Langkah terjerat pada lambaianmu di pagi
sejuk
Pertalian yang membantai ingatan
Biar saja kerikil menceritakan rindu
pada alir sungai,
Kemudian bebatuan menanti lumut tumbuh
untuk menghancurkan.
Ada isak dititipkan burung murai kepada
awan
Tempat singgah yang tidak lagi keramat
Langit tak memberi ruang untuk
bersarang,
Kemana hendak berkicau?
Dikepakkan saja sayap mengitari semesta
Dalam sangkar pilihan akhir.
Pesanmu memasung rangka, ada doa - doa
memadu di tetes embun
Tawa kota melesatkan gedung tinggi
Mencengkeram perlahan, menumbangkan
tunas nan belum sempat tumbuh
Maka lenyaplah cerita – cerita masa
kecil kita.
Tentang teritis hujan dari ujung daun,
atau coretan nama pada batang pohon yang
usianya berlomba.
Rindu akan membawaku kembali,
Temuimu di desau angin lembut,
Bersama wewangian hamparan padi hijau,
Simpulkan senyummu sekali lagi, Bumi.
Bandaralmpung, April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar