Minggu, 08 Oktober 2017

Teacher’s Diary




Film Thailand ini sangat bagus. Menginspirasi. Tentang kehidupan seorang guru yang bersemangat dan punya prinsip. Meskipun dipindah tugaskan di tempat yang sulit, tak ada listrik, jumlah siswa sedikit, tetap saya ia melaksanakan tugasnya.

Awalnya, alur yang dibuat unik. Seperti ada irisan waktu yang berbeda. Setelah mengikuti beberapa menit, barulah penonton akan menyadari, bahwa di film ini ada kisah dua orang guru yang diceritakan. Keduanya berkaitan, hanya ada perbedaan waktu. Bu  Ann adalah seorang guru yang meninggalkan sekolah kapal karena akan menikah beberapa bulan lagi, kemudian digantikan oleh Pak Song, seorang guru muda yang memang sedang mencari pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan, meskipun latar belakang beliau adalah seorang atlit pegulat.

Di tengah keputus asaannya tinggal dalam keterbatasan di sekolah kapal, tak sengaja pak Song menemukan buku harian Bu Ann. Buku itu menceritakan kejadian setiap hari yang dialami Bu Ann. Selalu penuh tantangan. Sebagai wanita yang mandiri, meskipun sulit Bu Ann berhasil menghadapi. Tinggal di sekolah kapal, di permukaan laut, tanpa tetangga. Hal ini menjadi penyemangat bagi Pak Song. Akhirnya ia memantapkan untuk mengabdi di sekolah kapal. Meskipun siswanya hanya ada empat orang. 

Pengalaman - pengalaman diceritakan. Bergantian, setelah Bu Ann, baru pak Song. Seolah menyatakan bahwa kejadian dan tantangan seru selalu mereka alami di sekolah kapal ini. Bu Ann harus berani mengambil mayat yang tersangkut di tempat pembuangan, meskipun ia seorang wanita. Sembari memasak, tetap mengajari anak – anak dengan pertanyaan - pertanyaan singkat. Pak Song harus mengusir ular di saat beliau sedang mengajar, sampai menghadapi badai bersama para muridnya. Namun di keesokan harinya, mereka bersama - sama memperbaiki sekolah kapal. Ada perbedaan antara Bu Ann dan Pak Song. Bu Ann begitu jadi idola, tidak pernah marah, dan juga pintar. Sedangkan Pak Song, masih sering mengedepankan emosinya, dan kurang cakap dalam mengajarkan Matematika. Sampai - sampai beliau harus sembunyi di WC, karena hendak belajar  sebelum mengajarkan satu soal kepada siswanya. Melalui catatan harian Bu Ann, Pak Song banyak belajar. Beliau termotivasi. Belum lagi tantangan siswanya yang memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Juga para siswa yang membanding - bandingkan guru yang satu dengan yang lain. Tapi beliau mau belajar dan memperbaiki diri, sehingga akhirnya disukai oleh para muridnya.

Film ini seru. Kisahnya mengalir sederhana, konflik tidak terlalu kompleks. Tapi relevan dengan kehidupan yang sebenarnya. Dunia pendidikan, ya demikian. Ada tanggung jawab besar para guru, yang tak hanya mencakup keberhasilannya sendiri, karena keberhasilan seorang guru juga melingkupi keberhasilan para muridnya. Ini yang harus ditanamkan di jiwa para pendidik.

Bandarlampung, 8 Okto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung