Habis Gelap terbitlah Terang, membaca judul ini saja, semua
pembaca sudah paham kemana arah pembicaraan. Perjalanan seorang kartini,
siapalah yang tak mengetahui. Dari surat - surat yang telah ia tuliskan,
membawa warna baru bagi wanita Indonesia. Ada perubahan yang tak pernah
terbayangkan, bahkan berimbas hingga kini. Seorang wanita akhirnya memiliki
kesempatan juga untuk mengenyam pendidikan. Sehingga kemuliaan seorang wanita
menjadi gemilang dengan kecerdasan keilmuan yang dimiliki. Seperti itulah
wanita Indonesia kini. Diawali kegigihan seorang R. A. Kartini, perubahan
berjalan dengan sendirinya. Merambat, menyebar ke seluruh negeri Indonesia.
Surat Cinta Untuk Kartini, adalah film yang menceritakan
tentang perjuangan Kartini di masa beliau. Hanya sudut pandang yang diambil
kali ini berbeda. Membuktikan kreatifitas yang tinggi. Jika diambil dari sudut
pandang yang sudah - sudah, seperti sejarah yang telah tersampaikan di bangku -
bangku sekolah, akan terasa bosan. Namun sudut pandang yang berbeda menjadikan
film ini istimewa. Kisah fiktif, namun tidak menutup kemungkinan hal semacam
ini terjadi. Kita tidak tahu kisah di masa itu. Terlebih pada film ini juga
diberikan gambaran bahwa ada cerita di masa itu. Sepasang kekasih saling
berkirim surat. Namun pada akhirnya, mereka tidak menikah. Si wanita malah
menikah dengan sang pengantar surat, orang yang ditemuinya setiap hari.
Penonton digiring untuk berimajinasi, ada kenakalan apa yang
akan dimunculkan si penulis cerita? Tapi, sampai akhir film, saya tetap
berdecak kagum. Tidak ada sejarah yang dinodai dengan tambahan kisah fiksi. Tidak
terjadi cinta yang dilebih - lebihkan antara sang pengantar surat dengan sosok
Kartini. Semua berjalan sewajarnya, santun, namun tetap menyisipkan pesan bagi
para penonton.
Film ini layak ditonton semua kalangan. Terlebih, ada alur
yang maju mundur dalam penyampaian kisahnya. Membuat saya pribadi tidak merasa
jenuh. Selalu muncul rasa penasaran, ada kisah apa lagi selanjutnya setelah
bagian ini? Surat Cinta Untuk Kartini bisa menjadi alternatif tontonan film
sejarah untuk anak didik, meskipun sebaiknya tetap harus ada pendampingan
ketika mereka menyaksikan film ini, sebagai asupan informasi agar sejarah yang
mereka terima adalah yang benar, dan tidak sekedar secuplik kisah, yang mungkin
nilai – nilai luhurnya belum tersampaikan dengan tajam.
Bandarlampung, 17 Januari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar