Jumat, 15 September 2017

Puisi, Kata nan Padat, Makna yang Tepat



Oleh: Desma Hariyanti, S. Pd.



Puisi adalah karya yang memiliki lebih dari satu lapisan makna. Berbeda pembaca, berbeda pula pemahamannya terhadap puisi tersebut. Oleh karena itu, ketika puisi sudah dilempar ke tanah publik, maka menjadi hak pembaca sepenuhnya untuk menilai sebuah puisi. Apakah diterima dengan baik dan menerima pujian, atau ditolak dan mendapat umpatan? Puisi, seperti namanya, adalah misteri yang menarik untuk diselidiki, kemudian dimengerti. Puisi, adalah hal paling jujur yang terselubungi.

Puisi karya Putri adalah puisi yang beragam, menunjukkan keluasan pandangan. Perempuan Manis, Fatamorgana Rindu, Tentang Rinduku, Terbang dalam Angan, dan Detik-Detik Lirik merupakan perwakilan dari sudut pandang Putri dalam melihat kehidupan. Perempuan manis menceritakan tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang wanita. Tak harus cantik. Namun yang terpenting adalah peran atau kebermanfaatan seorang  wanita yang bahkan bisa mengubah dunia. Putri sukses menggambarkan keluarbiasaan wanita ini dengan kata - katanya yang jelas. kau berhasil mengubah peradaban, melalui seuntai senyum yang menakjubkan. Perempuan manis, kau berhasil membuat orang mengerti akan kecantikan sejati. Di sini hal yang paling penting telah tersampaikan. Lantas bagaimana seorang bisa menjadi perempuan manis? Tentu menjadi tugas perempuan itu sendiri untuk mempelajarinya.

Fatamorgana Rindu menceritakan tentang kerisauan penulis dalam mengatasi kerinduannya. Hal yang sangat biasa dirasakan oleh para perindu. Maka puisi seperti ini biasanya lebih mudah untuk dimengerti para pembaca. Bgaimana rindu? Semua orang bisa memahami, namun untuk menjabarkannya dengan kata - kata, Putri sudah cukup mewakili kegelisahan kebanyakan orang tentang kerinduan. Pengulangan kata Duhai Kenangan sampai empat kali menjadi titik tekan di sini. Meskipun sebenarnya dalam berpuisi pengulangan yang terlalu sering bisa menjadikan puisi kurang padat. Cukup sampaikan sekali, namun dapat dan tepat sasarannya. Hal ini juga ditemukan pada Perempuan Manis. Pengulangan kata yang serupa hingga tiga kali.

Puisi ke tiga yang berjudul Tentang Rinduku mengisahkan perihal perpisahan yang sebenarnya sangat tidak diinginkan. Ada kejujuran sang penulis di sini. Tuhan, aku tak ingin kehilangan, namun aku pun ingin mereka merajut masa depan. Ada pertentangan yang menimbulkan gejolak dalam kalimat yang dituliskan menjelang akhir bait. Rindu yang tersimpan tanpa sempat terucapkan, adalah kepedihan akut yang penulis derita. Hingga akhirnya dituliskan, karena tak sempat terucapkan. Sangat unik. Jika begini keadaannya, tentu setiap orang bisa berpuisi, atau setidaknya pernah berpuisi. Ya, ketika kerinduan itu menyergap.

Terbang dalam Angan adalah puisi yang menceritakan tentang ketakutan akan kesendirian. Kare
na ketika seseorang terbang tinggi, sendiri. Yang dicemaskan lagi ketika terjatuh, dan hanya sendiri. Padahal seseorang tadi terbang hanya bertujuan untuk diperhatikan olehnya. Bersumber dari kekhawatiran itu, maka penulis memutuskan untuk terbang dalam angan saja. Ini adalah lapisan makna pertama dari puisi ini, ada lapisan kedua yang juga bisa kita nikmati dari Terbang dalam Angan. Bahwa dalam kehidupan ini, terlalu sering tujuan seorang mencapai cita adalah karena seseorang. Sehingga suatu ketika, meskipun cita telah tercapai, dan seorang tadi tiada merespon, akan menjadikan derita bagi si pemilik cita. Maka, alangkah baiknya dalam menentukan tujuan berlandaskan dengan niat yang tulus ikhlas, dan ditujukan kepada mencari ridho Tuhan. Dengan demikian tak ada kekecewaan setelahnya. Puisi ini lebih cenderung kepada curahan hati penulis. Sehingga apa yang hendak diceritakan lebih mudah dicerna. Namun, jika penulis lebih berani membuang kata- kata berulang, puisi akan jadi lebih kokoh.

Puisi ke lima adalah yang sangat menarik. Ada olahan rima yang nyentrik. Diksi yang dipilihpun sudah beragam. Detik - Detik Lirik mengisahkan tentang perasaan penulis yang cukup terusik dengan lirikan seseorang. Namun dari pemilihan kata yang sederhana, kesan yang diterima pembaca adalah ketenangan. Tatapmu memecah belah sukmaku. Ini bukanlah perkara main – main tentu saja. Namun, di baris akhir penulis memberikan kata - kata tangguhnya, ku tatap dirimu yang tak sempat berbalik. Meninggalkanku sendiri dalam rindu yang berbisik. Rindu itu dibuatnya berbisik, bukan berteriak, atau meronta. Seolah, penulis ingin sampaikan bahwa ia baik - baik saja dan tidak seberapa kacau dengan perasaannya. Pada puisi ini Putri menyajikan berbeda. Ada pilihan diksi yang memperhatikan rima. Selain itu pengulangan kata juga tak terlalu banyak.

Sungguh luar biasa Putri meramu kata. Diksi yang biasa dapat disusunnya dengan rapi, dengan bubuhan suasana, terciptalah puisi. Cukup singkat dan pesannya telah tersampaikan. Itu adalah hal yang terpenting ketika mengolah kata. Ada makna yang terkandung di dalamnya. Ada tujuan mulia yang hendak disampaikan penulisnya. Sehingga, suatu karya akan tetap hidup dalam masa apapun. Selagi kehidupan ini berjalan, kisah yang terjadi seperti ada pengulangan. Maka yang terbaik adalah, selalu belajar dan memperbaiki diri. Kemudian mengingatkan orang lain, agar tetap dalam kebaikan. Jika tak bisa secara langsung, bisa menggunakan pena. Dengan demikian, kekuatan kata - kata akan tersampaikan. Seperti itulah puisi mengambil peran.

Bandarlampung, 8 Juni 2017


Tulisan ini dimuat di Radar Lampung, Juli 2017
Kolom pembahasan Sastra Milik Siswa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung