisa lebih terkendali perilakunya. Mereka akan disibukkan dengan paduan suara,
dan berupaya mewujudkan harmoni dari keragaman karakter suara. Para siswa yang
merasa malas di permulaan latihan, lambat laun menjadi senang. Bijaknya sang
guru ini adalah, ketika ada yang memiliki suara kurang bagus, tetap diberi
peran dalam kelompok paduan suara tersebut. Sehingga semua anak mendapat peran.
Berkat usaha
yang gigih, paduan suara para siswa ini berhasil memikat siapapun yang
menyaksikan. Meskipun masih ditentang kepala sekolah. Puncaknya adalah ketika mereka
diundang oleh walikota. Saat wali kota mengucapkan kekaguman, kepala sekolah
langsung menyampaikan bahwa ia selalu mendukung penuh paduan suara ini. Dari
sini kelompok paduan suara memiliki nilai tersendiri di sekolah dan di hadapan para
guru yang lain.
Kasus beragam
juga dimunculkan di sini. Biasa terjadi di asrama, seperti pembulian,
penindasan, pencurian, juga kesewenangan pihak sekolah. Misalnya, saat para
siswa dalam jumlah banyak kehabisan air untuk mandi, kepala sekolah tetap
mendapatkan air berlimpah. Para guru tidak semua mendapatkan hak yang sama. Pak
Mathieu sendiri, karena masih guru baru, harus tidur satu ruangan bersama para
siswa dengan hanya dibatasi tirai. Tapi hal ini tidak menjadi penghalang bagi
sang guru untuk tetap malaksanakan tugasnya.
Paling miris ketika ada siswa pindahan yang berlatar
belakang buruk masuk ke sekolah ini. Ada yang kehilangan uang, siswa pindahan
ini menjadi tersangka. Padahal ia sudah mengatakan bahwa ia tidak melakukannya.
Pak Mathieu tidak bisa berbuat apapun karena peraturan di sekolah begitu
ketat. Si anak menerima hukuman.
Di akhir cerita, kelompok paduan suara mendapatkan
penghargaan setelah tampil, mereka diizinkan untuk tamasya seharian. Kepala sekolah
sedang ada kunjungan ke luar. Sesampainya di sekolah, seluruh geedung sekolah
sudah hangus terbakar. Tidak ada yang tahu pelakunya, terkecuali penonton. Ya,
tepat sekali, pelakunya adalah siswa baru yang dituduh mencuri tadi. Ia merasa
tidak terima karena tidak diperlakukan adil. Akhirnya ia membalas dengan
caranya sendiri.
Film ini menyabet banyak penghargaan. Sangat direkomendasikan untuk ditonton bagi para guru. Meskipun film lama, namun banyak sekali hikmah yang bisa dipetik dari film ini.Diantaranya:
- Cara menjadi guru yang bijaksana di tengah keadaan sekolah yang serba terbatas.
- Bagaimana bersikap kepada siswa yang bersalah sekalipun.
- Pelabelan negatif terhadap siswa, akan berdampak negatif pula bagi siswa itu sendiri dan juga lingkungannya.
Senin, 18 Februari 2019
Kelas Kepenulisan
"Ustadzah, skripsi itu pas kuliah, atau pas SMA?"
Pertanyaan Tia memancing tawa kecil.
"Kuliah." Jawabku.
"Saya mau nulis tentang kuliah, tapi aku enggak tahu kuliah itu kayak mana.."
Ujar Zalfa menambahkan.
"Jadi tulislah yang dekat dengan kita. Yang kita pahami dunianya." Jelasku.
Kelas kepenulisan sore ini, tentangitu. Cukup menggelitik. Tapi, itulah dunia para penulis yang mencuat. Kisah fiktif, maka sesuka penulisnya mau diajak kemana.
Pertanyaan Tia memancing tawa kecil.
"Kuliah." Jawabku.
"Saya mau nulis tentang kuliah, tapi aku enggak tahu kuliah itu kayak mana.."
Ujar Zalfa menambahkan.
"Jadi tulislah yang dekat dengan kita. Yang kita pahami dunianya." Jelasku.
Kelas kepenulisan sore ini, tentangitu. Cukup menggelitik. Tapi, itulah dunia para penulis yang mencuat. Kisah fiktif, maka sesuka penulisnya mau diajak kemana.
Rabu, 13 Februari 2019
Victoria and Abdul
Sutradara: Stephen Frears
Bintang : Judi Dench, Ali Fazal, Tim Pigott-Smith, Eddie Izzard, Adeel Akhtar
Victoria and Abdul adalah kisah antara Ratu Victoria dengan seorang pelayan
India yang bernama Abdul. Abdul seorang Muslim. Karena kebaikan hatinya, Ratu
Victoria begitu mengagumi Abdul. Sehingga ia mendapatkan tempat istimewa di
kerajaan Inggris. Kisah ini diawali dengan diutusnya Abdul dan Mohammad untuk
pemberian penghargaan medali Mohur kepada Ratu Victoria. Abdul harus mengikuti
tatanan kerajaan yang begitu baku ketika pemberian penghargaan tersebut. Ratu
Victoria sangat menyukai sejak pertama jumpa. Maka, kepulangan Abdul ke India
pun ditunda.
Pada jamuan selanjutnya, Abdul bertugas membawakan puding untuk
Sang Ratu. Ternyata di sana, Abdul langsung memberikan hormat dengan mencium
kaki Ratu. Seluruh anggota kerajan merasa terkejut, namun Sang Ratu merasa
senang. Dari sana, Sang Ratu menjadikan Abdul sebagai orang
terdekatnya.
Abdul menceritakan tentang India, membuat Sang Ratu sangat
tertarik. Tak hanya iitu, bahkan Ratu sampai minta diajarkan bahasa Arab dan Al
Quran. Tentu hal ini tidak menjadikan kenyamanan di kedua belah pihak. Keluarga
kerajaan mulai tidak bersimpati. Mereka merasa Ratu Victoria terlalu
berlebihan, mereka juga merasa bahwa Abdul adalah hambatan untuk anggota kerajaan.
Pada akhirnya Abdul harus pergi meninggalkan Inggris setelah
Ratu Victoria meninggal dunia. Delapan
tahun kemudian Abdul pun meninggal. Kisah ini berdasarkan kisah nyata dari buku
jurnal harian yang ditulis oleh Abdul. Tulisan tersebut ditemukan pada 2010.
Kisahnya mengalir sederhana. Konfliknya tidak terlalu keras. Dari menonton film ini ada beberapa hikmah yang bisa dipetik, diantaranya:
- Ketulusan akan membuahkan kebaikan.
- Kejayaan seseorang, biasanya selalu dibarengi dengan iri dan dengki dari pihak lain.
- Belajar sepanjang hayat, tak mengenal usia.
Langganan:
Postingan (Atom)
TERIMAKASIH TELAH SINGGAH
Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.