Senin, 05 Desember 2016

Cordoba, Konstantinopel, dan Vienna, Tiga Kota Saksi Sejarah Kejayaan Peradaban Islam yang Terlupakan



Tiga kota saksi sejarah kejayaan peradaban islam yang terlupakan.
Penulis                                : Churiya El – Khadiri
Penerbit                              : Araska, Yogyakarta.
Jumlah halaman                   : 240
ISBN                                  : 978-602-300-082-1



Setelah membaca buku ini ada beberapa hal yang benar - benar  menambah wawasan. Buku yang ditulis dengan padat ini memaparkan penjelasan rinci namun ringkas. Memang tidak disampaikan secara detail. Namun cukuplah sebagai galian lapis atas. Untuk lebih mendalam, bisa dikaji khusus per bagiannya. Bisa disimpulkan bahwa penulis berusaha merangkum namun tetap menyajikan poin - poin penting dalam sejarah kejayaan peradaban Islam.

Proses masuknya Islam di Eropa pada tahun 711 masehi, pada masa Daulah Umayyah melalui beberapa jalan, yaitu:
1.       Jalan Barat. Ini adalah rute perjalanan yang dimulai dari Afrika Utara menuju Semenanjung Iberia.
2.       Jalan Tengah, dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju Semenanjung Apenina.
3.       Jalan Timur, dari Byzantium terus sampai ke kota Wina di Austria.

Sebelum Islam masuk di Cordoba, kondisi rakyat bisa dikatakan sangat memprihatinkan. Masyarakat terbagi ke dalam kelompok - kelompok berdasarkan status sosial kepemilikan harta. Bahkan penguasa pun tak memiliki hak istimewa. Para pemuka agama tak mempedulikan masyarakat. Toleransi beragama tidak berjalan dengan baik. Penganut agama Yahudi diperlakukan secara tidak adil. Hingga sampai terjadi pertumpahan darah. 

Kemudian Islam masuk di Cordoba, mengubah kondisi sosial masyarakat. Hal ini diawali dengan penaklukan daerah demi daerah, Andalusia kemudian Cordoba. Mengapa kaum muslimin bisa menaklukkan daerah ini? Karena pasukan Islam yang kuat dan pemberani, juga kaum muslimin memiliki sikap toleransi dan tolong menolong, sehingga penduduk Andalusia menyambut dengan baik kehadiran Islam di wilayah tersebut.
Proses perkembangan Islam di Cordoba terbagi menjadi tiga periode, yakni:

Periode pertama (711-755 masehi)
Pada masa ini pemerintahan Islam di Andalusia belum bisa melakukan pembangunan. Masih terjadi konflik di daerah- daerah. Kondisi sosial dan pemerintahan belum stabil.
Periode kedua (755-912 masehi)
Pada masa ini sudah mulai melakukan pembangunan peradaban dan kebudayaan. Sudah didirikan masjid - masjid. Dipimpin oleh beberapa khalifah:
1.       Abd al-Rahman al-Dakhil (755-788 masehi)
2.       Hisyam ibnu Abdurrahman (788-796 masehi)
3.       Hakam ibn Hisyam (796-822 masehi)
4.       Abdur rahman Al-Ausat (822-852 masehi)
5.       Muhammad ibn Abdur rahman Al-Ausat (852-886 masehi)
6.       Munzir ibn Muhammad (886-888 masehi)
7.       Abdullah ibn Muhammad (888-912 masehi)

Periode ketiga (912-1013 masehi)
1.       Abd al-Rahman al-Nasir (912-961 masehi)
2.       Hakam II Al Musthanshir (961-976 masehi)
3.       Hisyam II Al Mu’ayyad (976-1009 masehi)

Kemudian perlahan Islam di Cordoba mengalami keruntuhan. Disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah: terjadinya pemberontakan dari kalangan keluarga kerajaan sendiri, kacaunya sistem pengangkatan ke khalifahan. Karena ketidakpuasan dan kecemburuan, serta ambisi untuk berkuasa, maka pemberontakan sering muncul. Hingga akhirnya membentuk kerajaan - kerajaan kecil. Terlalu fanatik atas kesukuan tertentu, bahkan konflik nasrani dan islam.

Dari Cordoba, kita beranjak ke Konstantinopel. Hal ini diawali oleh berita gembiar yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, tentang penaklukan Konstantinopel.
“ Sesungguhnya kota Konstantinopel pasti akan ditaklukkan oleh seseorang. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik – baik pemimpin, dan pasukannya adalah sebaik - baik pasukan. (HR. Ahmad bin Hanbal)

Dengan ini kaum muslimin semakin bersemangat. Penaklukan sudah dimulai sejak masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan, namun belum juga berhasil. Perluasan kerajaan terus dilakukan oleh kaum muslimin. Hingga akhirnya Konstantinopel dapat ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Al Fatih pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H/ 29 Mei 1453 masehi.

Sultan Muhammad Al Fatih (855 - 886 H/ 1451-1481 masehi)
Beliau dilahirkan pada 30 Maret 1432. Ayahnya adalah Sultan Murad 1 dan ibunya bernama Huma Hatun, putri dari Abdullah dari Hum. Sultan Muhammad II sangat disegani oleh rakyatnya. Beliau pemberani, cerdas, dan adil. Penaklukan Konstantinopel memakan waktu yang cukup lama. Tentu dengan strategi yang luar biasa, dan perencanaan yang matang. Sultan Muhammad II senantiasa membangkitkan semangat juang pasukan nya dengan motiasi ruhiyah yang luar biasa. Beliau selalu menekankan bahwa mereka  adalah tentara yang akan menaklukkan Konstantinopel. Mereka adalah sebaik - baiknya tentara yang telah diceritakan dari generasi sebelumnya. 

Tak hanya itu, Sultan Muhammad Al fatih adalah sosok yang menjadi teladan bagi pasukannya. Menjadi imam sholat dalam peperangan. Beliau selalu berkeyakinan bahwa Konstantinopel pasti akan ditaklukkan. Dan ini menjadi pengokoh bagi pengikutnya. Kisah keteladanan sosok Al Fatih sangat unik. Perlu waktu khusus untuk pembahasan beliau. Kisah yang mengharukan dan menumbuhkan gelora juang. Pada buku ini juga diceritakan poin - poin pentingnya. Setelah penaklukan pun, Muhammad Al Fatih tetaplah menjadi penguasa yang bijak. Beliau tidak memaksakan bahwa seluruh penduduk Konstantinopel untuk langsung berislam, beliau memberikan kebebasan beragama dengan jaminan keselamatan. Demikianlah karakter beliau, sehingga Muhammad Al fatih begitu disegani. Beliau wafat Kamis, 4 Rabiul Awal 886 H/ 3 Mei 1481 masehi.

Sultan Bayazid II (886-918 H/ 1480-1512 Masehi)
Sultan Bayazid dilahirkan pada 3 Desember 1447 masehi dan wafat tanggal 26 mei 1512 masehi. Sultan Bayazid adalah anak tertua Sultan Muhammad Al fatih. Beliau adalah sosok yang cerdas, menyukai sastra, pintar dalam hal syariat, dan sangat menyukai ilmu astronomi. Sultan Bayazid mendapatkan julukan “ Yang Adil”, karena menyeimbangkan perlindungan bagi budaya Barat dan juga Timur. Sangat memperhatikan pembangunan sarana dan prasarana umum seperti maasjid, rumah sakit, sekolah, pemandian umum, rumah untuk para tamu, dan jembatan. 

Kekuasaannya menjadi rebutan saudara -saudara yang lain. Dari sinilah konflik keluarga timbul. Sebelum beliau meninggal, kekuasaan kerajaan telah diserahkan kepada putranya. Tak lama setelah penyerahan kekuasan itu, Sultan Bayazid II meninggal dunia. Kekuasaan kerajaan dilanjutkan oleh putra beliau yang bernama, Sultan Salim I.

Sultan Salim I (918-926 H/ 1512-1520 masehi)
Sultan Salim lahir pada tanggal 22 September 1466 masehi. Sultan Salim sangat tegas dan keras. Ia tak segan menyingkarkan lawan politikya, walaupun mereka adalah saudara atau anak - anaknya sendiri. Beliau mendapatkan julukan “Yavuz”, yang berarti kejam. Demi kelangsungan kekuasaann6ya, beliau membunuh saudara serta beberapa anak kandungnya sendiri.

Pemerintahan Sultan Salim banyak sekali mengalami perubahan. Termasuk perluasan wilayah ke Eropa pun dihentikan. Belliau memfokuskan ke Timur. Hal ini dilakukan agar menyelamatkan wilayah Islam dari rongrongan bangsa Portugis dan Spanyol.  Selain tiu juga dimaksudkan untuk membendung aliran Syiah di Anatolia dan Irak yang disponsori oleh Dinasti Safawiyah dari Persia.  Penyerangan yang dilakukan ini menyebabkan bersatunya Suriah, Palestina, dan Mesir ke dalam wilayah kesultanan Usmaniyah.  Maka kota suci Mekkah dan Madinah secara otomatis masuk ke dalam kekuasaannya. Sultan Sallim I kemudian mengangkat dirinya sebagai Khadim ul Harimayn (pelayan dari dua kota suci), yaitu Mekkah dan Madinah.

Kebijakan pemerintahan Sultan Salim I mengokohkan pertahanan umat muslim. Berkembang dengan pesat dan lebih luas. Ini berpengaruh pada negara - negara di Eropa.  Kekuatan Eropa khususnya Portugis menjadi hilang. Bersamaan dengan itu negara - negara di Eropa mengalami kemunduran dan melemah. Kemudian berusaha bangkit dengan melakukan gerakan Renaisans. Meskipun pemberontakan banyak muncul dari keluarga kesultanan sendiri, namun tak menghilangkan kharisma beliau sebagai penguasa yang berkompeten, hingga pemerintahannya berjalan aman dan sejahtera.

Untuk menghancurkan lawan, tidak perlu melakukan penyerangan. Cukup dengan memperkuat diri kita, ketahanan kita, dan mengembangkan kemampuan kita, mematangkan apa yang sudah dimiliki. Sehingga ini akan membuat musuh ketakutan dan melemah.

Sultan Sulaiman Qanuni (927-974 H/ 1520-1566 masehi)

Sultan Sulaiman Qanuni lahir pada tanggal 6 November 1494 masehi di Trazbun. Di daerah pantai Laut Hitam. Nama ibunya adalah Valide Sultan Aishe Hafsa sultan atau Hafsa hatun Sultan, yang wafat tahun 1534 masehi. Sultan Sulaiman dikenal sebagai pemberi hukum. Oleh sebab itu diberi gelar Al Qanuni. Beliau adalah putra dari Sultan Salim I. sejak kecil Sultan Sulaiman sudah dikirim ayahnya untuk belajar Sains, sejarah, sastra, teologi, dan taktik militer di sekolah istana Topkap di Konstantinopel. Pada usia 17 tahun beliau sudah menjabat sebagai gubernur Kaffa (Theodosia) dan Sarukhan (Manisa) setelah sebelumnya menjabat sebentar di Edirne. Ketika ayahnya meninggal, maka beliau kembali ke Konstantinopel dan mengambila kekuasaan sebagai sultan Usmaniyah ke - 10.

Pada pemerintahannya banyak sekali pembangkangan yang dilakukan oleh orang - orang di bawahnya. Gubernur, tokoh Syi’ah, bahkan di kemudian hari sahabat kecilnyapun, Ibrahim Pasha menjadi musuh baginya. Namun beliau bisa mengatasi permasalahan tersebut. Sultan Sulaiman melancarkan reformasi legislatif yang berhubungan dengan masyarakat, pendidikan, perpajakan, dan hukum kriminal. Pada ,asa pemerintahan Sultan Sulaiman, Utsmaniyah mencapai masa keemasan dalam bidang artistik, sastra, dan arsitektur. Sultan Sulaiman juga menguasai lima bahasa, yaitu bahasa Turki Utsmaniyah, Arab, Serbia, Chagatai (dialek bahasa Turki dan berhubungan dengan Uighur), dan Persia. Penaklukan wilayah Eropa tetap dilakukan, keberhasilan pun dicapai.  Sultan Sulaiman menyusun undang - undang dengan sangat hati - hati, agar tidak belanggar hukum dasar Islam.

Akhir kekuasan Sultan Sulaiman diawali dengan konflik dari keluarga Sultan sendiri. Ambisi untuk memperebutkan kekuasaan terjadi pada anak - anaknya. Diwarnai dengan pembunuhan untuk memperebutkan tahta. Pada akhirnya pemerintahan selanjutnya dipimpin oleh Sultan Salim II.

Sultan Salim II (975-982 H/ 1566-1573 masehi)
Sultan Salim II lahir pada 28 Mei 1524 masehi. Ia adalah sultan pertama yang tidak tertarik pada urusan militer. Beliau menyerahkan urusan ini kepada para menterinya. Jika bukan karena menterinya yang mumpuni, kemungkinan besar pemerintahan Utsmani telah runtuh. Namun, pengaruh Turki Utsmani tetap terangkaat di mata para musuhnya karena bantuan Muhammad Pasya, seorang menteri.

Pemerintahan Sultan Salim mulai mengalami kemunduran setelah perang Lepanto terjadi. Peperangan ini telah meruntuhkan kejayaan masa silam di bidang militer khususnya kelautan. Banyak sekali kerugian yang dialami, banyak yang menjadi tawanan, kapal - kapal tenggelam dan dirampas oleh musuh. Selain itu pengaruh kejayaan Turki Utsmani menjadi pudar di hadapan para musuhnya. Dikarenakan hal ini, pemerintah Utsmani tidak berpikir untuk melakukan pembangunan masa keemassan mereka di lautan. Pemerintahan ini lebih fokus pada penjagaan tempat - tempat suci kaum muslimin, kemudian laaut Merah dan Telluk Arab sebagai sabuk pengaman bagi tempat - tempat suci tersebut. Tentu saja ini menuntut penjagaan armada militer untuk membendung pasukan Portugis.

Sultan Salim II wafat pada 982 H/ 1574 masehi, dan ini adalah awal dari keruntuhan Dinasti Turki Utsmani di Konstantinopel.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kerajaan Utsmani mengalami kemunduran, di antaranya adalah:
Wilayah kekuasaan yang sangat lluas, penduduk yang heterogen, kelemahan para penguasa, adanya budaya pungutan liar, adanya pemberontakan para tentara, merosotnya perekonomian, adanya stagnansi dalam lapangan ilmu dan teknologi.

Pada saat munculnya gerakan - gerakan revolusi dan melemahnya kekhalifahan Islam, muncullah seorang tokoh Islam, Mustafa Kemal Attaturk. Pada awalnya beliau setia kepada Turki Utsmani. Namun pendiriannya kemudian berubah. Ia menganggap kerajaan Turki Utsmani tidak dapat lagi dipertahankan. Ia mengembangkan paham nasionallisme Turki dan menginginkan diakhirinya kerajaan Utsmani. Tanggal 29 Oktober 1923 Republik Turki diproklamasikan dan Attaturk menjadi presiden pertama. Jabatan ini dipangkunya hingga akhir hayatnya. Peradaban islam tetep berlanjut di Konstantinopel, kini bernama kota istanbul di bawah pemerintahan Republik Turki.

Sedangkan di Vienna atau Wina, meskipun umat muslim pernah mengalami kegagalan ketika hendak menaklukkan kota tersebut, peradaban islam tetap muncul di sana. Undang - undang tahun 1867 menjamin kebebasan semua agama di kerajaan. Hal ini memudahkan umat muslim untuk membangun masjid. Meskipun di kota ini kaum muslimin minoritas, namun di tahun 1912 umat muslim dengan resmi mendirikan komunitas Iman Islam di Austria. Pemerintah di sini sangat menjunjung tinggi toleransi antar agama, sehingga Islam bisa berkembang dengan baik di kota tersebut. Di tahun 2010 umat islam meningkat 6% dari seluruh penduduk di Austria. Berkisar antara 500 ribu sampai dengan 600 ribu jiwa. Dengan etnis terbesar adalah Turki (sekitar 110 ribu), Bosnia (85 ribu), Afgan (31 ribu), Pakistan (8.b00), dan Serbia (3.000).



Bandarlampung, 6 Desember 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung