Kamis, 17 Januari 2019

Sate Padang





Oleh: Desma Hariyanti



Rempah kaya di perjamuan,
Irisan dadu, berpadu
Mengunyah pelan, dikuahi pedas - pedas,
Ditelan, hmm…rasa yang khas.

“ Indak nampak urang nan lalu.”
Begitu senandung didendangkan para pelagu.
Kelezatan yang membuat abai sekeliling,
Pengobat risau sanak rantau.
Hidangan menambat pada piring berdaun pisang,
Mata melebar, senyum mengembang, jiwa benderang.

Sate padang terhidang,
Berkaca - kaca Mandeh dalam bayangan.
Memintal doa begitu rapi, dibawa malaikat ke langit - langit,
Menengok umur nan sudah terlewat,
Aduhai, banyak nian dosa tercatat.

Kerut punggung tangan dan dahi,
Tak kuasa biarkan pinta sembunyi,
Dipilih - pilihnya kata pada Sang Maha,
“ Tuhanku, percayakan aku sekejap saja.”
Kemudan beranjak lagi buah tasbih, di bibir dan jemari.
Senja telah tiba di pangkuan, dan ia belum juga berdiri.

Sate Padang, habis kuganyang.
Tiada wajahnya pada ponsel cinta.
Memang sulit jalin kata pada udara,
Mungkin tak perlu juga,
Bersurat pun tak terbaca,
Hendak bagaimana tanganku menyapa?

Surya tenggelam mengubur para cahaya,
Dalam letih kuusap namanya yang lara,
Tak perlu kata - kata,
Ia menungguku hingga lini dunia.
Oh, Bundo kanduang, jika jumpa sekejap suatu ketika,
Sate Padang lamak nian kubawa.
Rasa sedap untuk disantap,
Karena cinta selalu mendekap,
Kemudian kita ceritakan pada semesta hingga terlelap.



Bandarlampung, 2 Maret 2018






Lolos seleksi lomba Puisi tema Makanan dan Manusia di Poetry Prairie Literature Journal, April 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung