Senin, 26 November 2018

Chihayafuru



Negara: Japan
Genre: Comedy, Drama, Romance


Film tentang persahabatan ini sangat menarik. Ada unsur kebudayaan Jepang yang dimunculkan. Ketika saya menonton film ini pertama kali, jadi menambah pengetahuan tentang Kureta. Bermain tebak puisi klasik yang tak hanya mengandalkan hafalan, tapi juga insting. Kecepatan tangan, bahkan sangat menguras energi terlihat.


Sembari membayangkan bagaimana puisi dari penyair Indonesia dibuat sedemikian, sepertinya akan menarik juga. Atau malah kurang digemari? Ya, begitulah penghargaan manusia Indonesia terhadap karya sastra.
Di film ini, meskipun terjadi konflik cinta antar sahabat, di akhir kisah masih tetap dibuat tokoh utama tidak menentukan pilihan di antara kedua sahabatnya. Sehingga makin membuat penonton penasaran. Tapi, sangat bagus untuk menjadi jalan terciptanya film lanjutan. Hingga bagian ke tiga film ini, karakter yang dimunculkan dari setiap pemainnya adalah karakter positif. Maka sangat direkomendasikan bagi remaja, untuk pembentukan karakter. Bahwa di setiap tahunnya ada peningkatan prestasi di diri siswa. meskipun aktif dalam kegiatan ekskul, namun tetap memperjuangkan prestasi di sekolah. Ini adalah contoh siswa yang bagus, bukan?


Konflik yang sederhana, karena genrenya memang komedi, meskipun muncul perselisihan, tetap bisa diselesaikan dengan damai. Banyak tersenyum dan menganggap permasalahan adalah perihal ringan yang bisa dicari jalan keluarnya.  Ini adalah langkah bijak yang bisa ditempuh oleh kaum muda. Tidak menonjolkan emosi dalam keseharian, namun meninggikan pengendalian diri dengan bijaksana. 


Rabu, 21 November 2018

Sensei, Kisah Seorang Siswa yang Minyinta Sang Guru





Sutradara: Takahiro Miki,
Genre: Romance.


Dunia pendidikan biasanya demikian. Kisah romantika sering terjadi antar siswa, guru, bahkan guru dengan siswa. Di film ini, kisah cinta antara siswa dengan sang guru menjadi topik yang diangkat. Ternyata di Jepang, penghormatan terhadap guru begitu dijunjung tinggi, sampai menyukai guru juga menjadi suatu hal yang tak diperbolehkan. Konflik dengan keadaan menjadi semakin rumit, jika di antara keduanya tidak berhasil mengendalikan diri. 


Pada akhirnya rasa cinta itu haruslah ditebus dengan kepergian sang guru. Namun janji untuk kembali jumpa di akhir kelulusan menjadi komitmen antara keduanya. Di  akhir film, pak Itou menunggu Hibiki. Mereka kembali bersua, setelah berpisah beberapa waktu. 


Film sederhana ini tidak menyajikan konflik yang berat, semua berlangsung sederhana. Adapun pihak ketiga, tidaklah terlalu menggerogoti cinta antara mereka berdua. Pesan yang bisa diambil adalah, kendalikan emosi, agar segala sesuatu berjalan dengan baik.

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung