Minggu, 07 Februari 2010

Selembar Nafas


Langit, menyanyikan masa lalu. Di sana ada aku dan dirimu. Melonjak - lonjak dalam waktu. Di situ, di pelabuhan kecil suatu ketika. Telah kita titipkan cita. Telah kuambil kemarin itu. Kapan selanjutnya engkau, singgah dan meniru?

Kalau lembah sudah kita lalui, maka bukit kelanjutannya. Kita tak tahu, apa menghadang di depan. Lantas apa yang memberanikan diri untuk tetap berjalan? Keyakinan akan esok yang lebih baik.

Kepada:
Lenteraku yang mulai meredup, tetaplah menerangi, meski sinar itu hanya pendar - pendar. Gusar dimiliki. Pembayarnya adalah senyum keikhlasan. Percayalah, segala itu indah, pada waktunya.

Teman - temanku seperjuangan, di tahap ini sudah kulunasi. Pahitnya akan hilang, ketika kita tebarkan kemenangan. Semua ada masanya, tentu kita, berkesempatan meraih. Tetap bersemangat, sedih - sedih kita, luka - luka kita, doa - doa kita, ada di langit, pada catatan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung