Kamis, 14 September 2017

Es Krim yang Malang





Menulis adalah aktivitas yang sangat menyenangkan. Bagi sebagian orang, hambatan untuk memulai satu tulisan biasanya terletak pada menemukan ide. Namun untuk sebagian orang lagi, hal ini tak akan menjadi masalah. Bisa jadi mengembangkan ide adalah hal yag paling sulit. Sebenarnya, baik ide dan pengembangannya tentu saling terkait. Asalkan mau menambah wawasan, maka ide - ide yang bertebaran di muka bumi ini, akan mudah ditangkap. Asalkan sering latihan, maka kemampuan mengembangkan ide akan semakin baik.

Di ekskul kepenulisan yang saya bina, para siswi SMP IT Permata Bunda Islamic Boarding School, Bandarlampung ini senantiasa dilatih untuk menemukan ide, dan juga mengembangkannya. Ide yang sederhana, dan sangat dekat. Untuk pertemuan kemarin, yang menjadi ide adalah es krim dan tahu isi. Makanan yang ketika itu tengah mereka makan. Di sini akan saya tampilkan salah satu dari tulisan mereka.

Es Krim yang Malang
Karya: Najwa Izza A. (Kelas 7 Cut Nyak Dien)

Halo semua! Namaku es krim Banana. Aku mempunyai teman yaitu es krim vanila, es krim cokelat, dan es krim stroberi. Aku akan menceritakan nasib temanku yang malang. Pada suatu hari, di dalam kulkas aku sedang bermain - main dengan mereka. Selesai bermain, sesekali kami bercerita. Pada saat itu salah satu dari kami menceritakan tentang kutukan, bahwa kalau kami keluar dari kulkas selama satu jam, kami akan meleleh.

Tetapi, es krim cokelat tidak percaya dengan kutukan itu. Setelah selesai bercerita, kami pun beristirahat, namun es krim cokelat tidak. Dia terllihat sedang menunggu. Aku tidak tahu dia sedang menunggu apa. Dia berada di depan pintu. Baru aku sadari ternyata ia menunggu untuk keluar dari kulkas. Aku mencegatnya, tapi dia tetap memaksa keluar. Ia berkata, 

“ Aku tidak mau, aku mau tetap keluar. Aku ingin melihat ada apa sih di luar sana?”

Aku tetap mencegatnya. Tapi ia tetap memaksa. Dan tiba - tiba saja di saat yang sama pintu kulkas terbuka. Seseorang mengambil es krim cokelat. Aku berteriak dan mencoba menahan temanku. Tapi es krim cokelat tetap dibawa oleh manusia keluar dari kulkas. Akhirnya temanku menghilang. Aku dan temanku yang lain menangis sejadi - jadinya atas kejadian ini.

Menarik bukan, cerita di atas? Najwa mengambil sudut pandang es krim. Tokoh utamanya adalah es krim cokelat. Saya sebenarnya juga penasaran, bagaimana tangisnya si es krim banana? Ketika kita membaca cerita dari sudut pandang manusia seperti ini: Saya membeli es krim di toko seberang, rasanya enak. Murah pula. Besok saya mau beli lagi. Dari sini, sudah biasa. 

Dan begitulah Najwa, ia berhasil menghadirkan imajinasinya dalam kisah es krim. Meskipun imajinasi, ia tetap menyisipkan logika yang pantas. Seperti, jika keluar dari dalam kulkas, maka es krim akan meleleh. Secara realita, memang demikian, bukan? Najwa bijak sekali ketika hendak mengeluarkan si es krim dari dalam kulkas. Ia gunakan tokoh tambahan yaitu manusia. Mengapa Najwa tidak membuat es krim cokelat bisa membuka pintu kulkas dengan sendirinya? 

Dapat disimpulkan bahwa Najwa sudah sedemikian hati - hati dalam memainkan ide cerita. Ia tak ingin ceritanya menjadi imajinasi melulu. Najwa tetap berusaha menyesuaikan dengan kenyataan. Sehingga ketika para pembaca menilik ceritanya, maka mereka juga akan menganggukkan kepala. Oh, ternyata begitu. Es krim juga punya kisah, dan itu logis juga, meskipun tak seratus persen.



 Sumber gambar: google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung