Rabu, 20 Desember 2017

MUTIARA DI BALIK CATATAN HITAM LAMPUNG




Apakah engkau punya catatan hitam? Sebagai manusia, kuakui catatan hitam juga dimiliki. Lekatnya lama. Menghapusnya sulit. Ibarat menancapkan paku pada sepotong kayu. Jika paku - paku dicabut, tetap meninggalkan bekas. Seperti itulah catatan hitam menyelimuti. Bagaimana agar tak terlihat? Harus ditutupi. Tentu dengan hal yang baik. Sebagai analogi bagi Lampung. Tanah kelahiranku yang kaya. Miris, lebih banyak dikenal negatifnya. Meskipun sebenarnya banyak sekali potensi Lampung yang luar biasa. Bahkan bila ditelusuri, Lampung begitu istimewa. Pada sektor pariwisata misalnya. Melebihi daerah yang sudah terkemuka. Seperti Bali, mungkin. Ah, aku kembali merapikan catatan. Kuulas lagi perjalananku beberapa waktu lalu, ketika mengikuti workshop promosi potensi daerah (online dan offline)yang diadakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi Lampung.

Kehadiranku di Hotel Novotel malam itu bersama dengan rekan - rekan Tapis Blogger. Melihat kemegahan Novotel menghentikan langkah untuk sekedar mengabadikan gambar. Senja istimewa di ketinggian tanah Lampung. Gemerlap kota dari kejauhan berhias lampu - lampu. Langit masih ragu berganti. Biru buram, diberi gurat senja yang mulai ditarik ke Barat. Dari sisi berlawanan gelap menyusup. Jika berada di sana, aku yakin engkau pun akan terkesima dengan panoramanya. Itu hanya sekelumit kecil, kota Bandarlampung. Masih ada yang lainnya. Ya, masih ada sebentang luas Lampung nan belum terjamah. Belum terceritakan. Tentang tanah lada, lahan kopi nan mendunia, pegunungan, juga pepasir putih. Seperti sengaja dirangkum oleh Tuhan. Pada satu negeri Sang Bumi Ruwa Jurai.



Setelah sholat Isya, acara dimulai. Diikuti juga dari komunitas lain. Para mahasiswa turut andil. Dalam hal ini, mereka yang berjiwa muda memang sangat diperlukan perannya. Pemikiran segar, ide gemilang. Tentu kreatifitas akan banyak  bermunculan dari mereka. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan promosi potensi yang dimiliki daerah Lampung. Dan gerak nyata dari para peserta sangat diharapkan setelah mengikuti acara. Misi yang sangat berat, jika masih terbelenggu dengan catatan hitam tadi, bukan? 


Ada tiga narasumber di depan, Oyos Saroso, Zaky senafal, dan Naqiyyah Syam. Seorang lagi sebagai moderator, Bang Alie. Pemateri yang sungguh luar biasa. Bukanlah sembarang perbincangan. Aku masih ingat bagaimana Bang Oyos Saroso, seorang jurnalis Lampung menyampaikan, “ Blogger adalah saksi sejarah. Para blogger memahat sejarah hari ini dan yang akan datang. Bisa menyuarakan yang lemah, yang selama ini belum bisa bersuara.” Kata - kata yang sangat memotivasi. Beliau juga berpesan agar para blogger membuat tulisan yang sifatnya bertutur, dengan bahasa masing - masing. Lengkapi dengan data. Karena tanpa data sebuah tulisan sebagus apapun, menjadi sekedar fiksi. 

Bang Zaky, sang pengusaha ini lebih dahsyat lagi pesannya, “ Tidak ada tantangan yang tak bisa dilewati!” Menjadi makin bergemuruh semangat di dada. Kisah beliau dalam merintis bisnis juga disampaikan selintas. Maka bukan omong kosong Bang Zaky bicara demikian. Sudah ada buktinya bahwa beliau berhasil menaklukkan tantangan.

Mba Naqy, seorang founder Tapis Blogger, dengan latar belakang beliau yang juga penulis, makin mengerucut catatan yang dipesankan, “ Jangan sekedar curhat, tapi juga tulis tentang Lampung di blog. Dengan demikian kita juga memperkenalkan Lampung.” Pesan beliau lagi, “ Manjakan pembaca dengan foto dan informasi yang baik.” 

Sungguh, ini adalah petuah yang sangat menghujam. Jika selalu menyuguhkan informasi - informasi yang baik, tentu informasi yang buruk akan tertutupi. Sama seperti catatan hitam Lampung, yang juga lambat laun bisa tergantikan oleh informasi - informasi yang baik. Dari siapa, tentu dariku, engkau, mereka, ya, kita semua. Kita yang tinggal di sini. Nan lebih paham atas lempeng Lampung. Potensi wisata, kerajinan tangan, kuliner, budaya, kesenian, dan yang tak kalah penting adalah potensi ide kreatifnya. Ikut hadir seorang desainer muda di acara ini, yang memodifikasi tapis untuk pakaian yang bisa dipakai dalam ragam situasi. Sehingga tapis Lampung akan lebih sering dilihat. Tak hanya muncul dalam acara adat. Tentu hal ini bisa dijadikan sebagai sarana promosi potensi daerah. 







Ketika diibawakan oleh para model, tapis menjadi terkesan lebih terbuka untuk siapa saja. Keindahan tapis telah menjadikannya eksklusif. Acara berakhir sudah pukul sepuluh malam lewat. Meninggalkan Novotel dengan ragam ide untuk ikut mempromosikan potensi Lampung. Kekuatanku adalah kata. Maka melalui tulisanlah aku akan berperan. Sesulit - sulitnya tantangan, inshaaAllah akan ada solusinya. Tuhan sudah siapkan, tinggal bagaimana aku memanfaatkan kesempatan yang ada, untuk memainkan peran sesuai dengan potensi yang kumiliki. Sehingga mutiara - mutiara terpendam Lampung bisa bermunculan, menutupi catatan hitam yang pernah ada. Kemudian Lampung makin berjaya, dan kita pun tak enggan berbangga.

21. 12. 2017

Minggu, 17 Desember 2017

100 Guru SDIT dan SMPIT Yayasan Daarul Hikmah Mengikuti Kursus Mahir Dasar





Sukses menggelar serangkaian agenda milad Yayasan Daarul Hikmah yang ke 30. Pagi ini Yayasan Daarul Hikmah kembali membuat terobosan untuk memfasilitasi seluruh dewan guru dari tingkat SD sampai SMP dengan kemahiran Kepramukaan. Bekerjasama dengan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Bandarlampung, Satuan Komunitas Sekolah Islam Terpadu Bandarlampung, Yayasan Daarul Hikmah mengadakan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Kursus Mahir dasar ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari 71 guru putri dan 29 guru putra. 

Kegiatan ini akan berlangsung selama enam hari, mulai tanggal 18 Desember sampai dengan 23 Desember 2017. Dilaksanakan di SDIT permata Bunda 3, yang beralamat di Jalan Pulau Singkep, No. 123. Sukabumi, Bandarlampung. Dalam sambutannya, Drs. Sunardi, M. Pd., selaku Ketua yayasan Daarul Hikmah Bandarlampung, menyampaikan bahwa beliau menitipkan seratus peserta KMD kepada para pelatih untuk dididik, agar benar - benar bisa menerima ilmu dengan sebaik - baiknya.

Turut hadir Sehendar Zuber, perwakilan dari Ka. Kwarcab. Kota Bandarlampung, sekaligus membuka Upacacara Pembukaan Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar pagi tadi. Dalam sambutannya, Suhendar Zuber  juga menyampaikan kekaguman beliau atas lagu Mars Pramuka SIT yang berhasil membuatnya merinding atas lirik yang begitu membara. Menunjukkan semangat umat muslim yang berani dan seharusnya tidak akan kalah melawan apapun.[des]

Jumat, 08 Desember 2017

Hadirkan Keistimewaan Untuk Para Pecinta Kopi di Lampung





Mengikuti perlombaan blog, adalah hal yang pertama kali bagiku. Setelah melihat waktu, sungguh kebetulan sekali, kewajiban mengajar selesai, acara ini baru dimulai. Jika dilihat dari jarak, sepertinya bisa dicapai dari tempat tinggalku yang lumayan jauh. Dengan pengaturan waktu yang lumayan rapat, pukul setengaj dua aku berangkat. Bagaiman keadaan di jalan? Ya, tepat sekali. Ini adalah waktunya macet yang sudah menjadi seni nya perkotaan. Sampai di tempat, acara sudah dimulai. Tarub biru berkolaborasi dengan megenta membawa kesan ceria. Tamu sudah ramai. Duduk menghadap panggung. Di sisi lain para pencari foto terbaik berada di sudut - sudut tanpa lini. Mereka bebas bergerak mengabadikan peristiwa. Kelak, tentu saja foto itulah yang akan menceritakan. 


Aku memilih tempat yang kebetulan kosong. Di sisi kanan ada beberapa laptop terpajang. Di sisi kiri beberapa meja menghadirkan produk - produk. Ada alat - alat untuk penyajian kopi ala barista. Alatnya unik. jadi, untuk hasil terbaik, memang tak cukup sekedar sendok dan cangkir. Apalagi jika yang kusajikan adalah kopi sachet. Beda, untuk kali ini, tak kan kusinggung hal itu. Aroma kopi sudah mewarnai. Wanginya punya kekhasan. Jadi teringat ketika pertama kali aku mencecap kopi racikan seorang barista pemenang Lacofe. Lampung Coffee Festival beberapa waktu lalu. Pertama di lidah, mataku terbelalak. Kopinya asli, Teman. Tanpa gula. Langsung kantukku pudar. Secangkir yang disajikan ternyata membuat penasaran. Hingga tegukan terakhir, baru dapat kusimpulkan sensasinya. Ada perubahan rasa yang mencolok, sejak tegukan pertama, kedua, ketiga, hingga terakhir. Itu sebab, kopi asli tanpa campuran dari pihak manapun, kecuali keteguhan seorang barista, menjadi istimewa.

Berlanjut pada kehadiranku siang ini, masih sempat menyaksikan peresmian El’s Cofee oleh bapak wakil Wali Kota Bandarlampung, M. Yusuf Kohar. Ada pesan yang begitu mendalam dari beliau. “ Selalu berkreativitas. Berbuatlah hal yang positif untuk Lampung. Mudah - mudahan Ell’s Coffee lebih maju.” Ucap beliau bersemangat. Kemudian tertular kepadaku kobarannya. 


El’s Coffee yang beralamat di Jalan Mayor Batu Bara No. 134 A, Kupang Teba, Teluk Betung Utara ini dipimpin oleh Bapak Elkana Ary Riswan. Ternyata bukan hanya menyajikan seduhan kopi untuk para pelanggannya, El’s Coffee (elscoffee.com) juga membuat ragam inovasi. Diantaranya: Kelas Kopi. Apaan ya? Ini adalah kelas bagi para pecinta kopi. Minimal pesertanya 30 orang. Dalam kelas ini akan dipelajari ragam hal tentang kopi secara mendalam. Ternyata kopi itu ada ciri - cirinya. Yang bisa dibedakan, sejak mellihat bentuk bijinya, warnanya, juga dari aromanya. Para pecinta kopi sejati, tentu sudah tak asing lagi dalam hal ini. mencium aroma dari kejauhan saja, sudah tertebak jenis kopinya. Hal ini sempat membuatku malu tempo hari, ketika ditanya oleh seorang barista tentang kopi apa yang biasa kuminum, dengan bangga aku menjawab kopi sachet merk tertentu yang sangat terkenal di TV, karena sering muncul dalam iklan. Lambat laun aku semakin mengerti, kenikmatan kopi asli memang tak tertandingi. Setelah mencececap yang pertama, maka akan kembali lagi ke sana untuk cecapan berikutnya. Nah, sangat menakjubkan memang, El’s Coffee www.elscoffee.com juga memfasilitasi para pecinta kopi sejati melalui kelas ini. ini bukan kelas yang asal - asalan. Para peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti kesertaan. Zaman sekarang, sekedar bicara bisa diblang Hoax, kan? 

Selain itu, cara penyajian kopi di sini juga bukanlah perkara sembarangan. Ada takaran tertentu yang harus diperhatikan. Dan hanya seorang peracik yang paham. Untuk menghadirkan secangkir kopi permintaan konsumen, tak seperti kejapan dari kopi instan ala warung, Teman. Bahkan suhu air untuk menyeduhnya, takaran biji kopinya, juga ditimbang secara akurat. Ada alat - alat canggih, dan juga bisa dibilang rumit bagi orang - orang awam. Mau secangkir kopi saja pakai repot! Nah, ini dia yang perlu dilluruskan pemahamannya. Karena kopi begitu istimewa, penikmatnya juga istimewa, maka cara menghadirkannya pun harus istimewa. Agar pesan dari bagaimana kopi itu disajikan dapat tersampaikan.
Sehingga, jangan kaget jika harga yang dipasang akan jauh berbeda dari kopi instant sachet. Bisa sepuluh kali lipatnya. Tapi, begitulah perkara rasa. Akan ada perbedaan yang hanya bisa dirasakan ketika kita telah meneguknya. 


Lomba blog yang diadakan oleh panitia berlangsung selama dua jam. Ada beragam yang bisa dipaparkan, tapi tentu hanya sedikit. Untuk lebih menyeluruh, mencari tahu sendiri adalah hal yang layak untuk menjadi solusi. El’s Coffee menghadirkan kenyamanan untuk tempat. dari produknya juga berkualitas. Kebersihannya jangan ditanya. Ruang - ruang nan apik, menjadi sudut pilihan bagi para penulis sepertiku. Ah, aku hampir menuntaskan tugas. Setelah ini, aku sudah rencanakan El’s Coffee sebagai tempat yang akan kukunjungi. Tentu untuk mencecap kopi racikan yang sudah kubayangkan keistimewaannya.


Bandarlampung, 8 Desember 2017

Senin, 27 November 2017

Kunjungi Lampung, Ketua MPR RI Titipkan Pesan Pada Netizen






Maka tibalah aku di gedung menjulang itu. Sambutan para penerima tamu begitu ramah. Lampu - lampu keemasan, menampakkan kemewahan. Meniti tangga menuju ruang Krui. Bukankah itu nama daerah di Lampung? Iya, dari segi penamaan sudah menarik. Sebenarnya acara akan dimulai pukul 19.00 WIB. Sengaja aku berangkat lebih awal, agar lebih nyaman. Segala yang terburu - buru, menurut pengalaman sering kurang maksimal hasilnya. Lantas apakah hadirku saat ini membuahkan hasil? Oh, tentu saja. Alhamdulillah, aku tidak terlambat. Dan ini adalah acara penting. Jumpa dengan Ketua MPR RI. Sekedar jumpa sajakah? Tentu tidak. Ada tujuan krusial yang akan dibahas bersama 60 Netizen Lampung, yang diundang hadir di Hotel Swiss Bell, Teluk Betung Utara. Aku hadir bersama teman - teman tapis Blogger yang semua super.


Bersama Tapis Blogger asal Metro

Yandigsa, Sang Moderator.


Nah, jika muncul lebih awal ada kelonggaran waktu untuk berbincang dengan teman - teman Tapis Blogger. Senang sekali bisa menyapa teman - teman dari luar Bandarlampung. Berkesempatan bertukar pikiran dengan moderator acara, Yandigsa dari Kota Bumi. Bang Iyan, aku biasa memanggil. Selalu saja ada motivasi muncul, meskipun dari sekejap jumpa dengan beliau. Setelah koordinasi sejenak dengan panitia, aku menempatkan diri di posisi nyaman. Untuk sementara berada di depan. Mendapatkan tugas kehormatan menjadi dirijen lagu Indonesia Raya di malam itu. Ada debar haru ketika lagu disenandungkan, terlebih ada tokoh penting yang kupandu. Juga para pemegang pena nan luar biasa di hadapanku, dimana dari pertemuan ini, akan menebar misi untuk kebaikan bangsa. Maka berbaurlah semua rasa. 




Jelang kehadiran Bapak Ketua MPR RI, sambutan awal disampaikan oleh Kepala Biro Humas MPR RI, Ibu Siti Fauziah, S. E., MM. Dilanjutkan oleh Bapak Ma’ruf Cahyono, S. H., MA., Sekjen MPR RI. Beliau memaparkan beragam hal yang sejujurnya membuatku tersadar. 

Ada hal penting yang harus masyarakat tahu tentang MPR RI. Tak hanya sebatas empat pilar ( Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara) yang masih sering didengungkan. Tapi ada hal lain yang harusnya masyarakat juga pahami terkait MPR RI. Bagaimana cara agar dapat tersampaikan ke masyarakat yang dewasa ini sudah mulai abai? Merupakan tugas para peramu kata malam itu. Sengaja dipilih para netizen, karena beliau juga berkeyakinan bahwa penyebaran informasi tercepat saat ini ada di Netizen.
MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Dengan tugas yang sudah sejak pelajaran Sekolah Dasar senantiasa dipelajari. Diantaranya:

1.       Pemasyarakatan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, dan Ketetapan MPR.
2.       Pengkajian Sistem Ketatanegaraan, UUD NRI Tahun 1945, serta Pelaksanaannya.
3.       Melaksanakan Pengelolaan Aspirasi Masyarakat dan Daerah dalamrangka Penyususnan Pokok Haluan Penyelenggaraan Negara (PHPN).
4.       Menyampaikan Pokok Haluan Penyelenggaraan Negara (PHPN) kepada Lembaga Negar yang Kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945.
5.       Menyelenggarakan Sidang Tahunan MPR dalam rangka Laporan Kinerja Lembaga Negara kepada Publik.
6.       Melaksanakan Konsultasi dan Koordinasi dengan Pimpinan Lembaga Negara lainnya.
7.       Memberikan Penjelasan atas Tafsir Kaidah Konstitusional dalam Sidang Mahkamah Konstitusi.

Selain menjalankan tugas, MPR RI juga memiliki kewenangan, antara lain:
1.       Mengubah dan menetapkan Undang  Undang dasar.
2.       Melantik Presiden dan Wakil presiden Hasil Pemilihan Umum.
3.       Memberhentikan Presiden dan/ atau Wakil presiden dalam masa jabatannya.
4.       Mengangkat Wakil Presiden Menjadi presiden dalam hal terjadi kekosongan jabatan presiden.
5.       Memilih dan melantik Wakil Presiden dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil presiden.

Pembahasan yang mungkin sudah mulai beranjak dari ingatan. Hanya terpatri bahwa dulu pernah mempelajari. Terlebih lagi ketika aku membaca implementasi sila - sila Pancasila. Sungguh akan damai negeri ini jika memang benar dilaksanakan oleh masyarakat. Namun mengapa pada kenyataannya, perselisihan sering nian tersaji? Ada alasan di balik itu semua.

Aku tetap mengikuti pemaparan dari Pak Ma’ruf. Sungguh mengagumkan, tanpa teks dengan penyampaian yang lancar. Bahasa tersusun, santun, dan menghujam. Sempat tertegun ketika beliau membacakan puisi. Cukup panjang, tetap lancar beliau hadirkan. 

Masih Indonesiakah kita,
Setelah sekian banyak jatuh bangu,
Setelah sekian banyak tertimpa dan tertempa,
Setelah sekian banyak terbentur dan terbentuk.

Masihkah kita meletakkan harapan di atas kekecewaan,
Persatuan di atas perselisihan,
Musyawarah di atas amarah,
Kejujuran di atas kepentingan.

Atau ke Indonesiaan kita telah pudar
Dan hanya tinggal slogan dan gambar?

(Penggalan puisi Manifesto, dari MPR untuk NKRI)

Seolah tertampar dengan kata - kata ringkas itu. Mungkin benar sekedar slogan dan gambar. Minim aplikasi. Maka pertemuan itu merupakan penyadaran untukku. Sebagai pendidik, ada PR penting yang harus dikerjakan. Ada wawasan baru yang harus ditebarkan. Juga beragam ilmu yang sebaiknya dikembangkan.
Ketua MPR RI, Bapak DR. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. tiba. Duduk sejenak beliau langsung memberikan pesan - pesan singkat. Namun tetap mencengkeram pemikiran. 

“ Negara ini merdeka bukan karena pemberian, tapi perjuangan.” Ucap beliau lantang.
Maka tentu tak layak jika generasi sekarang hanya berleha – leha, menyiakan waktu. Tantangan besar sudah ada di depan. Sedangkan bangsa kita masih berselimut masalah berantai: Kemiskinan, Kesenjangan, Korupsi, dan Distrust.

Sebagai putra Lampung, beliau juga menyampaikan bahwa generasi saat ini harus cinta daerah, harus punya ilmu, dan smart. Begitu pesan Bapak Zulkifli Hasan dengan semangat menggebu. Beliau menjadi sukses, juga melalui perjuangan dan penuh kesungguhan sejak kecil. Aku jadi tertular membara. Beragam catatan kukantongi. Ya, benar sekali ada hal luar biasa yang juga harus kusampaikan. Bukan sekedar tulisan di selembar kertas, namun yang terpenting adalah pelaksanaannya secara berkelanjutan, untuk kemudian terwariskan.

Sebagai pimpinan MPR RI periode 2014 - 2019, Bapak DR. Zulkifli Hasan, S.E., M.M., didampingi oleh 4 wakil. DR. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA., H. Mahyudin, S. T., M. M., Letjen TNI (PURN) E. E. Mangindaan, S. IP., dan DR. Oesman Sapta. Adalah tugas berat untuk membawa bangsa ini dalam cakupan implementasi sila - sila Pancasila. Namun hal itu semakin berat jika segala usaha hanya menjadi wacana. Maka langkah terbijak adalah bergerak, lakukan perubahan. Sampaikan kebenaran, dan selalu belajar untuk semakin baik.


Bandarlampung, 27 November 2017

Selasa, 14 November 2017

Kalau Kita Sudah Pulang



Kalau kita sudah pulang,
kembali lagi menatap langit biru, lama kita tinggalkan.
Begitu leluasa melihatnya, tanpa batasan bangunan tinggi menjulang. Hanya ada ciptaan Tuhan berbentuk segitiga yang berwarna coklat tandus. Lenyap warna surga beriring masa.

Duduk di bangku lapuk depan rumah papan. Memandangi burung – burung kecil terbang mematuk – matuk di atap rumah tetangga. Melempari merpati yang terbang rendah, mendekati manja, dan terbang lagi bersama – sama.

Masih ada awan putih berarak – arak. Bila hujan turun, pelangi tampak.
Menjelang maghrib, senja dan orang – orang berkopiah menghampiri mushola tua.

Kalau kita sudah pulang,
kita bisa menyapu teras mushola setelah ashar, menggelar karpet pudar warna.
Merapikan Al Quran yang telah cabik.
Perlahan kita buka lembarnya. Mulai dari Al Fatihah. Kemanjaan kanak – kanak mengelilingi, berebut menciumi tangan kanan.

Ketika kita pulang…

Ada banyak waktu bercerita, tentang lamanya langkah di rantau.
Didekap lamunan dan rindu, kita penuh juang yang padu.

Bila jumpa tercipta, kita telah menjadi diri nan penuh,
 menatap ke depan, membawa cita yang utuh.





Bandarlampung, 2017

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung