Rabu, 17 Februari 2010

Air Mata adalah milik kita


Apakah, besok masih terluang untuk kita? Menceritakan gerak - gerak tadi, yang sempat kita candai bersama. Tak seakrab dulu, betapa mengirisnya. Kepingan, sudah menjadi sejarah, kawan. Tapi, nasi masih ada untuk disantap. Kerupuk udang khas masih berlabuh di pangkuan. renyahnya, segaring cinta yang terkelupas. Karena kering berkepanjangan tak terberantas.

Seperti itulah rasa yang kita jaga, indahnya berpaut duri. Luka jemari bila dipaksa. Sedang airmata, adalah milik kita malamnya.

(Tentang FLP di DKL, hari ini. 14 Februari 2010)

1 komentar:

  1. *hari ini belum genap sepurnama, permata itu jatuh,lepas dari tangan yang berpaut duri, retak, dan hatiku gerimis pilu*

    BalasHapus

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung