Aku sangat menyukai dunia kesehatan. Dunia yang seharusnya
bisa mendekatkan kita kepada Sang Pencipta. Cerita tentang sakit, sehat, hidup,
dan mati bergantian dalam relung ini. Rumah sakit, rumah sehat, klinik, dan
lain sebagainya adalah ranah yang sengaja diramu sedemikian agar tak nampak
mengerikan. Ya, begitulah dunia kesehatan. Catatan Dodol Calon Dokter adalah
film yang mengangkat kisah para dokter muda dalam menjalankan tugasnya. Apakah
begitu sempurna? Mengasyikkan? Rumah sakit adalah bangunan yang membaurkan
kisah. Maka cukup kompleks ketika ditanyakan bagaimana cerita para mahasiswa
yang tengah KOAS.
Diawali dengan kemunculan keluarga pasien yang histeris
dengan keputusan dokter bahwa penyakit pasien tidak dapat disembuhkan karena
kanker paru - paru, namun si tokoh utama, Rifa dalam gumamnya menyebutkan:
Lantas buat apa kepala diperban? Dari sini, sisi kocak film sudah dimunculkan.
Bagaimana kelanjutannya? Ya, cukup menggelitik. Rifa yang pada awalnya masuk
jurusan keedokteran hanya karena mengikuti sesorang yang disukainya, pada
akhirnya bisa menemukan alsan mengapa ia tetap bertahan di jurusa tersebut.
Tentu hal ini menjadi resolsi setelah ada klimaks konflik yang terjadi. Rifa
gagal menyelamatkan pasiennya. Mirisnya lagi, pasien tersebut adalah pasien
yang ia perjuangkan dengan seorang rekannya lagi untuk dioperasi agar si pasien
bisa hidup lebih lama. Tapi, kuasa Tuhan menjadikan skenario manusia
bergejolak. Dari ini menjadi titik balik bagi kehidupan Rifa untuk
memperjuangkan tujuan hidupnya. Ya, akhirnya ia menyadari bahwa mengapa ia
tetap bertahan menjadi dokter? Meskipun di lain sisi, orang tuanya
menawarkan kemudahan pekerjaan dan
kemudahan mencari penghasilan. Karena ia telah menemukan kebahagiaan ketika ia
berhasil menyembuhkan para pasiennya.
Puncaknya adalah, ketika ia menyelamatkan korban kecelakaan
di jalan yang ia lintasi ketika hendak menyusul orang yang dicintainya. Lebih
dramatisir lagi ketika sosok yang dicintainya malah turut membantu Rifa,
padahal ia haru segera berangkat ke Korea.
Kisah di film ini juga diwarnai dengan yang lainnya. Kocak
konyol para dokter muda ini disampaikan secara ringan. Meskipun sebenarnya
tidak seperti itu juga di lapangan, tapi ya ada juga yang demikian. Dari film
ini, aku terasa dibawa pada suasana rileks. Tidak terlalu menegangkan, tidak
terlalu kasar dalam menyuguhkan kasus, dan penyelesaiannya juga tidak ribet.
Sebagai tambahan referensi ringan dalam dunia kedokteran, film ini bisa
dijadikan satu pilihan.
Bandarlampung, 24 Januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar