Pembalut wanita? Apa yang terlintas dalam pikiran kita
ketika mendengar kata ini di tahun 90 an?
Masih tabu masyarakat untuk membicarakannya. Bahkan ketika
membeli ke warung pun harus ditutupi. Jika ada yang bertanya benda apakah itu?
Jawaban yang makin membingungkan akan terlontar. Atau malah jawaban dengan kode
kode rahasia. Seolah ini adalah urusan khusus yang hanya wanita saja yang boleh
mengetahuinya. Kemudian apa yang terjadi jika di suatu hari perkara ini menjadi
hal yang biasa terdengar dan dibicarakan?
Padman, mengisahkan perjuangan seorang suami yang sangat
manyayangi istrinya. Kebiasaan wanita di India adalah ketika masa datang bulan,
maka wanita itu harus tidur di luar rumah, karena mereka dianggap kotor dan
tidak suci. Menggunakan kain kotor untuk melapisi pakaian mereka ketika haid.
Jika hal ini berlanjut, tentu akan membahayakan kesehatan wanita. Itulah yang
ada dalam pikiran Laksmi. Ia memikirkan bagaimana ibunya, istri, dan juga
saudara perempuannya. Harga pembalut sangatlah mahal. Ketika ia membelikan
untuk sang istri, bukannya dipakai, malah dimarahi. Karena harganya sangat
mahal.
Hal ini membuat Laksmi berpikir keras. Bagaimana caranya
agar ia bisa membuat pembalut, dengan harga yang murah. Film ini sangat
menginspirasi. Perjuangan tentang seorang Laksmi yang begitu menyayangi
istrinya. Bertahun tahun ia lakukan percobaan. Gagal, coba lagi. Gagal, coba
lagi. Karena ia bukanlah orang yang berpendidikan tinggi. Namun ia tetap
berusaha, dengan menggunakan logika berpikirnya, akhirnya ia mencoba membuat
penemuan baru. Mesin pembuat pembalut wanita. Ia bahkan mencobanya sendiri,
karena istrinya tidak mau memakai pembalut buatannya. Hal yang sangat berani
dan lucu untuk dilakukan. Tapi inilah bagian dari kesungguhan. Olokan dari
masyarakat sekitar, tetap menjadikan langkahnya teguh. Bahkan hingga ia diusir
dari desa. Ditinggalkan oleh istrinya, karena malu.
Perjuangan tetap berlanjut. Untuk melaksanakan misinya, ia
meminjam uang dari beberapa orang. Bahkan saat mesin jadi, pembalut masih
menjadi barang tabu untuk diperbincangkan. Saat ini adalah yang sangat
mengharukan. Di sini takdir Tuhan memainkan janjiNya. Barang siapa yang
bersungguh sungguh, akan berhasil. Dari puncak usaha Laksmi, di tengah
keputusasaannya, peristiwa kebetulan yang sudah diatur Tuhan terjadi. Ada
seorang wanita kaya (Pari) yang mencari pembalut, namun semua apotek tutup di
desa itu. Kebetulan sekali teman wanita itu bertanya pada Laksmi. Dari sinilah
titik keberhasilan mulai terlihat. Pembalut buatan Laksmi berhasil.
Pari sangat banyak membantu. Mulai dari memotivasi, sampai
mengajaknya mengikuti lomba penemuan baru masyarakat India. Bertujuan mengejar
hadiah untuk menbayar utang, Laksmi kecewa dengan keputusan akhir kekalahannya.
Namun ternyata ia mendapatkan penghargaan langsung dari presiden, sebagai
penemuan baru yang inovatif bagi masyarakat. Pari adalah orang yang
berpendidikan. Ia sangat luwes memandang permasalahan ini. Uniknya, Pari
senantiasa mendukung sampai akhir. Ia tidak berpikir jahat, untuk memanfaatkan
Laksmi demi keuntungan pribadi.
Pada akhirnya, keberhasilan laksmi dengan mesin pembuat
pembalutnya tersohor. Selain ia berhasil dalam karya ciptanya, ia juga berhasil
membantu para wanita di desanya untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Film yang sangat menginspirasi. Bagus ditonton, untuk
menumbuhkan semangat baru dalam usaha mewujudkan cita.
Bandarlampung, 24 Maret 2019