Oleh: Desma H.
Setelah pertapaan agung beberapa hari di Gunung Hwa Quo, ilmu kanuragan pun bertambah. Hari ini masuk kelas Dewi Sartika, anak-anakku tidak lengkap. Ada beberapa yang sakit. Seperti biasa, aku bertanya kepada para siswa yang masuk.
"Apakah mereka benar-benar sakit? Atau sakit pura-pura?"
Kemudian serangkaian jawaban muncul. Namun aku lebih senang menangkap jawaban dari gesture tubuh mereka. Kejujuran lebih terlihat.
Lanjut mengajar di kelas 9 Raden Inten. Baru masuk, sudah disuguhi brand kelas. Beradab, Santun, Tawadhu. Keren banget. Kemudian aku dikejutkan dengan botol mineral kemasan 500 ml, yang berisi ikan hias.
"Kenapa ada ikan di sini?" Kubertanya sedikit heran.
"Itu Ridho, Miss." Seorang menjawab dengan jelas.
"Oh, Ridho, apa yang terjadi?" Ucapku sembari menyapa ikan kecil berwarna putih dan orange keemasan itu.
"Ridho jadi ikan, Miss." Suara-suara semakin riuh.
Mataku menyergap seisi ruang kelas. Tak kutemukan Ridho di tempat ia biasa mangkal. Kali ini Dzaky yang duduk di sana. Aduhai, Ridho benar-benar raib. Kudekati meja guru lagi.
"Ridho yang malang..." Ucapku seraya memegang botol kecil itu. Ridho yang kena kutuk begitu asyik berputar-putar di air.
Kumulai pelajaran Bahasa Inggris. Melanjutkan listening activity dari buku New Frontiers. Masuk BAB 5, What's cooking? Tema makanan adalah bahasan menarik. Pas banget di hari Kamis. Semua lagi pada puasa. Bakalan kepingin dah, baru melihat gambar. Menggoda nian.
Sound speaker besar sudah dibawa oleh kelas 9 Cut Meutia. Padahal mereka listeningnya masih jam terakhir. Alhasil, kelas 9 RI, memakai Simbadda. Sungguh memakan waktu, karena kabelnya juga sering bermasalah. Tak apa, kucoba saja. Meskipun mereka mulai menggelitik, menyampaikan usulan, "Tak usah belajar, istirahat saja." Aku tak tergiur. Haha...
Sesuai prediksi, speaker is in trouble. Maka kumanfaatkan waktu untuk cek kehadiran. Sembari memastikan wajah mereka tetap sama, tidak ada yang berubah karena trend oplas. Dimulai dari Farel, lanjut, lanjut, dan selanjutnya. Ada 2 orang yang sakit. Iqbal kemarin sakit, sudah masuk sekolah. Sampailah pada Ridho Tri Sya, aku suka memenggal nama ini. Menurutku lebih kece. Seperti berada di zaman kerajaan-kerajaan dulu.
"Itu, Miss." Jawab seseorang, sembari menunjuk botol yang berisi ikan mungil.
"Oh, berarti Ridho hadir ya?" Lanjutku memastikan.
"Iya, Miss." Jawab mereka kompak.
"Baiklaaaah... " Aku tak mendapatkan jawaban mengapa sosok ini menghilang dari kelas. Mungkin sebentar lagi, di saat waktu yang tepat. Aku akan menemukan jawabannya. Dalam hati sungguh bersyukur, ketika kubertanya, respon mereka tidak lagi:
"Kamu nanyeak?"
Batu Putuk, 18 November 2022