Senin, 09 Februari 2009

Kisah diselembar malam

Selembar malam, larut, dan berlalu…
Hanya ada segelintir orang yang memperhatikan,
Bergulirnya bumi menuju peraduan,
Sedikit demi sedikit beranjak menyerpih.

Serpihannya kian membuat bumi kokoh,
menjadi keropos.

Hilang makna,
Dilembar akhir malam ini,

Suara makhluk – makhluk ciptaanNya,
Tiada rela beralih dari penantian,
Terhadap cinta sepanjang masa,
Berkeyakinan akan pertemuan disana..
tak cukup.

Lantas, dilembar malam yang akhir,
Tetap basah dalam sujud, lidah tak lagi kerontang,
Oleh sumpah - serapah.
Sudah berganti dengan sucinya perenungan…
Dilembar terakhir malam…
Bertasbihnya alam,
Dan…
Hilang makna,
Dilembar akhir malam ini,
Lelap, lelap,…
Aku cukup fakir untuk bertemu denganNya…

Astaghfirullah al adziim…
01:01 WIB, 9 Mei 2008; Bandar Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung