Selasa, 27 Januari 2015

pemberhentian






kau akan tahu, dimana aku berhenti.
begitu juga aku, tahu dimana pemberhentianmu.

apakah kau lihat rembulan membiru?
langit antarkan kisah kita di masa lalu.
kau hadir di kerentaanku, dengan senyum simpul mendamaikan.
senandungmu membuatku cerah.

apakah bumi dingin telah meremukkan belulangmu?
kembalilah padaku, temukan cinta yang dulu bersamaku.
aku takkan pernah asingkanmu sendiri.
kita miliki pendamai yang takkan padam.

kemarilah, aku telah siapkan lautan teduh untuk kita pandangi
juga bebatuan bisu yang merekam langkah kita di tepian ini.
jika mereka semua meninggalkanmu, melangkahlah tenang. 
aku akan datang mendampingimu.
sampai engkau kokoh, dan berlarilah.

16;40 wib

















1 komentar:

  1. Akhirnya ada postingan juga setelah sekian lama membisu. puisimu tetap seperti dulu, kawan. maknanya dalam.

    BalasHapus

TERIMAKASIH TELAH SINGGAH

Perjalanan hidup manusia berputar seperti roda. Suatu saat akan berhenti, bila telah tiba di tujuan. Namun, adakalanya roda itupun berhenti karena hambatan. Hidup beserta masalah adalah lumrah. Memang demikian adanya. Hidup tanpa masalah mungkin juga ada. Akan tetapi, itulah masalahnya, mengapa bisa tidak ada masalah? Normalkah?

Maka kembali pada bagaimana kita menyikapi. Terbelit dalam kerumitan, pikirkanlah solusi; bukan kesulitannya. Karena hal ini akan menjelma beban.

Serahkan pada sang Penguasa semesta, karena Allah swt maha berkehendak. Entah bagaimana penyelesaiannya, terkadang tak pernah sedikitpun terbayang dalam pikiran. Lantas untuk apa lagi ragu? Bila tak sanggup membina diri, bersama iman dan taqwa padaNya, tunggulah kebinasaan itu dari jalan yang tak disangka -sangka.




Yang Akan Dibanggakan

Yang Akan Dibanggakan
Menara Siger Lampung