Senin, 24 April 2017

Another, Kematian yang Ditutupi





Judul                     : Another
Sutradara              : Takeshi Furusawa
Pemain                  : Kento yamazaki, Ai Ashimoto, Ai kato
Tahun produksi      : 4 Agustus 2012



Another adalah film yang diangkat dari manga, kemudian anime, dan dibuatlah live actionnya. Kebetulan saya menonton animenya terlebih dahulu, jadi ketika menonton filmnya menjadi lebih paham. Saya tidak akan menjadikan review di sini sebagai perbandingan antara anime dengan live actionnya. Karena harus dilihat juga dari ragam sudut pandang. Untuk membuat film yang benar - benar sesuai dengan versi anime atau manga tentulah sulit juga. Bisa saja perbedaan dibuat untuk menghindari kemonotonan dati suatu tontonan. Sutradara lebih berhak. Lantas, sebagai penonton urusan hak mengomentari tentu dimiliki.
Shakakibara akhirnya lega ketika menyadari bahwa Misaki Mei adalah nyata. Kebingungannya tetap saja berlanjut. Keanehan yang ia temukan di kelasnya belum juga terpeecahkan. Sampai akhirnya, fenomena kematian beruntun itu mulai terjadi kembali. Shakakibara menjadi orang ke dua yang dianggap tidak ada di kelas 3.3. hal itu tak menjadi masalah. Ia malah lebih leluasa berbincang dengan Mei dan berusaha mencari tahu akar dan juga pemecahan masalah yang tengah terjadi. 

Ternyata solusi dari permasalahan itu terpecahkan. Mereka berinisiatif untuk menghentikan kematian beruntun. Shakakibara dan Mei secara tidak sengaja menemukan rekaman kaset yang memang ditinggalkan oleh seniornya bertahun - tahun silam. Dari kaset itu ditemukan cara untuk menghentikan kematian beruntun. Caranya adalah dengan membunuh kembali sosok yang sudah meninggal yang hidup kembali. Di hari yang sudah direncanakan, pada saat study tour kelas; Shakakibara bermaksud menyampaikan rekaman tersebut kepada teman - temannya. Namun di luar rencana, kaset tersebut sudah di dengar oleh teman - temannya yang lain. Informasi ini tersebar dengan cepat. Kekacauan terjadi. Mereka saling curiga dengan teman - teman mereka sendiri. Saling membunuh. Sampai akhirnya di akhir, Mei yang memang memiliki kemampuan untuk melihat aura seseorang, apakah seorang itu hidup atau sudah mati; hendak membunuh Reiko, bibi dari Shakakibara. Di ending cerita, Reiko meninggal. Tak ada seorangpun yang mengingat Reiko. Juga peristiwa aneh sebelumnya. Kemudian keadaan kembali normal. Shakakibara dan Mei, merekam suara mereka di kaset. Tentang cara menghentikan peristiwa fenomena aneh tersebut, jika suatu saat terjadi, para junior dapat mengatasinya. 

Dari ide cerita, yang namanya fiksi memang sah saja jika dimunculkan keanehan. Terlebih lagi jika berbau misteri. Ya, sah saja. Logika dikesampingkan. Tentang manipulasi ingatan, peristiwa kematian beruntun, menjadi pendukung yang baik untuk kisah horor. Tidak dihadrkan hantu – hantu dalam film ini. Analisa penonton juga digunakan. Saya juga berpikir, kenapa bisa begini, kemudian demikian? Pada intinya penulis benar - benar piawai dalam meramu kisah ini. Tentu saja, saya harus mengikuti alurnya sampai ending. Berharap kebingungan saya terjawab. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, jika menonton versi animenya, penonton akan mendapatkan informasi yang lebih rinci. Namun jika langsung di versi live action, setiap peristiwa yang menampilkan data, hanya dimunculkan secuplik. 

Hikmah yang bisa saya ambil dari film ini:
Keberanian memang harus diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan. Jika hanya dipikirkan dan mengikuti seperti yang sudah - sudah, yang ada hanyalah mengikuti arus. Permasalahan tetap akan muncul. Namun tidak terselesaikan, tidak ada perubahan.

Ini adalah penerimaan subjektif. Beda orang, tentu beda penangkapan. Mungkin ada pendapat yang lain? Mari berbagi informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung