Apa yang ada dalam benak kita ketika melihat boneka beruang?
Pasti lembut, menggemaskan. Boneka ini tak hanya disukai anak - anak, orang
dewasa juga suka. Terlebih jika warna bulunya sudah bervariasi. Putih, merah
muda, biru, dan ungu. Semakin bersahabat untuk siapa saja. Tak ada lagi kesan
seram dan mengerikan dari sosok beruang yang sebenarnya merupakan binatang
buas. Jika dilihat dari ukuran boneka beruang yang juga beragam, menjadikan boneka
ini benar - benar bermasyarakat. Dari ukuran gantungan kunci, sampai setinggi
lemari. Sudah ada. Menarik bukan? Aku punya cerita tersendiri terkait boneka
beruang. Kisahku dan Tsaqif, keponakanku. Ketika itu usianya masih satu tahun
lebih. Dimana ia mulai bisa bicara terpatah - patah.
Berisi peristiwa yang terekam, dan tersajikan dalam sesingkat tulisan. Tak sempurna, karena ingatan miliki batasan. Maka pengikatnya adalah catatan.
Jumat, 28 Juli 2017
Langganan:
Postingan (Atom)
TERIMAKASIH TELAH SINGGAH
Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.
Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.
Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.