RESENSI BUKU
Oleh: Desma Hariyanti, S. Pd.
(Telah diterbitkan di Harian Daerah Lampung Post, Agustus 2020)
Judul : Buya Hamka Berkisah Tentang Nabi dan Rasul
Penulis : Mohammad Saribi
Penerbit : Republika
Cetakan 1 : Februari 2020
ISBN : 978-602-51829-2-1
Tebal Buku : vi + 235 halaman
Harga : Rp. 77.000
Kisah Nabi dan Rasul merupakan warisan agama yang harus tetap terjaga keasliannya. Selain tertulis dalam Al-Qur’an, sudah banyak versi penuturan kisah ini. Tentu disesuaikan dengan target pembaca. Buku tulisan Mohammad Saribi, hadir dengan gaya yang berbeda. Dalam pengantarnya, beliau mengaku bahwa apa yang dituliskan adalah seperti apa yang disampaikan oleh Buya Hamka kepada beliau saat masih kecil. Hal ini terlihat jelas ketika penulis menyampaikan dalam buku ini. Awal cerita selalu bermula dengan kata sapa yang lembut, “Cucu-cucuku, …”
Pada buku ini hanya dikisahkan 24 nabi dan rasul. Ya, kisah Nabi Adam a.s. sampai Nabi Isa a.s. Bagaimana dengan Nabi Muhammad Saw? Penulis menuliskan khusus dalam satu buku untuk kisah Nabi Muhammad Saw.
Pilihan kata yang mudah dimengerti, sangat sesuai dengan target para pembaca. Ukuran huruf sedang, sehingga tidak terkesan padat saat dibaca. Ilustrasi yang menarik, dengan pewarnaan biru bergradasi, membuat mata tidak penat saat berinteraksi dengan bacaan ini. Sebagai buku yang ditujukan untuk dibacakan kepada anak kecil, bagi para orang tua, tentu sangat terbantu sekali, karena bahasanya ramah dan nyaman untuk didengar. Sedangkan jika untuk dibaca langsung oleh anak-anak usia Sekolah Dasar, tentu buku ini masih kurang banyak dalam hal ilustrasi. Tulisan yang berbentuk paragraf, akan membuat anak-anak mudah bosan .
Daftar perbendaharaan kata yang ditambahkan pada beberapa halaman belakang buku ini, juga memberikan informasi pendukung. Istilah-istilah baru atau lama, namun jarang digunakan dalam komunikasi sehari-hari, tentu akan menjadi tanda tanya bagi pembaca terkait maknanya. Seperti, sarwa, tarikh, zirah, bermadah, gantang. Terasa sekali bahwa tulisan ini juga dipengaruhi dengan latar belakang kesukuan sang penulisnya.
“ Di Negara kita, di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, juga merupakan tempat persinggahan atau berkumpul berbagai jenis burung. Mereka dating dari benua Australia terbang melintasi Samudra Indonesia menuju Jakarta. Di kepulauan itu, burung-burung ini bertelur dan baru kembali ke Benua Australia setelah di sana tiba musim panas. Jadi, perjalanan burung Hudhud melintasi lautan padang pasir itu tidaklah aneh. Hal ini biasa saja terjadi dalam perputaran hidup ini.”
Penggalan cerita yang dituliskan dalam bab Nabi Sulaiman a.s., juga disertai perbandingan dengan zaman ini. Sehingga deskripsinya mudah dipahami oleh anak-anak.
Pada akhir kisah, selalu diberi penekanan tentang sifat dan sikap para nabi yang sangat menonjol, selain memunculkan ragam mukjizat. Sehingga nilai lebih yang membedakan manusia dengan para nabi menjadi lebih jelas terpaparkan.
Hal lain yang menjadikan buku ini menarik untuk dibaca adalah disebutkan juga nama-nama kecil beberapa nabi, atau asal muasal nama tersebut, yang mungkin jarang diceritakan pada buku – buku cerita nabi dan rasul. Seperti: Israel yang merupakan nama kecil Nabi Yaqub a.s., sehingga keturunan sesudahnya, diberi nama bani Israil. Kemudian nama Musa, yang berasal dari “Mu” yang bermakna air, dan “Sa” yang berarti kayu. Sebab bayi Musa ditemukan di dalam peti kayu yang hanyut di Sungai Nil. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang penulis, sehingga wawasan yang disampaikan juga berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.
Lepas dari itu semua, sebagaimana buku ditulis, tentulah tidak membuat pembacanya merasa cukup dengan satu bacaan. Kekuragan dan kelebihan dari suatu buku, akan memancing pembaca untuk terus mencari tahu kebenaran dari informasi baru yang diterima.
Bandarlampung, 25 Juni 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar