Oleh: Desma H.
Berawal dari ketidakpercayaan, setelah saling memahami, Melihat ketulusan dr. Gu dalam merawat Pak Lin, barulah keluarga Lin Zhixiao mengubah paradigma mereka. Ditambah lagi dr. Gu juga sangat bertanggungjawab terhadap para pasiennya. Sangat disukai oleh rekan kerja dan juga para pasien.
Dari perhatian yang timbul, akhirnya muncul juga rasa cinta di antara dr. Gu dan Lin Zhixiao. Bahkan mereka sudah langsung berencana menikah. Namun Konflik Klimak muncul pada saat malam lamaran, dr. Gu mendapatkan masalah besar. Pasiennya belum tersadar seusai operasi. Malangnya operasi yang ia kerjakan, belum ada izin dari pihak keluarga. Pihak keluarga menuntut. Sampai menyebarkan berita di media Sosial. Izin praktik dicabut. Dr. Gu mengalami depresi. Ia dituntut pertanggungjawaban. Ia berusaha menenangkan diri dengan pergi ke desa tempat ia KKN. Acara lamarannya gagal. Padahal mereka juga sudah merencanakan untuk pergi ke Paris. Dr. Gu hendak melanjutkan study, sedangkan Lin Zhixiao hendak bekerja di Perusahaan Musik, bahkan sudah tandatangan kontrak.
Lin Zhixiao baru mengetahui masalah yang dialami dr. Gu saat beberapa teman dokter Gu menanyakan keberadaan dr. Gu padanya. Dr. Gu sudah menghilang dalam beberapa hari. Tentu saja Lin Zhixiao langsung memahami kemana dr. Gu pergi. Ia mendatangi dr. Gu. Berbicara padanya sembari memarahinya. Di sana dr. Gu tersadar, bahwa langkah yang diambilnya sebenarnya hanya untuk dirinya sendiri, namun menyulitkan orang lain.
Dr. Gu Wei kembali ke rumah sakit. Untuk membantu Tim investigasi. Menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan. Di saat bersamaan, pasien yang menjadi awal permasalahan ini mengalami situasi yang darurat, sehingga memerlukan tindakan operasi. Dr. Gu diminta kembali mengoperasi pasien.
Singkat cerita, operasi berhasil. Tuntutan dicabut. Lin Zhixiao pu menyadari, bahwa keputusannya berangkat ke Jerman adalah salah. Karena ia berangkat, namun hatinya tertinggal di dr. Gu. Maka ia memutuskan untuk tetap tinggal. Kondisi Pak Lin semakin memburuk. Akhirnya dr. Gu segera membawa keluarga Lin Zhixiao menemui orang tuanya. Meskipun ada penolakan di awal, dengan bahasa yang halus, tapi di akhir, orang tua dr. Gu menerima juga.
Semua permasalahan terselesaikan di dua episode terakhir. Drama ini bagus, Romansa namun tidak berlebihan. Tidak perlu adegan ciuman yang dipaksakan. Malah justru sangat santun, dengan membatasi. Sederhana, rasa suka yang ditunjukkan dengan cukup saling memberi perhatian.
Begitu juga dengan pesan-pesan keluarga yang dibangun dari drama ini, sangat biasa, dan memang begitulah yang terjadi seringkali dalam kehidupan. Inti yang terpenting tetaplah: saling percaya.
Pesan terbaik yang sangat lekat dari drama ini yang relevan dalam kehidupan kita ada juga yang sangat menohok.
" Jangan lupa tujuan awal."
Seperti kita dalam Islam, kembali lagi pada niatnya.
Kalau dari segi pengetahuan Ilmu kedokterannya, menurut saya tidak seberapa disajikan dalam drama ini. Hanya menampilkan seorang dokter yang sibuk dengan operasi-operasinya. Hebatnya, tidak ada ambruknya dokter ini. Padahal kerja terus, belajar terus.
Jalan ceritanya sederhana. Konfliknya juga sederhana. Kisah persahabatannya juga saling terkait, seolah senasib sepenanggungan. Satu apes, semua sahabatnya juga ada masalah. Solusi yang dihadirkan, bersenang-senang. Ya, begitulah. Cerminan masyarakat di sana.
Kita harus pandai memetik hikmah dari setiap tontonan. Karena kurikulum kehidupan yang terbaik sebenarnya sudah disiapkan dalam agama kita.
Bandarlampung,
Jumat, 12 Mei 2023
Kedaung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar