Kamis, 21 November 2019

Descriptive Text Presentation

Cara Posting Power Point di Web

Oleh: Desma Hariyanti, S. Pd.


Tampilan Web tentu beragam, untuk posting foto, sudah ada menu yang tersedia dan mudah untuk mencarinya. Lansung ditemukan,dan bisa kita kerjakan sendiri.

Untuk posting file power point, ternyata ada langkah-langkahnya. Semoga saja artikel berikut membantu.

Langkah pertama yaitu, pastikan kita sudah memiliki file power point pada google drive. Selanjutnya buka Web kita pada awalan, bersiap untuk "Compose". emudian, pilih pada menu file di Google Drive, klik "Publish to Web".

Ada beberapa menu pilihan di sana.Ukuran file presentasi Small, Medium, atau large. Saran saya,pilihlah yang small, agar bisa terlihat jelas, saat ditampilkan di web.

Pilihan lain dalam ceklist merupakan pilihan, apakah langsung dimulai dari awal, setelah slide berakhir, atau tidak.

Pada bagian link sudah tertera link file yang kita upload tadi, tinggal ketik Ctrl-C dan kita kembali ke blog kita.Pada tampilan awal ompose, kita pilih menu di sampingnya yang beruliskan "HTML". Klik bagian tersebut, kemudian CTRL-V link yang sudah kita copy tadi.

 Tambahkan judul pada postingan kita, kemudian kita lihat di bagian "compose", File presentasi sudah tersaji. Untuk lebih jelas lagi, dapat terlihat dengan gamblang di bagian "View Post".

 Demikanlah cara mempostingnya. Semakin banyak berlatih, tentunya akan semakin mahir kita dalam suatu hal.

Selamat berkarya. Semoga artikel ini bermanfaat. Aamiin.

Fabian Backer

Oleh: Desma Hariyanti, S. Pd. Knowledge is power. Education is the premise of progress in every society. ini adalah kata-kata bijak yang sangat berkesn dari beliau.

Wise Words about Education

By: Desma Hariyanti, S. Pd. Education is the most powerful weapon to change and to improve our world. this wise words i found from a note. And it is really meaningful and powerful. What do you think of it?

Kamis, 14 November 2019

Warna




Tuhan, kemarin aku lupa terjaga. Pada rentang malam hening, detik jarum jam menjadi penguasa suara. Perlahan derit kursi menjadikan seramnya sendiri. Aku tersintak dari kantuk panjang setelah tegukan obat yang kubanggakan. Usainya adalah kantuk yang lama.

Tuhan, jika kembali lupa terjaga, jangan buang aku dari catatanMu. Sudah sangat jauh untuk kembali, namun hendak beranjak pergipun masih jauh lini.



November 2019

Hujan Pertama











Apakah sebenarnya yang mengiringimu, hujan? Sehingga penantian sering bermuara pada teritismu. Diakhirnya, kita hanya bisa melenyapkan perlahan dahaga yang tiada bertuan. Kemuadian, kembali berlanjut, saat sang surya munculdari gumpal awan-awan kelabu. Berpendar, walaupun ada kesejukan. Pagi ini, masih tersambung dengan hujan kemarin sore. lapangan belum kering. Tanah masih basah. Debu-debu enyah.



Bandarlampung, November 2019

Selasa, 20 Agustus 2019

Terimakasih, Muridku!






Namanya Muhammad Rizki. Senin malam ia berkunjung ke tempat tinggalku di Bandarlampung. Asrama yang disediakan sekolah tempatku mengajar. Rizki hendak meminjam kamus Bahasa Inggris, dengn terjemahnya juga Bahasa Inggris. Perlu kujabarkan sedikit, bahwa Rizki adalah muridku angkatan The Rebels. M. Al Fatih. Dari jumlah 27 orang, satu telah berpulang Maret lalu. Itu adalah kesedihan kami bersama. Akupun sedih mendalam, namun ada bahagia juga, mengingat i telah hafal 30juz Al Quran. Ketenangan apalagi yang diharapkan? Bukankah sudah terjanjikan?

Berlanjut ke Rizki. Sekarang ia sudah menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian. Malam itu kami berjalan beriringan, ditemani oleh rekannya juga, muridku juga tentu saja, Habieb, namanya. kalau Habieb sekarang kuliah di Itera. satu hal yang membuatku tercengang dari kata0 kata Rizki:

"Ms. Desma harus lanjut S2. Jangan membuat saya sedih. Ms. Desma harus lanjut S2 di luar negeri. Ms. Desma bisa!"

Berkali-kali ia ucapkan demikian, sehingga membuat jiwaku berkobar.

"Ms. Desma harus janji, bakalan lanjut. Oke, kalau enggak, S2 nya di sini, tapi S3 nya harus di luar negeri. Ms. Des harus janji!"

"InsyaaAllah."

Jawabku, dengan dada gemuruh. Sembari ucapkan doa-doa, kabulkan doa ini ya Allah. Aamiin...
Terimakasih Rizki, untuk motivasi yang sangat berarti.



Bandarlampung, 21 Agustus 2019

Ini Serius







oleh: Desma H.

(kepada: Wawan S., rekan juang sekejap sua)



desau angin menceritakan ragam kata terangkum,
ada namaku, namamu, juga nama mereka,
kita ikat dalam paduan, dari sekian waktu terencana,
jika lelahlelah mata dalam kejap, hingga mungkin terbelalak berkawan tengah malam,
sepertinya itu kita.

sedikit jeda nan tersisip sederhana,
mengaitkan jarak,
jauh dekat, lama sejenak, beragam diksi terolah.
oh, langit kelabu hendak luruh.
namun terantuk dalam gumpal awan.
seperti berkata:
"nanti saja teritis kutebarkan, ketika sang surya tersenyum,
hingga pendarnya menjangkau hatimu."

sepenggal cerita,
biasa saja,
namun menjadi pembeda, usai kita tuliskan
pada lembaran.

akan menjadi sambut bahagia,
sepulang perjalanan panjang,
dari letih yang menjerat ibu kota,
juga beban nan menjangkit, di lempeng kampung halaman.
mari kita pulang, kawan.
ini serius.



Bandarlampung, 21 Agustus 2019

Mita Laksmi Edwina

Beliau adalah seorang guru Penjaskes di SMPIT Permata Bunda Islamic Boarding School. Tempo hari pernah menanyakan beberapa hal terkait blog. Setelah dijelaskan sejenak, tentulah informasi tersebut tidak seberapa, beliau menjadi sangat tertarik dengan dunia blog. Beberapa info tentang pelatihan membuat blog kubagikan ke Bu Mita, harapanku beliau bisa memanfaatkan peluang tersebut, jika memang ingin serius di bidang blog.

Ini adalah informasi sekelumit tentang beliau. Semoga ada manfaatnya. Beliau juga ahli dalam olah raga renang. Sudah biasa melatih renang, tentunya pandai berenang, kan? Kepiawaiannya dalam berbisnis juga dimunculkan saat ini. Olahan peyek dan krupuk dipasarkan secara online dan offline.

Semasa mahasiswa, Bu Mita juga mengukir banyak prestasi. Itu sebab ketika mengajar di kelas, saat berhadapan dengan para siswa tiada merasa canggung. Beliau juga sangat kreatif. Terbukti, beliau pernah diamanahi menjadi guru Prakarya tahun lalu di SMPIT Permata Bunda. Saat ini selain menjadi guru penjas, beliau juga mendapat kepercayaan menjadi bendahara BOS. Tidak sembarang orang bisa menduduki jabatan crusial ini. Semoga kesuksesan selalu terlimpah. Semoga beliau bisa menjalankan amanah. Aamiin..


Bandarlampung, 21 Agustus 2019

Senin, 22 Juli 2019

Malaikat Kecil

Sore sudah membawa warna lain, lelah tentunya. tetiba ada seorang muridku menaiki tangga. Kami berpapasan.
" Ms. Des baru pulang."
Aku memberi anggukan.
" Ms. Des tampak lelah."
" Iya."
Lanjutku.
Kemudian ia langsung memijat pundak kananku. Sembari lewat.
" Enak loh. Yang sebelahnya juga dong."
" Iya Miss. Nanti ya."
" Oke."

Aku pulang ke asrama. Sudah hampir maghrib, ada yang memanggilku dari luar. Kukira ustadzah Sarah, rekan satu asramaku. Ternyata sungguh mengejutkan. Alexandria, murid kelas 9 Cut Nyak Dien, yang tadi memijat pundakku datang.
" Ayo, Miss. Saya pijetin."
" Hah, beneran?"
" Iya, Miss."
Berkali - kali aku menanyakan. Ia tetap  mengangguk sembari tersenyum. Langsung terharu. Di saat lelah menumpuk, tetiba datang malaikat kecil diutus Tuhan untuk melerai penat. Terima kasih Alexa.





Bandarlampung, 23 Juli 2019.

Rabu, 17 Juli 2019

Endorse





Ini adalah catatanku pagi ini. Ketika penerbit yang meloloskan naskah antologi puisiku untuk dicetak mengirimkan email agar melengkapi kover belakang, maka aku berpikir lama, siapa gerangan yang akan bersedia kuminta perolongan untuk membaca naskah kemudian memberikan berpatah - patah kata tentang tulisan itu. Belum tentu semuanya yang kita minta mau. Karena mereka harus menyiapkan waktu khusus. Terlebih lagi ini adalah puisi.

Maka terpilihlah beberapa kandidat dalam benak. Mereka adalah orang- orang hebat yang berkesibukan. Pada akhirnya kuberanikan diri menyampaikan permohonan tersebut. Semua lancar jaya, namun ada satu yang menggelitik.

Secangkir Puisi untuk Kekasih, judul antologi puisi tersebut. Beliau langsung komentar:
"Awkward."
Oh, my God....

"Ternyata hatimu sepatah itu."
Ucapnya.

"Jangan berpikir yang tidak - tidak. Bisa saja mewakili yang lainnya."
Jawabku mencoba sembunyi.

"Aku sudah berpikir yang tidak - tidak sedari tadi."

Ampun dah, kalau sudah begini.

"Kuasaku hanya menerka, jadi biarkan aku menikmatinya."
Tegasnya lagi.

Kubaca ulang kembali naskah puisiku, semoga tidak ada yang teramat jujur di sana. Orang yang sangat peka, akan mengetahui, kepada apa satu puisi dipesankan. Teruntuk siapa diksi itu tertuju. Sampai di akhir, aku tersenyum. Begitulah seorang penulis. Ia akan jujur pada karyanya.




Bandarlampung, 18 Juli 2019


Rabu, 01 Mei 2019

The Rebels' Story

Jumpa sejenak sore ini, memunculkan kembali semangat kebersamaan dengan Al Fatih. Rasa bahagia bisa kembali jumpa. Biasanya dalam libur sejenak, jika mereka pulang ke Bandarlampung, ada satu wajah yang dapat kutemui. Tapi sekarang tidak lagi. Wajahnya terekam dalam kenangan. Sesaat masih tetap disebutkan. Seperti ia masih ikut serta dalam setiap temu. Seorang muridku yang pergi lebih dulu. Murid, yang juga sahabatku. Rekanku dalam berbicara Bahasa Inggris, menceritakan film, dan mendiskusikan buku.

Sore ini aku berhasil jumpai Akbar, Fadhil, Albi, Husen, dan yang sudah bertahun - tahun tak jumpa, Farhan. Makin menjulang saja ia. Rencana mau makan mie rebus, tidak berhasil. Karena si Bude sedang sibuk mengurus bayi. Alhamdulillah ada es krim. Sehingga kami jadinya makan es krim. Ada juga Afif dan Ale.

Tak ingin rugi melewatkan kenangan ini, langsung kutulis cerita di blog, dengan meminjam laptop Pak Hamid, yang sering atay di sekolah. Sayangnya tak ada foto. Biarlah.

Kamis, 04 April 2019

Rindu

Seperti syair perpisahan yang sering digaungkan. Demikian pula aku merajut sepihak kata dari hatiku, kepada lelangit yang begitu kokoh. Ah, henti sudah perandaian. Panggung sandiwara, yang seakan tengah menantikan bagaimana ending cerita. Sungguh kejutan begitu muncul dengan tetiba, bahkan jiwa bergejolak, menjerit manyatakan tak kuasa. Namun begitulah Tuhan menganugerahkan, kekuatan hati untuk bangkit menata masa yang terbentang.

Mungkin kita tiada sanggup teguh menjadi pengelana. Maka pada henti sejenak, atau bisa saja di tempat itu kelak kita berlabuh, semoga kebaikan senantiasa menaungi, dan bersama kemuliaan tempat menetap kita akhirnya. Aamiin...


Bandarlampung, 4 April 2019

Senin, 01 April 2019

Catatan Akhir






Bonsoir, Ri?

Terimakasih untuk kebersamaan kita. Kau mengingatkanku terlalu banyak.






Bandarlampung, 1 April 2019

Minggu, 24 Maret 2019

Warna Doa



pemantik luka,
pintamu membayang, pada nisan.
juang nan mengkristal,
berpendar pada semesta,
kemudian luruh.



bandarlampung, 24 Maret 2019

Pad Man




Pembalut wanita? Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika mendengar kata ini di tahun 90 an?
Masih tabu masyarakat untuk membicarakannya. Bahkan ketika membeli ke warung pun harus ditutupi. Jika ada yang bertanya benda apakah itu? Jawaban yang makin membingungkan akan terlontar. Atau malah jawaban dengan kode kode rahasia. Seolah ini adalah urusan khusus yang hanya wanita saja yang boleh mengetahuinya. Kemudian apa yang terjadi jika di suatu hari perkara ini menjadi hal yang biasa terdengar dan dibicarakan? 


Padman, mengisahkan perjuangan seorang suami yang sangat manyayangi istrinya. Kebiasaan wanita di India adalah ketika masa datang bulan, maka wanita itu harus tidur di luar rumah, karena mereka dianggap kotor dan tidak suci. Menggunakan kain kotor untuk melapisi pakaian mereka ketika haid. Jika hal ini berlanjut, tentu akan membahayakan kesehatan wanita. Itulah yang ada dalam pikiran Laksmi. Ia memikirkan bagaimana ibunya, istri, dan juga saudara perempuannya. Harga pembalut sangatlah mahal. Ketika ia membelikan untuk sang istri, bukannya dipakai, malah dimarahi. Karena harganya sangat mahal. 


Hal ini membuat Laksmi berpikir keras. Bagaimana caranya agar ia bisa membuat pembalut, dengan harga yang murah. Film ini sangat menginspirasi. Perjuangan tentang seorang Laksmi yang begitu menyayangi istrinya. Bertahun  tahun ia lakukan percobaan. Gagal, coba lagi. Gagal, coba lagi. Karena ia bukanlah orang yang berpendidikan tinggi. Namun ia tetap berusaha, dengan menggunakan logika berpikirnya, akhirnya ia mencoba membuat penemuan baru. Mesin pembuat pembalut wanita. Ia bahkan mencobanya sendiri, karena istrinya tidak mau memakai pembalut buatannya. Hal yang sangat berani dan lucu untuk dilakukan. Tapi inilah bagian dari kesungguhan. Olokan dari masyarakat sekitar, tetap menjadikan langkahnya teguh. Bahkan hingga ia diusir dari desa. Ditinggalkan oleh istrinya, karena malu.


Perjuangan tetap berlanjut. Untuk melaksanakan misinya, ia meminjam uang dari beberapa orang. Bahkan saat mesin jadi, pembalut masih menjadi barang tabu untuk diperbincangkan. Saat ini adalah yang sangat mengharukan. Di sini takdir Tuhan memainkan janjiNya. Barang siapa yang bersungguh sungguh, akan berhasil. Dari puncak usaha Laksmi, di tengah keputusasaannya, peristiwa kebetulan yang sudah diatur Tuhan terjadi. Ada seorang wanita kaya (Pari) yang mencari pembalut, namun semua apotek tutup di desa itu. Kebetulan sekali teman wanita itu bertanya pada Laksmi. Dari sinilah titik keberhasilan mulai terlihat. Pembalut buatan Laksmi berhasil.


Pari sangat banyak membantu. Mulai dari memotivasi, sampai mengajaknya mengikuti lomba penemuan baru masyarakat India. Bertujuan mengejar hadiah untuk menbayar utang, Laksmi kecewa dengan keputusan akhir kekalahannya. Namun ternyata ia mendapatkan penghargaan langsung dari presiden, sebagai penemuan baru yang inovatif bagi masyarakat. Pari adalah orang yang berpendidikan. Ia sangat luwes memandang permasalahan ini. Uniknya, Pari senantiasa mendukung sampai akhir. Ia tidak berpikir jahat, untuk memanfaatkan Laksmi demi keuntungan pribadi. 


Pada akhirnya, keberhasilan laksmi dengan mesin pembuat pembalutnya tersohor. Selain ia berhasil dalam karya ciptanya, ia juga berhasil membantu para wanita di desanya untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.


Film yang sangat menginspirasi. Bagus ditonton, untuk menumbuhkan semangat baru dalam usaha mewujudkan cita.


Bandarlampung, 24 Maret 2019

Selasa, 26 Februari 2019

Bahasa Inggris

"Ustadzah, aku nggak sabar menunggu hari esok."
Ucap Wafa, siswi kelas 7 Rasuna Said, setelah sholat Dhuhur berjamaah di masjid. Ia menemuiku dengan senyum tulus. Gigi putihnya terlihat. Kaca matanya terpasang.

"Memangnya kenapa besok?"
Aku munculkan tanya, sembari melipat mukena.

"Besok kan pelajaran Bahasa Inggris."
Jawabnya lagi. Wow, aku tersanjung. Aku gurunya. Dapat disimpulkan bahwa Wafa menyukai pelajaran Bahasa Inggris, padahal sebelumnya ia terkadang mengantuk di kelas. Alhamdulillah, kata di batinku tertulis juga akhirnya.

"Besok ulangan, persiapkan ya."
Sambungku dalam jeda senyumnya.

"Hah? Besok ulangan, Ustadzah?"
Wafa kaget. kutimpali dengan senyum mengembang. Aha, harusnya ia sudah tahu. Temannya yang lain juga sudah paham, kalau besok ulangan.

"Hehe...bab berapa, Ustadzah?"
Ia mulai berdiri, hendak beranjak.

"Bab lima."
Kuiringi tegaknya. Ia berlalu, di batinku berkecamuk. Alamak, mungkinkah ia batal menantikan hari esok, karena besok ternyata ulangan? Atau aku ganti saja waktu ulangan besok dengan hal lain yang lebih menyenangkan? Ulangan memang terkadang jadi hal yang mengerikan bagi para siswa. Bagi para guru, situasi ini adalah jebakan. Waspadalah!






Rabu, 20 Februari 2019

The Chorus






The Chorus ( French: Les Choristes) adalah film Prancis yang tayang pada tahun 2004.  Disutradarai oleh Christophe Barratier. Dengan para  pemain: Gerard Jugnot, Francois Berleand, Kad Merad, Jean Baptise Maurier. 


Film ini mengisahkan tentang kehidupan para siswa di asrama putra. Dengan keadaan yang serba terbatas dalam hal fasilitas, seorang guru baru, Clement Mathieu yang tetap mampu berjuang untuk menyampaikan pembelajaran di kelas. Para sisiwa yang terkekang dengan aturan sekolah yang super ketat, bahkan para guru dan kepala sekolah juga menekankan demikian. Ketika Pak Mathieu baru datang ke sekolah, semua menyampaikan bahwa para siswa di sana sulit dikondisikn. Hanya dengan kekerasan dan hukuman, mereka bisa dikendalikan. Namun tidak dengan Pak Mathieu. Beliau melakukan pendekatan yang berbeda. Mengenalkan para siswa dengan lagu dan kelompok paduan suara. 


Awalnya  ditolak oleh kepala sekolah. Namun Pak Mathieu tetap melatih para siswa. karena beliau beranggapan dengan seni, para siswa bisa lebih terkendali perilakunya. Mereka akan disibukkan dengan paduan suara, dan berupaya mewujudkan harmoni dari keragaman karakter suara. Para siswa yang merasa malas di permulaan latihan, lambat laun menjadi senang. Bijaknya sang guru ini adalah, ketika ada yang memiliki suara kurang bagus, tetap diberi peran dalam kelompok paduan suara tersebut. Sehingga semua anak mendapat peran.


Berkat usaha yang gigih, paduan suara para siswa ini berhasil memikat siapapun yang menyaksikan. Meskipun masih ditentang kepala sekolah. Puncaknya adalah ketika mereka diundang oleh walikota. Saat wali kota mengucapkan kekaguman, kepala sekolah langsung menyampaikan bahwa ia selalu mendukung penuh paduan suara ini. Dari sini kelompok paduan suara memiliki nilai tersendiri di sekolah dan di hadapan para guru yang lain.


Kasus beragam juga dimunculkan di sini. Biasa terjadi di asrama, seperti pembulian, penindasan, pencurian, juga kesewenangan pihak sekolah. Misalnya, saat para siswa dalam jumlah banyak kehabisan air untuk mandi, kepala sekolah tetap mendapatkan air berlimpah. Para guru tidak semua mendapatkan hak yang sama. Pak Mathieu sendiri, karena masih guru baru, harus tidur satu ruangan bersama para siswa dengan hanya dibatasi tirai. Tapi hal ini tidak menjadi penghalang bagi sang guru untuk tetap malaksanakan tugasnya. 


Paling miris ketika ada siswa pindahan yang berlatar belakang buruk masuk ke sekolah ini. Ada yang kehilangan uang, siswa pindahan ini menjadi tersangka. Padahal ia sudah mengatakan bahwa ia tidak melakukannya. Pak Mathieu tidak bisa berbuat apapun karena peraturan di sekolah begitu ketat. Si anak menerima hukuman. 


Di akhir cerita, kelompok paduan suara mendapatkan penghargaan setelah tampil, mereka diizinkan untuk tamasya seharian. Kepala sekolah sedang ada kunjungan ke luar. Sesampainya di sekolah, seluruh geedung sekolah sudah hangus terbakar. Tidak ada yang tahu pelakunya, terkecuali penonton. Ya, tepat sekali, pelakunya adalah siswa baru yang dituduh mencuri tadi. Ia merasa tidak terima karena tidak diperlakukan adil. Akhirnya ia membalas dengan caranya sendiri.

Film ini menyabet banyak penghargaan. Sangat direkomendasikan untuk ditonton bagi para guru. Meskipun film lama, namun banyak sekali hikmah yang bisa dipetik dari film ini.Diantaranya:

  • Cara menjadi guru yang bijaksana di tengah keadaan sekolah yang serba terbatas.
  • Bagaimana bersikap kepada siswa yang bersalah sekalipun.
  • Pelabelan negatif terhadap siswa, akan berdampak negatif pula bagi siswa itu sendiri dan juga lingkungannya.



Senin, 18 Februari 2019

Kelas Kepenulisan

"Ustadzah, skripsi itu pas kuliah, atau pas SMA?"
Pertanyaan Tia memancing tawa kecil.
"Kuliah." Jawabku.
"Saya mau nulis tentang kuliah, tapi aku enggak tahu kuliah itu kayak mana.."
Ujar Zalfa menambahkan.
"Jadi tulislah yang dekat dengan kita. Yang kita pahami dunianya." Jelasku.

Kelas kepenulisan sore ini, tentangitu. Cukup menggelitik. Tapi, itulah dunia para penulis yang mencuat. Kisah fiktif, maka sesuka penulisnya mau diajak kemana.

Rabu, 13 Februari 2019

Victoria and Abdul





Sutradara: Stephen Frears
Bintang    : Judi Dench, Ali Fazal, Tim Pigott-Smith, Eddie Izzard, Adeel Akhtar




Victoria and Abdul adalah kisah antara Ratu Victoria dengan seorang pelayan India yang bernama Abdul. Abdul seorang Muslim. Karena kebaikan hatinya, Ratu Victoria begitu mengagumi Abdul. Sehingga ia mendapatkan tempat istimewa di kerajaan Inggris. Kisah ini diawali dengan diutusnya Abdul dan Mohammad untuk pemberian penghargaan medali Mohur kepada Ratu Victoria. Abdul harus mengikuti tatanan kerajaan yang begitu baku ketika pemberian penghargaan tersebut. Ratu Victoria sangat menyukai sejak pertama jumpa. Maka, kepulangan Abdul ke India pun ditunda. 

Pada jamuan selanjutnya, Abdul bertugas membawakan puding untuk Sang Ratu. Ternyata di sana, Abdul langsung memberikan hormat dengan mencium kaki Ratu. Seluruh anggota kerajan merasa terkejut, namun Sang Ratu merasa senang. Dari sana, Sang Ratu menjadikan Abdul sebagai orang terdekatnya. 

Abdul menceritakan tentang India, membuat Sang Ratu sangat tertarik. Tak hanya iitu, bahkan Ratu sampai minta diajarkan bahasa Arab dan Al Quran. Tentu hal ini tidak menjadikan kenyamanan di kedua belah pihak. Keluarga kerajaan mulai tidak bersimpati. Mereka merasa Ratu Victoria terlalu berlebihan, mereka juga merasa bahwa Abdul adalah hambatan untuk anggota kerajaan.

Pada akhirnya Abdul harus pergi meninggalkan Inggris setelah  Ratu Victoria meninggal dunia. Delapan tahun kemudian Abdul pun meninggal. Kisah ini berdasarkan kisah nyata dari buku jurnal harian yang ditulis oleh Abdul. Tulisan tersebut ditemukan pada 2010.

Kisahnya mengalir sederhana. Konfliknya tidak terlalu keras. Dari menonton film ini ada beberapa hikmah yang bisa dipetik, diantaranya: 

  • Ketulusan akan membuahkan kebaikan. 
  • Kejayaan seseorang, biasanya selalu dibarengi dengan iri dan dengki dari pihak lain.
  • Belajar sepanjang hayat, tak mengenal usia.




 

Rabu, 23 Januari 2019

Senam Sehat, untuk Jiwa Bahagia




Oleh: Desma Hariyanti





Sebagai seorang guru, aku harus bisa menjadi teladan untuk para muridku. Tak hanya dari bersikap, bertutur, tetapi tindakan juga harus diperhatikan. Untuk segala ini, diperlukan fisik yang kuat. Raga yang sanggup bertahan dengan ragam keadaan. Mengajar Bahasa Inggris di salah satu SMP di Bandarlampung menuntutku untuk selalu tampil lincah dan penuh semangat. Maklumlah, pembelajaran berbahasa harus mengombinasikan bermacam ekspresi. Kalau tidak menarik, bisa mengurangi antusias para siswa.

Lelah dalam beraktivitas tentu saja kurasakan. Namun, tidak menjadi permasalahan karena raga sudah terbiasa dengan gerak yang teratur. Merutinkan senam, minimal satu kali dalam sepekan, menjadikan tubuhku lebih rileks dalam beraktivitas. Tubuh tidak mudah terserang penyakit, dan senantiasa sehat. Tentu saja makanan dan minuman yang kukonsumsi juga harus yang baik. Aku senang dengan rutinitas ini. Jika kuperhatikan komentar para guru dan karyawan di sekolah, kebanyakan dari mereka malahan merasa sakit setelah gerak badan. Hal ini bisa terjadi, jika gerak tidak dilakukan dengan kesungguhan. Alhasil, bukannya sehat, malah sakit. Tentu hal sederhana ini juga harus diperhatikan. Dalam senam, gerak ringan harus dilakukan dengan hitungan yang sesuai. Kemudian ada gerak yang berlawanan, agar gerak tubuh menjadi seimbang.

Para siswa yang semula bermalas – malasan, karena melihat gurunya semangat jadi tertular semangat juga. Aku selalu memotivasi para siswa dan guru untuk bergerak ketika senam, karena akan memberi manfaat untuk tubuh. Hal itulah yang kurasakan. Fisik lebih kuat, dan tidak mudah sakit. Selain itu, ketika berolah raga, akan terasa lebih gembira. Karena ada Hormon Endorfin yang dihasilkan saat berolah raga. Info ini baru saja kuketahui, dan semakin memotivasiku untuk menggalakkan kegiatan senam di sekolah.

Hal yang lebih menggembirakan lagi, beberapa waktu lalu aku diutus oleh sekolah untuk menjadi peserta Training For Trainer (TFT) Senam yang akan dilaksanakan pekan depan. Usai mengikuti pelatihan ini, aku harus  menjadi instruktur untuk para guru dan siswa di sekolahku. Aku kian bersemangat. Ternyata menjadi pelatih senam tak selalu menjadi kewajiban Guru Penjaskes. Aku mendapat kepercayaan untuk mengisi kesempatan ini. Jadi semakin percaya diri dengan rutinitas senam yang kulakukan.


Bandarlampung, 14 Oktober 2018


 Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba yang diadakan oleh @dream.co.id tahun 2018.

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung