Berisi peristiwa yang terekam, dan tersajikan dalam sesingkat tulisan. Tak sempurna, karena ingatan miliki batasan. Maka pengikatnya adalah catatan.
Minggu, 06 Januari 2019
Penulis Teraktif, Penghargaan dari FAM Indonesia
Ada kejutan di akhir tahun dari Forum Aishiteru Menulis Indonesia. Menedapatkan penghargaan sebagai penulis teraktif versi FAM Indonesia. Aktif dalam mengikuti event yang diadakan oleh FAM Indonesia selama tahun 2018.
Setelah kutelisik lagi, bisa jadi benar. Karena selama setahun ini aku rajin mengikuti lomba yang diadakan oleh FAM. Menang bukanlah targetan utama. Ketika aku sudah berhasil mengikuti even tersebut, dengan waktu yang berbatas, di tengah kesibukan, bagiku adalah suatu keberhasilan besar. Sangat bersyukur sekali ketika ternyata naskahku lolos seleksi untuk diterbitkan. Bahagia rasanya. Menerbitkan buku sendiri tentunya memrlukan dana sendiri yang tidak sedikit. Menunggu dari penerbit mayor menerbitkan naskahku, seperti mimpi yang terlalu jauh untuk kunantikan. Sudah ada naskahku yang masih belum jelas keberlanjutannya. Masih tetap kutunggu dengan kesabaran. Nah, betapa gembira sekali ketika FAM menghargai naskahku untuk masuk antologi. Alhamdulillah, aku terharu.
Menjaga ketekunan untuk tetap menulis di tengah kesibukan dan kepadatan hari, adalah tantangan tersendiri. Menjadikan menulis sebagai rutinitas seperti bernapas, tak semua sanggup. Namun, mengusahakan agar senantiasa memberikan tullisan terbaik bagi semesta, adalah cara terbaik agar gerak kita menjadi manfaat bagi umat manusia. Oleh sebab itu, selalu menuliskan yang terbaik agar pada akhirnya nanti, kata yang ditebar menjadi untaian jalan yang membantuku menuju Surga Allah. Aamiin...
Bandarlampung, 7 Januari 2019
http://www.famindonesia.com/2018/12/profil-75-penulispeserta-event-ter_18.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TERIMAKASIH TELAH SINGGAH
Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar